Entri Populer

Kamis, 20 Juni 2013

sistem reproduksi jantan dan betina

BAB II PEMBAHASAN A. Alat Reproduksi Betina Reproduksi hewan betina adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan seluruh tubuh hewan itu. Sistem reproduksi akan berfungsi bila makhluk hidup khususnya hewan ternak dalam hal ini sudah memasuki sexual maturity atau dewasa kelamin. Setelah mengalami dewasa kelamin, alat-alat reproduksinya akan mulai berkembang dan proses reproduksi dapat berlangsung baik ternak jantan maupun betina. Sistem reproduksi pada betina terdiri atas ovarium dan sistem duktus. Sistem tersebut tidak hanya menerima telur-telur yang diovulasikan oleh ovarium dan membawa telur-telur ke tempat implantasi yaitu uterus, tetapi juga menerima sperma dan membawanya ke tempat fertilisasi yaitu oviduk. Pada mamalia, ovarium dan bagian duktus dari sistem reproduksi berhubungan satu dengan yang lain dan melekat pada dinding tubuh dengan sebuah seri dari ligamen-ligamen. Ovarium menerima suplai darah dan suplai saraf melalui hilus yang juga melekat pada uterus. Oviduk berada di dalam lipatan mesosalpink, sedangkan mesosalpink melekat pada ligamen ovarium. Ligamen ini melanjutkan diri ke ligamen inguinal, yang homolog dengan gubernakulum testis. Bagian ligamen ini membentuk ligamen bulat pada uterus yang kemudian melebarkan diri dari uterus ke daerah inguinal. Alat-alat reproduksi betina terletak di dalam cavum pelvis (rongga pinggul). Cavum pelvis dibentuk oleh tulang-tulang sacrum, vertebra coccygea kesatu sampai ketiga dan oleh dua os coxae. Os coxae dibentuk oleh ilium, ischium dan pubis. Secara anatomi alat reproduksi betina dapat dibagi menjadi : ovarium, oviduct, uterus, cervix, vagina dan vulva. Ovarium Ovarium adalah organ primer (atau esensial) reproduksi pada betina seperti halnya testes pada hewan. Ovari dapat dianggap bersifat endokrin atau sitogenik (menghasilkan sel) karena mampu menghasilkan hormon yang akan diserap langsung ke dalam peredaran darah, dan juga ovum. Ovarium merupakan sepasang kelenjar yang terdiri dari ovari kanan yang terletak di belakang ginjal kanan dan ovari kiri yang terletak di belakang ginjal kiri. Ovarium seekor sapi betina bentuknya menyerupai biji buah almond dengan berat rata-rata 10 sampai 20 gram. Sebagai perbandingan, pada sapi jantan dimana ”biji” pejantan berkembang di tubulus seminiferus yang letaknya di dalam pada betina jaringan yang menghasilkan ovum (telur) berada sangat dekat dengan permukaan ovari. Ovarium terletak di dalam rongga perut berfungsi untuk memproduksi ovum dan sebagai penghasil hormon estrogen, progesteron dan inhibin. Ovarium digantung oleh suatu ligamentum yang disebut mesovarium yang tersusun atas syaraf-syaraf dan pembuluh darah, berfungsi untuk mensuplai makanan yang diperlukan oleh ovarium dan sebagai saluran reproduksi. Ovarium pada preparat praktikum ini berbentuk lonjong bulat. Fungsi ovarium sendiri adalah memproduksi ovum, penghasil hormon estrogen, progesteron dan inhibin.Pada semua hewan menyusui mempunyai sepasang ovarium dan mempunyai ukuran yang berbeda-beda tergantung pada species, umur dan masa (stadium) reproduksi hewan betina. Bentuk ovarium tergantung pada golongan hewan: 1. Pada golongan hewan yang melahirkan beberapa anak dalam satu kebuntingan disebut Polytocous, ovariumnya berbentuk seperti buah murbei, contoh: babi, anjing, kucing 2. Pada golongan hewan yang melahirkan satu anak dalam satu kebuntingan disebut Monotocous, ovariumnya berbentuk bulat panjang oval, contoh: sapi, kerbau, sedang pada ovarium kuda bebentuknya seperti ginjal. Ovarium mengandung folikel-folikel yang di dalamnya terdapat masing-masing satu ovum. Pembentukan dan pertumbuhan folikel ini dipengaruhi oleh hormon FSH (Folicle stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipofise. Folikel di dalam ovarium terdiri dari beberapa tahap yaitu folikel primer, terbentuk sejak masih dalam kandungan dan mengandung oogonium yang dikelilingi oleh satu lapis sel folikuler kecil; folikel sekunder, terbentuk setelah hewan lahir dan sel folikulernya lebih banyak; folikel tertier, terbentuk pada saat hewan mencapai dewasa dan mulai mengalami siklus birahi; dan yang terakhir adalah folikel de Graaf, merupakan folikel terbesar pada ovarium pada waktu hewan betina menjelang birahi. Folikel de Graaf inilah yang akan siap diovulasikan (peristiwa keluarnya ovum dari folikel) dan jumlahnya hanya satu karena sapi merupakan hewan monotokosa yang menghasilkan satu keturunan setiap kebuntingan. Peristiwa ovulasi diawali dengan robeknya folikel de Graaf pada bagian stigma dipengaruhi oleh hormon LH (Luteinizing hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar adenohipifise. LH menyebabkan aliran darah di sekitar folikel meningkat dan menyebabkan dinding olikel pecah. Bekas tempat ovum yang baru keluar disebut corpus haemorragicum yang dapat kemasukan darah akibat meningkatnya aliran darah dan menjadi merah, setelah itu terbentuk corpus luteum (berwarna coklat) yang akan menghasilkan hormon progesteron untuk mempertahankan kebuntingan dan menghambat prostaglandin. Sehingga pada saat bunting tidak terjadi ovulasi karena prostaglandin yang mempengaruhi hormon estrogen dan FSH. Apabila pembuahan tidak terjadi, corpus luteum bertambah ukurannya di bawah hormon pituitari anterior yaitu prolaktin dan dibentuklah hormon progesteron yang menekan birahi yang berkepanjangan dan memepertahankan kebuntingan (Blakely and Bade, 1998). Oviduct Oviduct merupakan saluran yang bertugas untuk menghantarkan sel telur (ovum) dari ovarium ke uterus. Oviduct digantung oleh suatu ligamentum yaitu mesosalpink yang merupakan saluran kecil yang berkelok-kelok dari depan ovarium dan berlanjut di tanduk uterus. Oviduct terbagi menjadi 3 bagian. Pertama adalah infundibulum, yaitu ujung oviduct yang letaknya paling dekat dengan ovarium. Infundibulum memiliki mulut dengan bentuk berjumbai yang berfungsi untuk menangkap ovum yang telah diovulasikan oleh ovarium. Mulut infundibulum ini disebut fimbria. Salah satu ujungnya menempel pada ovarium sehinga pada saat ovulasi dapat menangkap ovum. Sedangkan lubang infundibulum yang dilewati ovum menuju uterus disebut ostium. Setelah ovum ditangkap oleh fimbria, kemudian menuju ampula yaitu bagian oviduct yang kedua, di tempat inilah akan terjadi fertilisasi. Sel spermatozoa akan menunggu ovum di ampula untuk dibuahi. Panjang ampula merupakan setengah dari panjang oviduct. Ampula bersambung dengan bagian oviduct yang terakhir yaitu isthmus. Bagian yang membatasi antara ampula dengan isthmus disebut ampulary ismich junction. Isthmus dihubungkan langsung ke uterus bagian cornu (tanduk) sehingga di antara keduanya dibatasi oleh utero tubal junction. Dinding oviduct terdiri atas 3 lapisan yaitu membrana serosa merupakan lapisan terdiri dari jaringan ikat dan paling besar, membrana muscularis merupakan lapisan otot dan membrana mucosa merupakan lapisan yang membatasi lumen. Fungsi oviduct : 1.menerima sel telur yang diovulasikan oleh ovarium, 2.transport spermatozoa dari uterus menuju tempat pembuahan 3.tempat pertemuan antara ovum dan spermatozoa (fertilisasi) 4.tempat terjadinya kapasitasi spermatozoa 5.memproduksi cairan sebagai media pembuahan dan kapasitasi spermatozoa 6.transport yang telah dibuahi (zigot) menuju uterus. Menurut Bearden and Fuquay (1997) panjang oviduct untuk kebanyakan spesies ternak adalah 20 sampai 30 cm. Uterus Uterus merupakan struktur saluran muskuler yang diperlukan untuk menerima ovum yang telah dibuahi dan perkembangan zigot. Uterus digantung oleh ligamentum yaitu mesometrium yaitu saluran yang bertaut pada dinding ruang abdomen dan ruang pelvis. Dinding uterus terdapat 3 lapisan, lapisan dalam disebut endometrium, lapisan tengah disebut myometrium dan lapisan luar disebut perimetrium. Uterus terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama adalah cornu uteri atau tanduk uterus. Cornu uteri ini jumlahnya ada 2 dan persis menyerupai tanduk yang melengkung. Cornu uteri merupakan bagian uterus yang berhubungan dengan oviduct. Kedua cornu ini memiliki satu badan uterus yang disebut corpus uteri dan merupakan bagian uterus yang kedua. Corpus uteri berfungsi sebagai tempat perkembangan embrio dan implantasi. Selain itu pada corpus uteri terbentuk PGF2 alfa. Bagian uterus yang ketiga adalah cervix atau leher uterus. Bentuk-bentuk uterus ada 3, yaitu: 1) uterus bicornus: cornu uteri sangat panjang tetapi corpus uteri sangat pendek. Contoh pada babi. 2) uterus bipartinus: corpus uteri sangat panjang dan di antara kedua cornu terdapat penyekat. Contoh pada sapi cornunya membentuk spiral. 3) uterus duplex: cervixnya terdapat dinding penyekat. Contoh: uterus pada kelinci dan marmut. 4) uterus simple: bentuknya seperti buah pir. Contoh: uterus pada manusia dan primata. Fungsi uterus: 1) saluran yang dilewati gamet (spermatozoa). Spermatozoa akan membuahi sel telur pada ampula. Secara otomatis untuk mencapai ampulla akan melewati uterus dahulu. 2) tempat terjadinya implantasi. Implantasi adalah penempelan emrio pada endometrium uterus. 3) tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio. 4) berperan pada proses kelahiran (parturisi). 5) pada hewan betina yang tidak bunting berfungsi mengatur siklus estrus dan fungsi corpus luteum dengan memproduksi PGF2 alfa. Di dalam uterus terdapat curuncula yang berfungsi untuk melindungi embrio pada saat ternak bunting. Hasil pengukuran uterus pada praktikum ini, panjang corpus uteri adalah 20 cm, panjang cornu uteri adalah 13 cm. Menurut Lindsay et al., (1982) bahwa uterus pada sapi yang tidak bunting memiliki diameter 5 sampai 6 cm. Perbedaan ini dipengaruhi oleh umur, bangsa ataupun kondisi ternak. Cervix Cervix terletak di antara uterus dan vagina sehingga dikatakan sebagai pintu masuk ke dalam uterus. Cervix ini tersusun atas otot daging sphincter. Terdapat lumen cervix yang terbentuk dari gelang penonjolan mucosa cervix dan akan menutup pada saat terjadi estrus dan kelahiran. Cervix menghasilkan cairan yang dapat memberi jalan pada spermatozoa menuju ampula dan untuk menyeleksi sperma. Selama birahi dan kopulasi, serviks berperan sebagai masuknya sperma. Jika kemudian terjadi kebuntingan saluran uterin itu tertutup dengan sempurna guna melindungi fetus. Beberapa saat sebelum kelahiran, pintu itu mulai terbuka, serviks mengembang, hingga fetus dan membran dapat melaluinya pada saat kelahiran (Blakeli and Bade, 1998). Fungsi dari cervix adalah menutup lumen uterus sehingga menutup kemungkinan untuk masuknya mikroorganisme ke dalam uterus dan sebagai tempat reservoir spermatozoa. Vagina Vagina adalah organ reproduksi hewan betina yang terletak di dalam pelvis di antara uterus dan vulva. Vagina memiliki membran mukosa disebut epitel squamosa berstrata yang tidak berkelenjar tetapi pada sapi berkelenjar. pada bagian kranial dari vagina terdapat beberapa sel mukosa yang berdekatan dengan cervix. Vagina terdiri dari 2 bagian yaitu vestibulum yang letaknya dekat dengan vulva serta merupakan saluran reproduksi dan saluran keluarnya urin dan yang kedua adalah portio vaginalis cervixis yang letaknya dari batas antara keduanya hingga cervix. Vestibulum dan portio vaginalis cervixis dibatasi oleh suatu selaput pembatas yang disebut himen. Fungsi dari vagina adalah sebagai alat kopulasi dan tempat sperma dideposisikan; berperan sebagai saluran keluarnya sekresi cervix, uterus dan oviduct; dan sebagai jalan peranakan saat proses beranak. Vagina akan mengembang agar fetus dan membran dapat keluar pada waktunya. Menurut Toelihere (1981), pada hewan yang tidak bunting panjang vagina sapi mencapai 25,0 sampai 30,0 cm. Variasi ukuran vagina ini tergantung pada jenis hewan, umur dan frekuensi beranak (semakin sering beranak, vagina semakin lebar). Vulva Vulva merupakan alat reproduksi hewan betina bagian luar. Vulva terdiri dari dua bagian. Bagian luar disebut labia mayora dan bagian dalamnya disebut labia minora. Labia minora homolog dengan preputium pada hewan jantan sedangkan labia mayora homolog dengan skrotum pada hewan jantan. Pertautan antara vagina dan vulva ditandai oleh orifis uretral eksternal atau oleh suatu pematang pada posisi kranial terhadap uretral eksteral yaitu himen vestigial. Himen tersebut rapat sehingga mempengaruhi kopulasi. Vulva akan menjadi tegang karena bertambahnya volume darah yang mengalir ke dalamnya. Klitoris Klitoris merupakan alat reproduksi betina bagian luar yang homolog dengan gland penis pada hewan jantan yang terletak pada sisi ventral sekitar 1 cm dalam labia. Klitoris terdiri atas dua krura atau akar badan dan kepala (glans). Klitoris terdiri atau jaringan erektil yang tertutup oleh epitel skuamusa berstrata. Selain itu klitoris juga mengandung saraf perasa yang berperan pada saat kopulasi. Klitoris akan berereksi pada hewan yang sedang estrus. Fungsi dari klitoris ini membantu dalam perkawinan. B. SISTEM REPRODUKSI PADA JANTAN Skrotum Skrotum membukus testis. Pada sapi dan domba, skrotum terlihat menggantung diantara belakang, tapi pada babi scrotumnya terletak dibelakang paha dan di bawah anus. Skrotum domba relatif besar dan bulat panjang dengan leher terlihat jelas. Dinding skrotum terdiri atas beberapa lapisan : 1. bagian luar yang merupakan kulit tiipis dan relatif tidak mempunyai bulu/ rambut, tapi mengandung keringat dan kelenjar sebaseous. 2.Bagian yang merekat pada kulit, yaitu tunika dartos, yang berisi kumpulan otot – otot yang halus yang disatukan oleh jaringan pengikat yyang elastis dan dibagian ujung testis dihubungkan secara rapat dengan tunika vaginalis. 3. Lapisan jaringan pengikat. Yang memungkinkan jadinya pegerakan atau penggeseran tunika vagiinalis terhadap kulit. 4. Lapisan otot kremaster, dibagian atas scrotum dan dipisahkan oleh lapisan jaringan pengikat membran serous. 5. lapisan jaringan pengikat membran serous. 6. Membran serous yang mendasari kantung skrotum. Testis Setiap testis tergantung didalam kantung skrotum dengan spermatic cord. Testis dibungkus oleh lapisan viseral dan tunika vaginalis yang lembab. Ini sangat dekat dilekatkan pada kapsul yang tebal yang disebut tunika albuginea, dari sini septa jaringan fibrosa masuk sebagai jaringan penyangga. Anyaman jariinngan pengikat ini menyediakan jalan bagi penyediaan jalan bagi penyediaan darah dan susunan saraf dan membagi testis menjadi llobulus. Pada hewan yang telah ddidomestikasi, serta bersatu membentuk jaringan ikat, bagian mediasinum testis, dua bagian atas dari testis. Posisi mediastinum berfariasi diantara spesies .di dalam lobulus terdapat dua ujung tubulus seminiferus yang dipisahkan oleh jaringan interstisial.. Tubulus seminiferus Pada domba, total panjang tubulus seminiferus adalah 4000 meter. Mereka dialasi oleh epitel benih ( germinal ) yang bertumpu dilapisan membran yang tipis dan membentuk serabut retikuler. Epididimis Epididimis pada domba dijumpai sebagai benda yang agak pipih, dilekatkan pada testis oleh lapisan viseral tunika vaginalis. Setelah bersatunya ductus efferent, terbentuk sebuah tubulus yang berkelok – kelok yang digabungkan bersama oleh jaringan ikat. Pada epididimis dijumpai selaput otot polos, epithel pseudostratified columnar dengan silianya dan lumen yang penuh dengan spermatozoa. Dari asalnya dibagian dorsal atau dekat ujung testis, epididimis turun ke batas kranial kira-kira 3cm, kemudian berbelok lateral naik dan melewati ujung dorsal berlawanan dengan bagian pertama membentuk bagian pertama epididimis dan menurun kebagian kaudal jauh dari ujung tempat epididimis membentuktonjolan pendek seperti limas yang disebut ekor epididimis. Bagian tengah antara kepala dan ekor disebut badan epididimis . bagian badan dan ekor epididimis menempel pada mesorchium caudal. Pada domba, panjang epididimis kira-kira 50 meter. Medekati bagian ekor epididimis, lapisan otot menjadi semakin tebal. Demikian pula serabut saraf siimpatis mementuk anyaman yang lebih tebal pada ekor epididimis. Kedua perubahan ini berhubungan dengan fungsi epididimis, penyumpanan pada ekor serta gerakan yang cepat waktu ejakulasi dari bagian ekor dan terus ke uuctus eferens. Ductus deferens Ductus deferens atau vas deferens merupakan sambungan langsung dari bagian ekor epididimis. Saluran ini lewat secara paralel menuju testis masuk ke spermatic cord dibagian tengah dan mesorchium dan melalui lubang inguinal terus kelipatan genital peritoneum. Disini vas deferens lewat di bagian tengah atas menuju ruang pelvis dan bermuara ureter dibelakang kantung kencing. Dinding vas deferens tebal dan berotot dengan lubang kecil sehingga terasa rapat diraba (lewat kulit) di bagian leher skrotum dan dapat diikat atau dipotong untuk membuat pejantan vasektomi atau teaster. Kelenjar seks pelengkap Kelenjar seks pelengkap ini berfariasi antara spesies dalam hal kejadian, bentuk dan ukurannya. Sebagai contoh, babai mempunyai kelenjar vesikula seminalis dan bulbo-uretralis yang menyebabkan besarnya volume semen yang dihasilkan. Yang termasuk kelenjar pelengkap adalah kelenjar vesikula seminalis, prostst dan bulbo-uretralis (atau kelenjar cowper). fungsinya adalah menyediakan cairan untuk menyediakan spermatozoa yang berasal dari ekor epididimis. Vesikula seminalis tidak menyimpan spermatozoa. Penis Anatomi Penis bentuknya kurang lebih silinder pada semua spesies ternak. Penis memanjang ke depan dari ischial arch ke daerah umbilical pada dinding perut dan disongkong ojleh fascia penis dan kuliit.di depan skrotum, penis terletak di dalam prepusium. Bagian ujung penis disebut glans penis yang terletak bebas di dalam prepusium. Penis sapi dan domba mempunyai lekukan berbentuk sigmaid. Dibagian belakang atas skrotum, sedangkan babi mempunyaui lekukan sigmaid di depan skrotum. Lekukan sigmoid ini akan hilang dan berubah menjadi lurus apabila terjadi ereksi. Bagian badan penis disusun oleh corpus cavernopus penis yang mempunyai kapsul berurat tebal, tunika albuginea. Dibagian bawah pada legokan yang agak besar pada corpus covernosus penis terdapat ureter yang dikelilingi oleh covernosus erethrae (corpus spogiosum). Kedua korpus tersebut mempunyai sifat sepert spons yang dibagi ke dalam oleh ruang-ruang aleh trabeculae. Pada penis terdapat banyak pembuluh darah. Saraf penis adalah sistem saraf otonom dan somatis. Glands penis dialiri oleh banyak pembuluh saraf dan merupakan tempat ujung saraf. Babi dan ruminansia cenderung untuk kencing di dalam prepusium. Bila mereka dikastrasi sebelum pubertas, prepusium akan tetap melekat pada glans penis, sama seperti pada masa sebelum pubertas. Fungsi dan struktur Ereksi penis disebabkan oleh membengkaknya ruang kavernosus oleh darah. Hal ini disebabkan meningkatnya aliran darah arteri, mengendornya otot polos pada arteri helicine dan berkurangnya aliran arah vena keluar ke tunika albuginea ( tekanan darah tidaklah menjadi setinggi pada covernosus erethra). Sudah tentu tegaknya penis tersebut menjadikan lurusnya lekukan sigmoid. Pada waktu ereksi, penis keluar meelalui lubang prepusium melapisi semua bagian batang penis dibelakang glans penis. C.MIDASI NORMAL A. Proses Permulaan Kehamilan Setiap bulan melepaskan satu atau dua sel telur (ovum) dariindung telur (ovulasi). Yang ditangkap oleh umbai – umbai (fimbriai) dan masuk kedalam saluran telur. Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam vagina dan sejuta – juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk kesaluran telur. Pertumbuhan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang menggembung dari tuba fallopi. Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat – zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur, peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi=fertilisasi). Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk melanjutkan bersarang diruang rahim, peristiwa ini disebut midasi (implantasi). Dari pembuahan sampai midasi adiperlukan waktu kira – kira 6-7 hari. untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta). Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilisasi) midasi dan plasentasi. 1. Sel telur (ovum) Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge. Menurut umur wanita, jumlah oogonium adalah : Bayi baru lahir : 750.000 Umur 6-15 tahun : 439.000 Umur 16-25 tahun : 159.000 Umur 26-35 tahun : 49.000 Umur 35-45 tahun : 34.000 Masa menopause : semua hilang Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) 1. Oogonia 2. Oosit pertama (primary oosyte) 3. Primary ovarium follick 4. Liquer folliculi 5. Pematangan pertama ovum 6. Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum 2. Sel mani (spermatozoon) Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nukleus) ; leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yangdapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat, panjang ekor kira-kira 10x bagian kepala. Secara embrional, spermatogonium berasal dari primitif tubulus testis. Setelah bayi laki-laki lahir jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan sampai masa akhil baligh. Pada masa puberitas dibawah pengaruh sel-sel intestisial leidig sel-sel spermatogonium ini mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah spematogenesis. Urutan pertumbuhan (spermatogenesis): a. Spermatogonium , membelah dua. b. Spermatosit pertama, membelah dua. c. Spermatosit kedua, membelah dua. d. Spermatit, kemudian tumbuh menjadi ; e. Spermatozoon (sperma). 3. Pembuahan ( konsepsi = fertilisasi ) Pembuahan adalah suatu peristiwa yang telah mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses ini diikuti oleh penyatuan kedua pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetik dari wanita dan pria, pembuahan mungkin akan menghasilkan ; Xx – zigot, menurunkan bayi perempuan ; Xy – zigot, menurunkanbayi laki-laki. Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot selama 3 hari sampai –stadium morula. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh : Arus dan getaran rambut getar (silia). Kontraksi tuba.Hasil konsepsi tiba dalam cavum uteri pada tingkat blastula. 4. Nidasi (implantasi) Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam indometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai disebut trofoblas yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel besar yang mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Blastula dengan bagian yang berisi masa sel dalam ( inner-call mas) akan mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Itullah sebabnya kadang-kadang pada saat midasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda hartman). Umumnya midasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim ( korpus) dekat fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah suatu lempeng embrional (embryonal- plate) diantara amnion dan yolk sac. Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh disekitar mudigah (embrio) akan melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (chorionic membrane) yang kelak menjadi korion. Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi dua lapisan: Sitotrofoblas, disebelah dalam. Sinsiliotrofoblas, disebelah luar. Vili koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang-cabang, dan disebut korion frondosum. Sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsulariskuarng mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang disebut chorion leave. Dalam peringkat nidasi trofoblas dihasilkan hormon human chorionic gonodotropin (HCG). 5. Plasentasi dan mukosa rahim. Mukosa rahim yang tidak hamil terdiri atasa stratum kompakta dan stratum spongiosa. Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas : Desidua basalis : yang terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim, disinilah plasentasi terbentuk. Desidua kapsularis : yang meliputi hasil konsepsi kearah rongga rahim yang lama kelamaan bersatu dengan desidua vera karena obliterasi. Desidua vera (parietalis) : yang meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya. 6. Pertumbuhan mudigah (embriogenesis) Pertumbuhan mudigah (embrio) bermula dari lempeng embrional (embryonal plate) yang selanjutnya berdirenfisiasi menjadi 3 unsur lapisan, yaitu: Sel-sel ektodermalSel-sel mesodermal Sel-sel entodermal Ruang amnion akan bertumbuh pesat mensdesak exokpeloma, sehingga dinding ruang amnion mendekati koreon. Mesoblas diantara ruang amnion dan mudigah menjadi padat, disebut body stalk, yang merupakan jembatan antara mudigah dengan dinding trofoblas. Body stalk kelak menjadi tali pusat, pada tali pusat ini terdapat: Jelly wharton : jaringan lembek yang berfungsi untuk melindungi pembuluh darah2 arteri umbilikalis, 1 vena umbilikalis Kedua arteri dan satu vena ini menghubungkan sistem cardio vaskuler janin dengan placenta. Sistem cardio vaskuler akan terbentuk kira-kira pada kehamilan minggu kesepuluh. B. Perubahan Fisiologik Wanita Hamil Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada alat kandungan, dan juga organ lainnya. Perubahan Pada Sisitem Reproduksi a) Uterus Ukuran : akomodasi pertumbuhan janin rahim membesat]r akibat  hipertrofi dan hiperflasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopok. Endometrium menjadi desidua, ukuran pada kehamilan cukup bulan: 30x25x20cm dengan kapasitas lebih dari 4000cc. Berat : berat uterus naik secara luar biasa, dari 30gr menjadi 1000gr pada akhir kehailan (40 pekan). Bentuk dan konsistensi : pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti buah alpukat, pada kehamilan 4bulan terbentuk bulat, dan akhir kehamilan seperti telur. Rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar telor ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek, dan kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang. Sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft), disebut tanda hegar. Pada kehamilan 5 bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim tersa tipis, karena ini bagian-bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim. Posisi rahim dalam kehamilan : • Pada permulaan kehamilan, dalam letak entefleksi atau retrofleksi • Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis • Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati • Rahim yang hamil biasanya mobil, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri Vaskularisasi : A.a.uteri dan A.a.ovarika bertambah dalam diameter, panjang dan anak-anak cabangnya. Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah. Serviks uteri : serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda Goodell. Kelenjar endoservikall membesar dan banyak mengeluarkan banyak cairan mukus. Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi “liviid” dan ini disebut tanda chadwick. b) Indung Telur (ovarium) Ovulasi terhenti Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron. c) Vagina Dan Vulva Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah dan kebiruan. Warna livid pada vagina dan porsio serviks disebut tanda chadwick. d) Dinding Perut (abdominal wall) Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik dibawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda, dapat terjadi dastasi rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra. D. STRUKTUR ANATOMI SPERMA DAN OVUM A.Struktur Sperma Sel-sel sperma memiliki struktur yang khusus, secara umum dibagi kedalam tiga bagian, yakni: kepala, bagian tengah sperma dan ekor sperma. Berikut penjelasan masing-masing struktur sperma manusia. Coba perhatikan Gambar Struktur sperma manusia berikut ini. Gambar Struktur sperma struktur spermatozoa tersebut terlihat mempunyai bentuk mirip seperti kecebong (anak katak yang baru menetas), terdapat bagian kepala dan ekor, dapat terlihat bahwa sel-sel sperma memiliki struktur sebagai berikut. 1) Kepala Sperma Pada bagian ini terdapat inti sel. Bagian kepala dilengkapi dengan suatu bagian yang disebut dengan akrosom, yaitu bagian ujung kepala sperma yang berbentuk agak runcing dan menghasilkan enzim hialuronidase yang berfungsi untuk menembus dinding sel telur. Di bagian kepala ini terdapat 22 kromosom tubuh dan 1 kromosom kelamin yaitu kromosom Xatau Y, kromosom X untuk membentuk bayi berkelamin perempuan, sedangkan kromosom Y untuk membentuk bayi berkelamin laki-laki. Kromosom kelamin laki-laki inilah nantinya yang akan menentukan jenis kelamin pada seorang bayi. 2) Bagian tengah Sperma. Bagian tengah mengandung mitokondria yang berfungsi untuk pembentukan energi. Energi tersebut berfungsi untuk pergerakan dan kehidupan sel sperma. Bahan bakar dalam pembentukan energi ini adalah fruktosa. 3) Ekor Sperma Bagian ekor lebih panjang, bersifat motil atau banyak bergerak. Fungsinya adalah untuk alat pergerakan sperma sehingga dapat mencapai sel telur. Pergerakan sel ini maju didorong oleh bagian ekor dengan pergerakan menyerupai sirip belakang ikan. Pembentukan sperma dipengaruhi oleh hormon FSH (Folicel Stimulating Hormone) dan LH (Lutenizing Hormone). Pembentukan FSH dan LH dikendalikan oleh hormon gonadotropin yaitu hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipothalamus dari otak. Proses spermatogenesis juga dibantu oleh hormon testosteron. Sperma yang sudah terbentuk di dalam testis seperti pada proses di atas, kemudian akan disalurkan ke bagian epididimis dan kemudian ke vas deferens, dan bercampur dengan sekret dari kelenjar prostat dan cowperi. Dari tempat itu kemudian dikeluarkan melalui uretra yang terdapat di dalam penis. Seperti yang kita ketahui, bahwa uretra juga merupakan saluran kencing sehingga mungkin akan timbul pertanyaan, dapatkah sperma ini keluar bersamaan air kencing? Jika hal ini terjadi maka spermatozoa akan mati karena air kencing bersifat asam, sehingga hal ini tidak pernah terjadi. Ada pengaturan oleh saraf-saraf uretra untuk pembagian kedua tugas ini. Ketika seorang laki-laki dan seorang wanita bersenggama (melakukan hubungan seksual) maka saraf akan mengontrol katup uretra agar tidak terbuka. Bahkan, sebelum terjadi ejakulasi, cairan basa dari kelenjar cowperi akan menetralkan sisa-sisa air kencing yang terdapat di dalam saluran tersebut. • Spermatozoon merupakan gamet jantan tunggal yang telah masak (melalui proses spermatogenesis) dan siap membuahi ovum. Spermatozoon berbeda pengertiannya dengan semen maupun spermatozoa. Semen merupakan nama lain dari mani yang diejakulasikan pria (terdiri dari plasma semen dan spermatozoa itu sendiri), sedangkan spermatozoa merupakan jamak spermatozoon (spermatozoon dalam jumlah yang banyak). Selama berhubungan seksual, volume semen yang biasa diejakulasikan rata-rata adalah 3,5 ml dan setiap satu ml semen rata-rata mengandung 120 juta spermatozoon. • Bila diamati lebih dekat, sperma terlihat persis seperti sebuah mesin yang khusus didesain untuk mengangkut muatan genetis. Dalam muatan ini terdapat 23 kromosom yang dimiliki oleh laki-laki. Segala informasi mengenai tubuh manusia, bahkan hingga seluk-beluknya yang paling kecil, tersimpan dalam kromosom ini. Agar seorang anak manusia terbentuk, 23 kromosom dalam sperma harus bersatu dengan 23 kromosom dalam sel telur Ibu. Dengan demikian, bahan dasar pertama manusia berupa 46 kromosom akan terbentuk. Perlu diketahui juga bahwa spermatozoon ini memiliki ukuran yang sangat kecil yaitu dengan panjang 0,05 µm, sehingga disebut sebagai sel terkecil dalam tubuh manusia.* Untuk mampu membuahi ovum, spermatozoon harus memiliki bentuk yang normal dan mampu bergerak secara progressif (lurus ke depan). Spermatozoon tersebut biasanya memiliki kemampuan berenang hingga 1-4 mm per menit. Spermatozoon harus menggetarkan ekornya lebih dari 1000 kali hanya untuk berenang 1,25 cm atau ½ inci. • Spermatozoon yang tidak normal, bergerak tidak progressif dan yang mati akan keluar bersama plasma semen (dikeluarkan bersama cairan dari vagina yang keluar ketika usai berhubungan seksual) • Ciri dari spermatozoon yang memiliki bentuk normal adalah memiliki struktur yang lengkap untuk melindungi muatan genetis yang dibawanya. Igambar sperma,dilihatdibawah mikroskop Gambar 1 : Contoh spermatozoon abnormal (tidak normal) perbesaran 1000x STRUKTUR ANATOMI OVUM DAFTAR PUSTAKA http://bahtiardwizentiko.blogspot.com/2012/12/organ-reproduksi-jantan-pada-sapi.html http://ketekdekil.blogspot.com/2011/02/reproduksi-hewan-betina-adalah-suatu.html http://tictan.blogspot.com/2012/01/askeb-kehamilan-normal.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar