Entri Populer

Kamis, 20 Juni 2013

ilmu sosial dan budaya dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dibekali oleh akal fikiran. Selain memiliki sifat biologis manusia juga mempunyai sisi kerohanian dan sisi sosial. Sehingga dengan kesempurnaannya manusia dipercaya untuk menjadi khalifah di muka bumi, untuk memimpin dan melestarikan apa yang ada di dalamnya. Pada dasarnya terdapat hubungan yang sinergis antara manusia dan lingkungan. Ketika manusia mampu menjaga dan melestarikan lingkungannya maka alam akan memberikan segala manfaatnya. Namun sebaliknya jika manusia merusak alam dan mengeksplorasi secara berlebihan maka hanya akan ada bencana yang ditimbulkan oleh alam. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa manusia banyak yang sudah tidak peduli dengan lingkungan mereka. Sebagai contoh, sampah misalnya. Banyak orang yang tidak lagi peduli terhadap sampah di sekitar mereka. Padahal jika pengolahan sampah tidak baik akan menimbulkan banyak masalah. Banjir, timbul berbagai macam penyakit dan lain sebagainya. Maka dari itu dalam kesempatan kali ini kami mengangkat sub topik “manusia dan sampah disekitar mereka.” B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi manusia dengan sampah disekitarnya? 2. Bagaimana cara menyelesaikan masalah sampah di Indonesia? 3. Apa contoh nyata peranan manusia terhadap pengolahan sampah? C. Tujuan 1. Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. 2. Memahami tentang kondisi lingkungan terutama permasalahan sampah. 3. Dapat memberikan solusi untuk mengatasi masalah sampah. BAB II PEMBAHASAN A. Manusia dan Sampah Disekitarnya Hubungan antara manusia dan lingkungan tidak terlepas dari suatu masalah yaitu limbah atau sampah. Limbah atau sampah bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna. Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula sampah yang dihasilkan. Sampah yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah. Sampah juga menjadi salah satu factor utama penyebab pencemaran lingkungan. Yang pada akhirnya merusak keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Permasalahan sampah diperparah dengan sikap masyarakat dalam menghadapinya. Saat ini terlihat masyarakat acuh terhadap keberadaan sampah. Mereka tidak peduli dengan penumpukan sampah yang sebenarnya adalah hasil sampingan dari aktivitas mereka sendiri. Malah dengan seenaknya ada yang membuang sampah sembarangan. Membuang sampah di sungai, di pinggir jalan dan di tempat lainnya padahal sudah disediakan tempat sampah. Padahal seperti yang kita tahu sampah yang menumpuk bukan hanya jadi sumber penyakit, tapi juga sumber bencana. Misalnya ketika musin penghujan sampah yang menumpuk di sungai akan mengakibatkan terhambatnya aliran akhir hingga akhirnya menyebabkan banjir. Kurangnya kesadaran masyarakat dan kontrol sosial menjadi penyebab utama dari semua keacuhan mereka. Selain itu masyarakat terkesan egois, mereka tidak memikirkan dampak jangka panjang yang ditimbulkan oleh sampah. Di negara – negara maju masyarakatnya terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Karena jika mereka melanggar maka akan dikenakan sangsi yang tegas. Semua itu adalah bentuk kontrol sosial yang pada diterapkan sebagai folkways bagi masyarakatnya. Di Indonesia secara teknis saat ini sampah dari hasil rumah tangga di kumpulkan kemudian di timbun pada sutu tempat yang di sebut TPA (Tempat Pembuangan Akhir) untuk selanjutnya diolah dengan beberapa metode pengolahan sampah diantaranya penumpukan sampah terbuka (open dumping , pembakaran (incenerator), pengurukan tanah (sanitari landfill), namun cara seperti itu kurang efektif dan tidak bertahan lama. Akibatnya permasalahan sampah tidak kunjung selesai. Sampah masyarakat menjadi semakin menumpuk baik di rumah atau di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). B. Mengatasi Permasalahan Sampah Mengatasi permasalahan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Peran pemerintah dalam mengatasi masalah sampah memang sangat penting. Misalnya dengan membuka TPA yang bertujuan untuk menghancurkan sampah yang ada. Namun sebenarnya itu bukanlah solusi utama. Jika mengatasi masalah sampah hanya dari sector tersebut niscaya permasalahan mengenai sampah sangat sulit untuk diatasi. Ibarat pepatah seperti gali lubang tutup lubang. Produksi sampah selalu bertambah sedangkan tenaga atau sarana yang ada jumlahnya terbatas. Maka dari itu akan sangat efektif jika mengatasi masalah sampah langsung dari sumbernya. Yaitu sikap hidup dan kesadaran masyarakat. Perlu adanya edukasi menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk turut andil dalam penyelesaiannya. Banyak hal kecil yang bisa dilakukan masyarakat tapi memiliki dampak yang besar untuk mengatasi masalah sampah. Misalnya membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan barang – barang yang sampahnya tidak dapat diuraikan secara alami, dan mendaur ulang sampah – sampah menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis. Selain dari masyarakat pada tingkat konsumen, kesdaran juga harus diterapkan pada masyarakat ditingkat produsen. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan masyarakat dalam peran serta dalam audit lingkungan, yaitu prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan. Prinsip-prinsip dasar pengelolaan lingkungan sering dikenal dengan 5 R Plus. R yang pertama adalah replace – ganti bahan baku/ teknologi proses. Hal yang berkaitan dengan upaya untuk mencegah pencemaran atau kerusakan lingkungan akibat dari sumber kegiatan. Kedua, reduce – dengan cara mengendalikan pencemaran atau sumber perusakan lingkungan melalui cara menguurangi beban pencemaran dan/atau dengan melakukan penghematan sumber daya. R ketiga adalah recycle – daur ulang limbah. Prinsip ini untuk mengurangi pencemaran saat proses melalui pemanfaatan limbah. Keempat, adalah reuse – gunakan kembali limbah hasil produksi. R kelima adalah recovery – melakukan pemulihan akibat pencemaran dan kerusakan lingkungan. Prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan tersebut hakekatnya mensyaratkan perubahan perilaku manusia dalam kaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam. Secara teoritis empirik kemudian dikenal langkah-langkah untuk membuat prinsip-prinsip tersebut menjadi instrumen normatif dan prosedural, seperti pembentukan gerakan moral, pemberian insentif ekonomi, merumuskan kebijakan dan penegakan hukum, pengembangan teknologi sampai pengupayaan Good Governance. Dalam konteks mengusahakan perubahan perilaku ini peran serta masyarakat menjadi penting. C. Peran Nyata Manusia terhadap Pengolahan Sampah Salah satu cara yang dirasa cukup efektif yaitu dengan memberi edukasi kepada masyarakat agar memiliki kesadaran diri untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengolahan sampah, diantaranya dengan adanya suatu instansi yang di sebut Bank Sampah. Pada Bank Sampah, masyarakat menabung dalam bentuk sampah yang sudah dikelompokkan sesuai jenisnya, seperti sampah organik maupun non organik, misalnya: plastik, besi, potongan sayur dan sebagainya. Sampah tersebut adalah sampah yang berasal dari limbah rumah tangga mereka. Di Bank Sampah ini, sampah dari warga ditimbang, dicatat dan kemudian ditentukan harga dari sampah tersebut sesuai beratnya. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor rekening dan buku tabungan. Pada buku tabungan mereka tertera nilai Rupiah dari sampah yang sudah mereka tabung Disinilah letak fungsi bank karena pengambilan uang dilakukan setiap tiga bulan sekali. Hasil penjualan sampah ini pun cukup lumayan. Bank sampah bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 500 ribu per bulan jadi bukan menabung sampah menarik sampah. Bank sampah bekerjasama dengan pengepul barang-barang plastik, kardus dan lain-lain, untuk bisa me-rupiahkan tabungan sampah masyarakat. . Tidak semua sampah disalurkan ke pabrik untuk didaur ulang, .Mereka mulai memisahkan sampah yang bisa diproduksi kembali seperti sampah sterofom yang diolah menjadi hiasan kotak penyangga bendera atau bekas bungkus makanan dan minuman yang disulap menjadi barang kerajinan atau dijadikan kerajinan tangan seperti tas, payung dan sebagainya yang berbahan baku kemasan plastik. Pada Bank Sampah juga terdapat pengolah pupuk organik untuk menyalurkan sampah organik yang ditabungkan. Hitung kasar saja di Indonesia dengan 250 Juta penduduk kira-kita setara dengan 50 Juta KK, jika diasumsikan perharinya setiap KK menghasilkan dan membuang sampah rumah tangga rata-rata 2 Kg saja, maka setiap hari ada 100 Ribu Ton sampah di Indonesia ini.Apabila sampah tersebut bisa diolah secara benar, melihat besarnya jumlah sampah yang dihasilkan diperkirakan keuntungan yang didapat juga besar.Petugas Bank Sampah juga menghimbau kepada masyarakat untuk memilah dan mengumpulkan sampah daur ulang untuk selanjutnya ditukarkan ke Bank Sampah. Bahkan petugas Bank Sampah juga berkeliling ke rumah untuk menjemput sampah dari masyarakat yang ingin di tabung ke Bank Sampah. Saat ini Bank Sampah sudah mulai diterapkan di berbagai daerah khususnya kota – kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Dengan adanya Bank Sampah diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat untuk ikut berperan serta dalam pengelolaan sampah dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan. Bank Sampah juga dapat memberikan lapangan pekerjaaan yang cukup besar bagi masyarakat sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. Kerajinan tangan yang dihasilkan pun bernilai ekonomis tinggi. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Masalah sampah yang dihadapi di Sumbawa adalah masalah kita bersama, untuk itu perlu dicari jalan keluarnya bersama-sama. Konsep Bank Sampah membantu menciptakan kesadaran diri pada masyarakat betapa sampah memiliki nilai jual yang dapat menghasilkan uang, sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi terhadap kesehatan lingkungan. B. Kritik dan Saran Konsep bank Sampah diharapkan dapat mengatasi permasalahan sampah di indoneia, namun Bank Sampah masih belum banyak dikenal masyarakat, keberadaanya pun masih jarang,diharapkan ada peran serta semua pihak untuk ikut mengembangkan konsep bank Sampah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar