Entri Populer

Kamis, 20 Juni 2013

cairan dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Cairan yang terdapat dalam tubuh pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu cairan intrasel yang berfungsi sebagai medium bagi reaksi-reaksi metabolisme yang berlangsung dalam sel dan cairan ekstrasel yang berfungsi memberikan zat-zat yang diperlukan oleh sel. Manusia selalu bernapas untuk pemasukan oksigen dan pengeluaran oksigen. Sel memerlukan keduanya untuk melakukan aktivitas di dalam tubuh. Rumusan Masalah Cairan apa saja yang ada di dalam tubuh manusia? Bagaimana proses pernapasan? Bagaimana transpor oksigen dan karbondioksida? Tujuan Mengetahui cairan yang ada di dalam tubuh manusia Mengetahui proses pernapasan Mengetahui proses transpor oksigen dan karbondioksida   BAB II PEMBAHASAN Cairan tubuh Cairan yang terdapat dalam tubuh pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu cairan intrasel yang berfungsi sebagai medium bagi reaksi-reaksi metabolisme yang berlangsung dalam sel dan cairan ekstrasel yang berfungsi memberikan zat-zat yang diperlukan oleh sel. Cairan intrasel Cairan ini banyak mengandung senyawa organik dalam jumlah yang sangat besar, yang memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi kimia dalam sel. Dalam cairan intrasel terdapat juga pula elektrolit, antara lain K+, Mg++, dan fosfat, serta Na+, Cl- bikarbonat dan sulfat dalam jumlah kecil dan salah satu senyawa yang penting yaitu glukosa. Sebagian besar cairan dalam sel mengandung sedikit lipid, yaitu lemak netral, fosfolipid, dan kolestrol. Lipid yang terdapat dalam cairan intrasel tidak larut karenanya terdapat dalam keadaan emulsi. Selain asam-asam amino juga terdapat dalam cairan intersel dalam jumlah yang lebih besar dari pada dalam cairan ekstrasel. Oksigen terdapat dalam konsentrasi yang relatif tinggi dan digunakan dalam reaksi oksidasi. Karbondioksida ditimbulkan oleh reaksi oksidasi tersebut dan segera berdifusi dari dalam sel. Cairan Ekstrasel Perbedaan yang mencolok antara cairan intrasel dan ekstrasel adalah pada konsentrasi elektrolit. Konstrasi Na+, Ca++, dan Cl- dalam cairan ekstrasel lebih besar dari cairan intrasel sedangkan konsentrasi K+, Mg++, dan fosfat dalam cairan intrasel jauh lebih besar daripada dalam cairan ekstrasel. Perbedaan konsentrasi elektrolit, khususnya K+ pada kedua cairan tersebut menyebabkan terjadinya potensial listrik yang berperan dalam sistem syaraf. Darah Darah mempunyai fungsi yang penting untuk manusia, yaitu untuk transpor oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru (pernapasan), transpor zat-zat yang diabsorbsi melalui dinding usus (gizi), transpor sisa metabolisme ke ginjal, paru-paru, kulit, dan usu untuk dibuang, mengatur suhu tubuh dengan meratakan panas tubuh, mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh, mengatur keseimbangan air melalui efek darah terhadap pertukaran air antara cairan yan bersirkulasi dengan cairan dalam jaringan, perlawanan terhadap peradanganm transpor hormon, dan transpor metabolit.Darah terdiri atas Plasma darah Plasma darah mengandung 90% sampai 92% air.peranan aor dlam darah besar sekali, sebab disamping sebagai pelarut zat-zat , air diperlukan untuk memelihara tekanan darah, kondisi osmotik, dan pengatur panas. Protein adalah zat padat yang yang paling banyak terdapat dalam plasma. Protein yang terdapat dalam plasma antara lain fibrinogen, albumin, dan globulin. Fibrinogen adalah protein yang menyebabkan terjadinya penggumpalan darah apabila kita terluka. Albumin dan globulin merupakan bagian besar dari protein yang terdapat dalam plasma yang berfungsi sebagai zat yang menentukan besarnya tekanan osmosis. Eritrosit Eritrosit atau sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang, yang menyebabkan warna merah pada darah yaitu hemoglobin. Eritrosit kurang mengandung air ,terdapat lipid dalam eritrosit yaitu kolesterol, lesitin, dan sefalin , dan juga terdapat protein yaitu stromatin, lipoprotein, dan elimin. Di dalam eritrosit juga terdapat enzim antaralain anhidase karbonat anhidase, peptidase, kolinesterase, dan enzim pada sistem glikolisis. Hemoglobin dalam darah dapat mengikat oksigen dari udara dan membentuk oksihemglobin. Dengan cara ini olsigen diperoleh dari udara melalui reaksi Hb + O2 ⇌ HbO2 Dalam proses respirasi diedarkan ke seluruh sel dalam jaringan – jaringan dan digunakan untuk memperoleh energi. Sel darah merah dibentuk di dalam sumsum tulang, kemudian beredar keseluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah. Jumlah eritrosit dalam darah relatif konstan, yakni sel darah baru dibentuk pada kecepatan yang sama dengan rusaknya sel lama. Apabila suatu sel rusak, Fe akan dilepaskan dari hemoglobin kemudian bergabung dengan transferin untuk disimpan dan digunakan lagi. Hemoglobin yang rusak menyebabkan terbentuknya bilirubin yaitu suatu zat berwarna kuning yang membentuk kompleks dengan albumin dan di bawa ke hati. Leukosit Leukosit melindungi tubuh terhadap penyakit. Leukosit juga diproduksi di dalam sumsum tulang. Leukosit berbeda dangan eritrosit karena tidak memiliki hemoglobin dan dapat keluar masuk dari sistem sirkularasi dan mencapai bagian-bagian jaringan. Leukosit berumur beberapa hari saja, apabila leukosit bekerja melawan suatu bakteri penyakit, maka sel leukosit sendiri jadi rusak. Beberapa jenis sel darah putih ialah Netrofil Sel darah putih yang penting guna melindungi tubuh dari serangan bakteri. Sel ini mempunyai diameter 12 mikron dan dapat ke luar dari pembuluh darah kapiler melalui pori-pori dengan cara diapedesis atau diperas keluar.   Monosit Berfungsi seperti netrofil yaitu membunuh bakteri penyakit, walaupun kemampuan kemotaksisnya lebih rendah dari netrofil tapi daya bunuhnya lebih besar. Eosinifil Sangat mirip dengan netrofil, yaitu mempunyai kemampuan kemotaksis, fagositosis, tetapi tidak begitu efektif. Basofil Mempunyai sifat seperti netrofil tetapi tidak sekuat netrofil. Proses penggumpalan darah Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen. Perubahan fibrinogen menjadi fibri di karenakan oleh trombin yang terdapat dalam jaringan darah sebagai protrombin. Pembentukkan protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan ion Ca++ . Tahap-tahap pengumpalan darah terjadi dalam tiga tahap yaitu Tahap I diawali dengan pembentukan tromboplastin yang terdiri atas bahan lipid. Kerusakan jaringan menyebabkan keluarnya keluarnya bahan lipid ke dalam cairan disekitarnya. Hal ini menyebabkan kerusakan pada jaringan yang kemudian melepaskan tromboplastin. Tromboplastin juga dapat dibentuk oleh trombosit secara tidak langsung. Trombosit yang rusak mengeluarkan sefalin, kemudian melalui serangkaian reaksi kimia denga protein plasma membentuk tromboplastin plasma. Tahap II pembentukkan trombindari protrombin dengan bantuan tromboplastin dan ion Ca++. Tromboplastin yang terbentu pada tahap idilepaskan ke dalam darah dan berkerja sebagai enzim dalam reaksi tahap II. Agar reaksi tahap II dapat berlangsung maka diperlukan ion Ca++ dan beberapa jenis protein. Tahap III pembentukan fibrin. Apabila trombin telah terbentuk, dapat menyebabkan perubahan fibrinogen menjadi fibrin. Trombin berkerja sebagi enzim untuk mengaktifkan molekul fibrinogen untuk membentuk molekul fibrin. Molekul fibrin ini berpolimerisasi dengan sesama monomerdan menghasilkan fibrin yang berbentuk benang . dalam bentuk benang ini fibrin dapat menangkap atau mengurung sel darah merah, sel darah putih, dan sel trobosit sehingga terbentuk gumpalan. Setelah terbentuk gumpalan, benang-benang fibrin secar perlahan-lahan mengkerut atau mengecil sehingga plasma darah terperas keluar dari gumpalan. Plasma yang keluar dari gumpalan tidak lagi mengandung fibrinogen karena telah diubah menjadi fibrin, oleh kerna itu disebut serum. Golongan darah Dalam darah seseorang terdapat suatu zat yang dapat menolak adanya protein asing yang terdapat dalam sel darah merah yang diberikan. Zat tersebut yang terdapat pada plasma penerima darah dapat menyebabkan rusaknya sel darah merah yang diberikan apabila golongan darahnya tidak sesuai. Beberapa jenis darah dapat di bedakan satu sama lain karena adanya aglutinogen pada sel darah merah. Aglutinogen ada dua yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Hal ini lah yang menyebabkan darah di golongkan menjadi emapt yaitu A, B, AB, dan O. Jika mengandung aglutinogen A maka golongan darahnya A, mengandung aglutinogen B maka golongan darahnya B, mengandung aglutinogen A dan B maka golongan darahnya AB, dan jika tidak mengandung kedua aglutinogen maka golongan darahnya O. Pernapasan Udara dalam paru-paru Sistem pernapasan terdiri atas paru-paru, trakea, glotis, faring, dan hidung. Sistem ini memcakup pertukaran antara dua buah gas yaitu oksigen dan karbondioksida yang berlangsung antara tubuh dengan lingkungannya. Dalam proses pernapasan udara dihirup melalui hidung dan mengisi rongga-rongga dalam paru-paru. Alveoli adalah rongga kecil dalam paru-paru yang menjadi tempat berlangsungnya difusi oksigen ke dalam pembuluh kapiler. Volume udara yang ditiup setiap kali bernapas secara normal kira-kira 500 ml dan setiap menit orang bernapas 12 kali dalam semenit dengan demikian udara udara yang masuk keluar adalah 6 liter per menit. Bila bernapas sedalam-dalamnya maka volume rata-rata udara yang masuk 3.000 ml, sebaliknya pada hembusan napas yang maksimal orang normalmampu mengeluarkan rata-rata 1.100 ml. Apabila orang bernapas 12 kali dalam satu menit maka volume udara yang mencapai alveoli adalah 4.200 ml. Kelarutan zat Masing-masing gas mempunyai tekanan parsial sesuai dengan presentasenya. Keseluruhan jumlah tekanan parsial gas sama dengan tekanan udara di atmosfer. Tekanan parsial N2 lebih besar dari oksigen, karena presentase N2 dalam udara lebih besar dari O2. Apabila suatu gas berhubungan dengan zat cair, maka sebagian gas larut dalam zat cair tersebut. Kelarutan gas dalam zat cair tergantung pada suhu dan tekanan parsial gas tersebut. Tekanan parsial O2 dan CO2 pada berbagi kompartemen dalam tubuh dapat dilihat pada gambar di bawah ini   Gambar Tekanan Parsial Oksigen Dan Karbondioksida Transpor Oksigen Transpor oksigen dampai masuk ke dalam sel melalui tahap-tahap sebagai berikut Tahap I oksigen dalam atmosfir masuk de dalam paru-paru pada waktu kita menarik napas. Tahap II darah mengalir dari jantung menuju paru-paru untuk mengambil oksigen yang berada di dalam alveoli. Karena adanya perbedaan tekanan parsial itu, apabila darah tiba pada pembuluh kapiler yang berhubungan dengan membran alveoli, maka oksigen yang berada dalam alveoli, maka oksigen yang berada dalam alveoli dapat berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler. Tahap III oksigen yang telah berada di dalam pembuluh darah diedarkan ke seluruh tubuh. Hal ini dapat dilakukan melalui dua mekanisme yaitu oksigen larut dalam plasma darah dan oksigen terikat pada hemoglobin dalam sel darah merah. Sebagian besar oksigen dalam darah dalam darah diedarkan dengan mekanisme kedua, hanya sebagian kecil yang larut dalam plasma. Tahap IV sebelum sampai pada sel yang membutuhkan, oksigen dibawa melalui cairan interstisial lebih dahulu. Perbedaan tekanan parsial oksigen dalam pembuluh alteri dengan tekanan oksigen dalam cairan interasel menyebabkan terjadinya difusi oksigen yang cepat dari pembuluh kapiler ke dalam cairan interstisial. Tahap V oksigen dari cairan interstisial berdifusi masuk ke dalam sel. Dalam sel oksigen ini digunakan untuk reaksi metabolisme. Transpor karbondioksida Karbondioksida terjadi oleh reaksi oksidasi dalam sel. Pada proses oksidasi digunakan oksigen dan dihasilkan CO2 dalam jumlah banyak. Perbedaan tekanan yang cukup besar antara CO2 yang berada dalam sel, cairan interstisial, dan dalam pembuluh darah vena mengakibatkan terjadinya difusi CO2 keluar dari sel, masuk ke cairan interastisial dan kemudian masuk ke dalam pembuluh vena untuk di angkut ke paru-paru dan di lepaskan dari pembuluh darah ke dalam alveoli.Transpor karbondioksida dapat dilakukan melalui dua mekanisme. Yang pertama bergabung dengan hemoglobin membentuk karbaminohemoglobin dan yang kedua membentuk asam karbonat. Molekul CO2 dalam reaksi ini diikat pada gugus _NH2, membentuk gugus _COOH. Secara sederhana karbaminohemoglobin sebagai berikut Hb NH2 + CO2 ⇌ Hb NH COOH hemoglobin karbaminohemoglobin Pada transport CO2 berkaitan erat dengan transpor O2 sebagai oksihemoglobin. Dalam pembuluh kapiler yang terdapat pada jaringan berlangsung reaksi pelepasan O2 yang digunakan oleh sel-sel dan pengangkutan CO2 yang terjadi dalam sel. Dari dalam sel CO2 berdifusi ke dalam pembuluh kapiler (vena). Karbondioksida dengan adanya bantuan enzim karbonat dalam sel membentuk asam karbonat dengan cepat. Akibat dari banyak terbentuknya asam karbonat dalam jumlah banyak, maka dalam sel terdapat ion H+ ddan HCO3- dalam jumlah banyak, agar pH dalam sel darah tidak menjadi rendah, maka ion H+ segera bereaksi dengan oksihemoglobin menghasilkan hemoglobin dan oksigen. Oksigen yang terbentuk berdifusi keluar dari sel darah dan masuk ke dalam sel jaringan untuk digunakan. Karbondioksida yang bereaksi dengan oksihemoglobin membentuk karbohemoglobin dan oksigen. Ion HCO3- yang banyak terdapat dalam sel darah berdifusi keluar dari sel dan tinggal dalam plasma, sebagai gantinya ion Cl- yang trdapat dalam plasma masuk ke dalam sel. Jadi, CO2 diangkut dari sel menuju paru-paru menuju ke paru-paru sebagai ion HCO3- dari ion inilah CO2 dilepaskan ke dalam alveoli. Pada pembuluh darah vena yang berada pada dinding alveoli terjadi pelepasan CO2 dan proses penerimaan O2. Dalam plasma terjadi reaksi penguraian H2CO3 menjadi h2o dan CO2 yang berjalan lambat. Oksigen yang masuk ke dalam darah dari alveoli mengadakan reaksi dengan hemoglobin dan ion H+. Selanjutnya ion H+ yang terjadi bereaksi dengan ion HCO3- yang diangkut dan membentuk H2CO3 yang dengan cepat terurai menjadi H2O dan CO2. Selain itu O2 yang diterima juga bereaksi dengan Hb CO2- yang diangkut dan menghasilakan Hb 02- dan C02. Ion HCO3- yang diangkut dalam plasma masuk ke dalam sel darah dan bereaksi dengan ion H+. Untuk mengimbangi kekurangan ion negatif pada plasma, maka ion Cl- keluar lagi dari dalam sel darah dan masuk ke dalam plasma. Pada pembuluh kapiler dekat alveoli terjadi proses ion HCO3- dari plasma masuk ke dalam sel darah sedangkan ion Cl- keluar lagi dari sel darah dan masuk kembali dalam plasma darah. Darah yang telah melepas CO2 dan menerima O2 beredar lagi ke sel jaringan.   BAB III PENUTUP Kesimpulan Cairan tubuh terdiri atas cairan intrasel dan cairan ekstrasel. Cairan ekstrasel terdiri atas darah, plasma darah, eritrosit, leukosit. Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen yaitu protein yang larut dalam plasma yang membentuk fibrin. Perbedaan golongan darah terjadi karena adanya aglutinogen A dan B. Disaat kita bernapas terjadi transpor oksigen dan karbondioksida yang nantinya akan diedarkan ke seluruh tubuh dan di keluarkan ke udara bebas.   Daftar pustaka Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-dasar biokimia.Universitas Indonesia.Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar