Entri Populer

Minggu, 09 Desember 2012

penutup tubuh

Penutup tubuh Pada tubuh semua jenis hewan memiliki penutup untuk menahan protoplasma di dalamnya, untuk memberikan perlindungan fisik, dan untuk mengeluarkan organisme penyebab penyakit. Banyak protozoa (contohnya amoeba) hanya diseliputi membran sel yang halus, sedangkan protozoa lain (paramecium) juga memiliki pelikula elastis yang kuat. Semua hewan multiseluler dilindungi oleh jaringan,epidermis. Pada banyak invertebrata bertubuh lunak yang hidup di air atau lingkungan lembab di darat, dan pacet, epidermis terdiri atas satu lapis sel. Epidermis pada banyak cacing menyekresikan kutikula nonseluler eksternal sebagai perlindungan tambahan: pada cacing, kutikula ini bersifat lembut, tetapi resisten pada cacing hati, cacing pita dan cacing gilik. Pada serangga, siput, dan beberapa hewan lainnya, epidermis menyekresikan kerangka luar atau cangkang. Penutup tubuh artropoda darat terdiri atas kutikula dan biasanya terdapat juga satu lapis tipis lilin, dengan demikian mereka menahan kehilangan cairan tubuh. Penyusun seperti ini, dengaan adaptasi lain untuk hidup diudara, memungkinkan serangga, laba-laba, dan kelompoknya untuk menempati lingkungan kering. Penutup tubuh vertebrata adalah kulit, atau integumen, mengandung epidermis dilapisan luar diatas lapisan dermis yang mengandung pembuluh darah, saraf, dan pigmen. Pada ikan,epidermis yang tipis tersebut mengandung banyak kelenjar yang menghasilkan lender untuk melumasi bagian luar tubuh. Hiu dan ikan pati memiliki sisik yang terpapar yang terlindungi oleh imail, dan sebagian besar ikan bertulang di lindungi oleh sisik dermail yng melapisi tubuh. Vertebrata darat (amfibi hingga mamalia) memiliki epidermis berlapis yang terdiri atas beberapa lapis sel. Lapisan paling luar mengeras, atau mengandung zat tanduk, sebagai penutup yang lebih tahan dan secara terus-menerus terbarui karena pertumbuhan lapisan baru dari bagian dasar epidermis. Kulit amfibi memiliki kelenjar dan lembab, seperti pada katak. Pada reftil, burung, dan mamalia bagian yang mengandung zat tanduk bersifat kering dan lebih kuat, semakin baik untuk bertahan pada lingkungan kering. Lapisan tersebut juga membatasi kehilangan kelembapan karena evaporasi dan dengan demikian melestarikan cairan tubuh. Kulit reftil biasanya mengandung sisik dermal yang memberikan tambahan pelindung fisik, dan pada kadal serta ular bagian luar yang berzat tanduk mengalami penggantian kulit pada interval waktu tertentu. Burung ditutupi oleh bulu, bulu bersifat kering dan merupakan produk berzat tanduk yang tidak hidup dari epidermis yang menyekat tubuh, memberikan kontur bentuk tubuh eksterior ramping, dan membuat permukaan luas pada sayap dan ekor yang digunakan untuk terbang. Kulit mamalia diliputi oleh rambut, jenis lain dari produk epidermis berzat tanduk, juga memberikan penyekatan. Bulu dan rambut digantikan pada waktu-waktu tertentu dengan cara pergantian kulit lama dan pertumbuhan penutup baru. Hanya burung dan mamalia dengan penutup tubuh yang penahan panas yang merupakan hewan” berdarah panas” (homoiotern) seperti katak, suhu tubuh yang diatur. Hewan yang lain “berdarah dingin” (poikilotern) seperti katak, suhu hewan ini mendekati suhu lingkungan tempat mereka hidup. Anjing laut, paus, dan mamalia akuatik lainnya memiliki lapisan lemak (blubber) yang tebal dibawah kulit untuk mengisolasi tubuh mereka dari kehilangan panas di dalam air. Kulit manusia mirip dengan kulit mamalia lainnya, tetapi hanya sedikit berambut disebagian besar bagian tubuh. Evaporasi melalui keringat yang disekresikan oleh kelenjar keringat membantu mendinginkan dan mengatur suhu tubuh pada lingkungan yang panas. Produk epidermis berzat tanduk yang lain terdiri atas tanduk sapi dan domba (tetapi bukan pada tanduk rusa yang berkalsium karbonat);cakar, kuku, teracak, dan bantalan bezat tanduk dikaki pada berbagai jenis vertebrata darat; paruh dan penutup tulang kering pada burung;serta sisik besar dibagian besar dibagian luar cangkang kura-kura material berzat tanduk merupakan protein yang sangat sulit larut. ( keratin), cukup tahan lama, dan tahan terhadap disintegrasi kimia. Berapa keratin yang lain merupakan penutup tubuh berzat telur ikan dan berzat tanduk spons mandi dan sea fan (coelenterata). Alat pelindung penting pada penutup tubuh dan banyak hewan adalah terdapatnya zat warih atau pigmen tersebut (kamuflase), kepadatan dan perluasan pigmen (untuk melindungi dari sinar matahari. B.Sistem kerangka Semua hewan pada beberapa filum dan beberapa hewan pada sebagian besar filum memiliki rangka atau kerangka kuat, yang memberikan penyokongan fisik dan perlindungan bagi tubuh serta sering menyediakan permukaan untuk pelatakan otot. Namun, kerangka tidak benar- benar dibutuhkan karena banyak invertebrata akuatik dan beberapa hewan darat tidak memilikinya. Bagian kerangka pada artropoda dan vertebrata untuk membentuk embelan sendi yang berperan sebagai tuas untuk pergerakan. Pada kasus seperti itu terdapat hubungan erat yang saling menguntungkan dalam hal struktur dan fungsi antara bagian kerangka dengan otot, hingga interaksi keduanya semakin efisien. Kerangka dapat berupa cangkang atau penutup tubuh eksternal yang lain (eksoskeleton), seperti pada bunga karang, mollusca, dan artropoda atau penutup tubuh internal (endoskeleto) seperti pada vertebrata. Kerangka bersifat kekal pada bunga karang, pada banyak mollusca, dan pada hewan lainnya, tetapi membentuk sendi dengan berbagai macam cara dan dapat di gerakkan pada echinodermata artropoda, dan vertebrata. Eksoskeleton yang berperan sebagai baju baja untuk mempertahankan diri terdapat pada fosil hewan seperti trilobita, ostrakoderma primitif seperti ikan, ambieberfibi awal (labyrintbodont),dan beberapa septi purba (dinosaurus); eksoskeleton juga terdapat pada brachiopoda hidup, sebagian besar mollusca,remis, beberapa ikan, kura- kura, dan armadilo. Eksoskeleton membatasi ukuran terbesar suatu hewan dan dapat menjadi begitu berat sehingga organisme tersebut harus tetap tidak berubah. Hal ini karena otot bagian dalam tidak dapat cukup besar dan kuat untuk menggerakkan rangka yang berat. Kerangka dalam vertebrata menghasilkan pembatasan yang jauh lebih sedikit, dan beberapa vertebrata dapat mencapai ukuran yang sangat besar; vertebrata tersebut termasuk brontosaurus dan reptil fosil lainnya serta gajah dan badak yang masih ada sampai sekarang dan. Beberapa hiu dan paus, yang beratnya sebagian di topang oleh air, bahkan memiliki ukuran yang lebih besar. menyekreksikan atau sebaliknya membentuk kerangka dari zat kapur (kalsium karbonat), silika, atau zat organik, sering dengan pola yang rumit. Spons menyekresikan batang mikroskopis (spikula) di bagian dalam atau serabut dari jenis material yang sama. rac bunga karang, brachiopoda, echinodermata, dan mollusca sebagian besar tersusun atas zat kapur (CaCo3) dan bertahan sepanjang hidup suatu individu, tumbuh di bagian tepi dan menebal seiring dengan bertmbahnya usia. Semua artropoda –crustacea, insecta, dan lain yang –tertutup seluruhnya oleh eksoskeleton bersendi dari zat organik yang mengandung kitin ( par.22-2). Eksoskeleton ini fleksibel di bagian persendian antara segmen tubuh dengam embelan, tetapi lebih kaku di bagian yang lain. Pada kepiting dan crustacea yang terkait, penutup bagian luar tubuh di perkuat oleh tumpukan garam berzat kapur di bagian dalam yang menghasilkan “ lapisan kulit” yang keras. Embelan berjumlah satu pasang per segmen (somite) tubuh atau lebih sedikit dan berkembang dengan berbagai macam cara menjadi antena sensorik, rahang atau bagian mulut yang lain, dan kaki untuk berjalan atau berenang oleh karena kerangka artropoda pada saat mengeras tidak dapat mengembang hewan ini mengalami pergantian penutup tubuh lama dalam jangka waktu tertentu untuk memungkinkan terjadinya pertumbuhan; bagian –bagian tubuh membesar dengan segera setelah pergantian penutup tubuh , sebelum penutup tubuh yang baru mulai mengeras. Cacing akuatti hidup,kotak yang di bangun dari puing-puing di bagian besar perairan oleh protozoa dan beberapa larva searngga tertentu, serta cangkang siput kosong yang digunakan oleh kepiting yang hidup sendiri semuanya berfungsi sebagai eksoskeleton pelindung. Kerangka vertebrata. Rangka dalam memiliki pola dasar umum dengan bagian utama terlihat pada katak (par. 2-7). Rangkaian perkembangan dari cyclosmata sampai mamalia dapat dilacak. Walaupun terdapat banyak sekali perbedaan dalam hal ukuran dan bentuk bagian –bagian kerangka tersebut serta dalam hal ada tidak adanya unsur-unsur tertentu. Bagian penting dalam vertebrata darat di berikan pada tabel 4-1 kerangka menyanga tubuh, memberikan tempat melekat bagi otot, dan menyediakan tempat bagi otak serta sum sum tulang belakang, pada semua vertebrata,kecuali cyclostomata dan kerangka terdiri atas rangka untuk rahang dan sirip atau tangkai yang berpasangan. Kerangka tersusun atas katilago hialin pada cyclostomata dan hiu dewasa dan pada embrio dari semua vertebrata tingkat tinggi, tetapi pada ikan bertulang dan mamalia dewasa, kerangka sebagian besar terdiri atas tulang dengan kartilago di atas permukaan sendi dan di beberapa tempat lainnya. Bagian- bagian kerangka bertambah besar secara berangsur-angsur karena pertumbuhan pada bagian ujung atau tepi. Kolumna verebralis (tulang belakang). Pada semua chordata, unsur kerangka yang pertama muncul pada embrio adalah batang berbentuk ramping, tidak bersegmen, dan berlatin, notokerda, yang memanjang di sepanjang sumbu tubuh antara saluran pencernaan dan sum sum tulang belakang. Jadi, notokorda tetap terdapat pada amphioxus dan cyclostomata, tetapi pada ikan dan jenis yang lebih tinggi notokorda kemudian dikelilingi dan di gantikan tulang belakang, atau kolumna spinalis, dari vertebrata yang terpisah. Setrum yang seperti gulungan dari setiap vertebrata memiliki lenkung saraf dorsal untuk menutupi sumsum tulang belakang. Di ekor ikan, setiap tulang belakang juga memiliki lengkung hemal vetral di sekeliling arteri dan vena utama; lengkung ini menyebar didalam atau bagian batang tubuh dan membentuk struktur seprti tulang rusuk yang melindungi organ dalam. Pada vertebrata darat, setrum mengandung sepasang prosesus transversus sebagai tempat pelekatan tulang rusuk sejati dari hewan tersebut ( kecuali katak) . pada ujujung yang lain dari setrum terdapat dua prosesus artikularis dengan mana satu tulang belakang dapat berputar dengan mudah pada prosesus tersebut secara langsung di depan dan di belakang.kolumna vertebralis ikan hanya terdiri atas bagian badan dan ekor, tetapi sala mander, reptil, dan mamalia memiliki lima bagian: leher, atau servikal; atau torakal; dan tulang rusuk; pinggang, atau lumbal; kelangkang; atau sakral, bergabung dengan gelang bahu- panggul; dan ekor, atau kandal. Vertebata kaudal hanya terdapat beberapa pada manusia dan burung. Vertebrata bertubuh panjang yang berenang memiliki banyak tulang belakang dan semua hampir sama, seperti yang terlihat pada belut dan ikan yang mirip, beberapa salah mander (siren), reptil fosil tertentu, dan paus. Ular hidup yang secara harfiah berenang di darat memiliki banyak tulang belakang . tulang rusuk vertebrata dan biasanya bergabung di bagian vetral dengan tulang dada, atau sternum, tetapi tulang ini tidak terdapat pada ular . sternum burung memiliki lunas dada besar di bagian tengah sebagai tempat menempel otot terbang yang kuat. Tengkorak. Struktur tengkorak, yangy membentuk rangka kepala vertebrata, di mulai sejak embrio sebagai kartilago dan terdiri atas (1) kranium, atau kotak otak, yang menyimpan otak; (2) tiga pasang kapsul indra unruk organ penciuman, penglihatan, dan pendengaran;serta (3) kerangka viseral, yaitu rangkaian lengkung tulang berpasangan yang menyusun rahang, menyokong lidah (aparatus hioid ), dan menyokong daerah insang. Struktur ini berada pada tahap seperti ini pada hiu dan ikan pati dewasa, tetapi pada ikan bertulang dan hewan yang lebih tinggi, kranium berkartilago ini di gantikan dan banyak tulang keras; selain itu kapsul dan rahang atas menjadi tergabung dengan lebih sempurna pada kranium. Pada vertebrata darat, bagian lengkung viseral di gunakan untuk keperluan lain. Bentuk umum dan struktur terinci tengkorak berbagai macam vertebrata dewasa berabeda –beda, dan studi perbandingan dari ikan sampai mamlia menunjukkan banyak perbedaan, termasuk berkurangnya jumlah tulang; namun,terdapat pola kontinuitas dasar pada keseluruhan rangkaian. Tungkai. Cyclostamata tidak memiliki embelan lateral, tetapi hiu dan ikan bertulang memiliki dua pasang,sirip pektoral dan pelvik, dengan unsur tulang yang terkandung dalam jari-jari sirip. Setiap pasangan ditopang oleh rangka, atau gelang. Vertebrata darat memiliki dua pasang tangkai sebagai pengganti sirip, dan tangkai tersebut ditopang oleh gelang pektoral dan pelvis, secara khas berujung di lima jari, atau digit. Tulang-tulang menyatu pada gelang pektoral dan gelang pelvis serta tangkai merupakan homolog dari amfibi sampai mamalia, walaupun termodifikasi dengan berbagai cara untuk adaftasi cara hidup khusus hilangnya digit, peleburan tulang lain. Dan reduksi atau kehilangan seluruh sirip, tungkai, serta gelang pektoral dan pelvis terjadi pada berbagai macam vertebrata. Beberapa salamander hanya memiliki empat atau tiga jari di setiap kaki,dan tidak ada burung hidup yang memiliki lebih dari tiga “ jari tangan” atau empat jari kaki. Pengurangan jumalah jari kaki terjadi pada banyak mamalia, kuda menjadi contoh kasus yang eksrem, dengan hanya satu jari kaki yang fungsional pada setiap kaki. Radius dan ulna serta tibia dan fibula melebur pada banyak spesies yang memiliki sedikit gerak rotasi pada tungkai. Tungkai dan digit jauh berkurang pada beberapa salamander dan kadal serta tidak terdapat pada beberapa kadal dan semua ular. Hiu dan hewan dari ordo sirenia tidak memiliki tungkai belakang, dan pada kelompok ikan, belut tidak memiliki sirip pelvik. Bekas tungkai atau gelang pektoral dan gelang pelvis pada paus, ular boa, dan vertebrata lain yang tidak bertungkai mengindikasikan bahwa hewan tersebut diturunkan dari nenek moyang yang bertungkai. Sistem muskular Kemampuan untuk berkontraksi merupakan karakteristik pokok dari protoplasma, tetapi pada sebagian besar hewan, kontraksi yang menyebabkan perubahan bentuk dan pergerakan dihasilkan oleh fibril atau jaringan otot khusus ( par.3-23). Sebagian besar hewan multiselular yang mampu bergerak memiliki kumpulan otot yang saling berlawanan untuk melakukan gerakan tersebut. 1. Invertebrata Protozoa sederhana seperti amoeba dapat berkontaraksi atau memanjangkan tubuh satu selnya ke segala arah protozoa lain yang memiliki strtuktur yang lebih terpesialisasi seperti vorticella bertangkai memiliki fibril kontraktil ( mionem). Dinding tubuh coelenterata mengandung sel epiteliomuskular berbentuk dengan serabut kontraktil di bagian dasaranya; sel ini terdapat dalam sel yang berlawanan pada dinding tubuh dapat direduksi. Cacing pipi biasanya memiliki serabut otot dalam tiga arah- longitudinal , transversal, dan dorsoventral; kontraksi otot tersebut pada salah satu bidang akan mendorong tubuh yang halus, tetapi terisi oleh cairan untuk memanjang ke arah lain, mirip dengan lidah manusia yang dapat digerakkan. Pada cacing gilik sel otot sedikit mirip denan sel otot pada coelenterata, tetapi semua lurus terhadap dinding tubuh dan sejajar terhadap sumbu utama tubuh. Konertrksi serabut yang berselang-seling di sepanjang sisi tubuh yang berlawanan memungkinkan cacing untuk menekuk dan melurusukan tubuh, tetapi ia tidak dapat memutar dan memanjangkan tubuh dengan bebas. Pada cacing tanah dinding tubuh terdiri atas dua lapis otot, lapisan luar yang berbentuk melingkar dan lapisan dalam yang membuur. Kontraksi lapisan luar menyebabkan tubuh yang terisi air memanjang, dan aksi otot longitudinlal memendekkannya. Crustacea serangga, dan artropoda lain merupakan satu satunya invertebrata yang menyimpang dari susunan lapisan otot tersebut; mereka memiliki otot yang terpisah- ukuran, susunan, dan perlekatan bervariasi- yang menggerakkan segmen tubuh dan bagian kaki yang bersendi serta embelan lainya. Otot ini terikat pada permukaan dalam eksoskeleton dan beraksi terhadap sendi engsel di antara bagian-Bagian yang berdekata. Seekor ulat dapat memiliki 2.000 otot yang terpisah. 2.Vertebrata Otot pada vertebrata melekat pada bagian- bagian kerangka. Pada vertebrata yang berbentuk seperti ikan- siklostomata sampai amfibi yang beringsang permanen- dan reptil yang tidak bertungkai otot-otot secara dominan bersegmen-segmen. Mereka berselang- seling dengan tulang belakang dan memberikan gerakan seperti ombak dengan dan memberikan gerakan seperti ombak dengan mana hewan berjalan. Pada vertebrata darat, dari katak sampai mamalia, otot-otot yang tidak bersegmen-segmen yang menggerakkan tungkai dan kepala memiliki ukuran lebih besar serta lebih penting. Namun , pada hewan yang lebih tinggi, beberapa otot yang bersegmen-segmen tetap ada, di antara tulang belakang dan tulang rusuk serta pada otot rektrus abdominis dinding tubuh vetral. Kontraksi otot dikendalikan oleh lempeng akhir serabut saraf motorik yang melekat pada tersebut otot. 3.Otot dan saraf Pada hewan hidup, kontrksi ( pemendekan) otot di hasilkan dari impuls yang melintas dari sistem saraf pusat di sepanjang saraf. Hal ini dapat didemontrasikan dengan preparat otot-saraf seperti saraf skiatik dan otot gastroknemius yang disayat bersama sama dari seekor katak. Salah satu ujung otot dilekatkan hingga tidak dapat digerakkan dan ujung yang berlawanan dihubungkan di tuas yang akan memperbesar atau merekam setiap perubahan panjang otot. Impuls, dalam bentuk kejutan listrik singkat, diaplikasikan pada saraf. Dimulai dengan satu kejutan yang terlalu lemah untuk memproduksi hasil apa pun dan secara berangsur-angsur intensitas kejutan tersebut ditingkatkan, ambang batas stimulasi dicapai pada saat kontraksi lemah dihasilkan. Peningkatan lebih lanjut akan menghasilkan kontraksi yang lebih kuat, tetapi pada akhirnya impuls yang semakin kuat tidak akan memberikan efek lebih lanjut. Jika semua serabut selain satu serabut di potong dan serabut yang di pertahankan distimulasi pada inhtensitas yang semakin meningkat,tidak akan terjadi apa-apa sampai ambang batas dicapai, pada saat respons berada pada titik maksimum. Hal ini di sebut efek semua atau tidak sama sekali. Peningkatan aksi yang berabngsur-angsur dari keseluruhan preparat saraf-otot di hasilkan dari serabut-serabut yang berbeda yang mengalami ambang batas yang agak tidak sama. Kontraksi otot indivdual mengikuti pola khas yang bertahan selama sekitar 0,1 detik. Interval antara permulaan stimulus dan pemendekan, sekitar 0,01 detik, di kenal sebagai periode laten . walaupun tidak ada perubaha mekanis yang terjadi di dalam otot yang melepaskan energi yang dibutuhkan untuk kontraksi. Fase kedua, periode kontraksi, berlangsing sekitar 0,04 detik. Akhirnya pada periode relaksasi, sekitar 0,05 detik, otot kembali ke panjang dan tahap fisiologis semula. Ketika syok individual ditempatkan dengan baik pada waktnya,otot berelaksasi secara penuh ke panjang awal di anatara syok tersebut. Namun, jika di ulang pada interval yang berdekatan,otot tidak kembali ke panjang dan tahap fisiologis semula; tahap ini di sebut klonus. Dengan frekuensi stimuluts yang tetap lebih tinggi tidak ada tahap relaksasi, tetapi terjadi kontraksi halus yang di pertahankan, yang di sebut tetanus,pergerakan normal seluruh hewan dan juga ketegangan yang di pertahankan atau tonus tubuh-seperti pada saat seseorang duduki atau berdiri- semua dihasilkan dari kontraksi tetanik. C.Otot dan gerakan tubuh Pada saat bergerak , setiap pasang otot tubuh yang berlawanan menunjukkan ritme aktivitas yang bergantian. Jika lebih dari satu pasangan otot seperti itu terlibat, aksi mereka menunjukkan rangkaian teratur. Pola primitif; seperti pada belut, ular,atau hewan ramping lainnya; merupakan rangkaian gelombang kontraksi yang melintas di sepanjang kedua sisi tubuh secara bergiliran. Pergerakan tungkai pada hewan darat juga bergantian. Baik pada vertebrata maupun pada serangga. Pada vertebrata tingkat rendah stimulus untuk bergerak sebagian besar berasal dari lingkungan dan di kendalikan oleh pusat saraf di medulal oblongata, tetapi dimodifikasi oleh stimulus sensori dari mata, hidung, atau reseptor hidup lainnya. Pada invertebrata seperti cacing tanah, crustacea, dan serangga, perusahaan ”otak” tidak menganggu pola pergerakan secara serius, yang tergantung pada stimulus dari kontak dengan tanah atau permukaan lainnya. Silia dan flagela. Prosesus tertentu pada sel berperan dalam pergerakkan dan banyak proses vital lainnya di dalam tubuh. Flagela adalah prosesus yang bergerak seperti cambuk yang muncul dari granula (blepharo past) di dalam sel. Flagela terdapat pada beberapa protozoa, pada sel leher spons, dan pada sel internal hydra. Jika terdapat banyak prosesus pendek, mereka di sebut silia. Silia di gerakkan oleh sistem fibrilar atau neuoro motor. Silia di bagian luar memungkinkan pergerakan pada protozoa bersilia, ctenofora, rotifera, beberapa cacing pipih, dan larva akuatik dari banyak invertebrata yang bersilia. Silia terdapat pada tentakel bryozoa, beberapa cacing laut, dan coelenterata tertentu, di bagian luar bintang laut, dan gien pada insang mollusca bivalvia. Silia melapisi bagian-bagian saluran pernapasan dan genital dari vertbrata, usus mollusca dan cacing tanah , lengkungan untuk makan ( endostile) pada chordata tingkat rendah, serta organ eksresi dari banyak invertebrata. Beberapa laju hentakan, per detik, untuk silia adalah vorticella, 6 hingga 8; stentor , lebih dari 42; insang remis, 10; dan untuk flagela apons, 20. Pada hewan multiselular, lendir sering disekresikan oleh sel kelenjar yang berdekatan dengan sel yang mengandung silia, dan material yang terperangkat dalam lendir dibagi ke satu arah oleh banyak silia yang secara terus menerus bergetar. Silia dan lendir yang megangkut makanan ke mulut pada anemon, bivalvia, dan bryozoa, serta partikel asing yang terperangkap oleh lendir di saluran pernapasan vertebrata darat di bawah keluar melalui aksi silia. Silia pada saluran telur dan sperma membantu mengangkut sel- sel kelamin ke bagian luar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar