Entri Populer

Kamis, 27 Desember 2012

EKOLOGI DAN DISTRIBUSI HEWAN

BAB VII EKOLOGI DAN DISTRIBUSI HEWAN A. Latar Belakang Setipa organisme hidup memiliki cara hidup tersendiri yang tergantung pada struktur dan fisiologinya dan juga pada jenis lingkungan yang ditempatinya. Faktor fisik dan biologi beraksi untuk membuat variasi lingkungan yang lebar pada bagian bumi yang berbeda-beda. Kondisi tersebut cukup konstan pada beberapa daratan dan lautan tropis, tetapi sebagian besar bagian bumi memiliki suhu, hubungan kelembapan, dan sinar matahari yang berubah-ubah sesuai musim. Secara bersama-sama pengaruh ini dikenal sebagai iklim. Daur hidup setiap spesies sangat disesuaikan dengan kondisi iklim lingkungannya. Tidak ada hewan yang benar-benar hidup sendiri; sebaliknya, setiap hewan merupakan bagian dari komunitas hidup yang terintegrasi yang mencakup berbagai indiviidu dari jenisnya sendiri, berbagai jenis hewan yang lain, dan beberapa atau berbagai tipe tumbuhan. B. Rumusan Masalah 1.Bagaimanakah lingkungan fisik pada ekologi hewan? 2.Bagaimanakah Lingkungan Biologi dan Hubungan Antarhewan ? 3.Bagaimanakah Tipe-tipe lingkungan hewan ? 4.Bagaimanakah Distrbusi pada hewan ? C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1.Menjelakan lingkungan fisik pada ekologi hewan. 2.Menjelaskan lingkungan biologi dan hubungan antarhewan. 3.menjelaskan tipe-tipe lingkungan hewan. 4.menjeleskan distribusi hewan.   BAB VII EKOLOGI DAN DISTRIBUSI HEWAN A. Lingkungan Fisik Hewan dan tumbuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor fisika dan kimia, faktor yang paling penting adalah sinar matahari, suhu, air, tekanan, serta gas dan mineral. Masing-masing dapat diukur dan pengaruhnya dapat diobservasi pada hewan, tetapi semua saling berhubungan dan tidak ada yang beraksi sendiri-sendiri. 1. Sinar Matahari Semua energi yang digunakan oleh organisme berasal dari matahari. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan.. tumbuhan menyerap energi pancaran pada sinar matahari, dan melalui aksi fotosintesis dari klorofil pada sel tumbuhan, menghasilkan karbohidrat dari karbondioksida dan air; tumbuhan juga meyintesis protein dan lemak. Energi yang tersimpan dalam senyawa ini merupakan sumber energi utama yang digunakan oleh semua jenis hewan. Hubungan energi mendasari semua proses fisik dan biotik di bumi dan menentukan aktivitas organisme. 2. Suhu Tingkat panas atau dingin dari suatu objek atau tubuh disebut suhu dan diukur dengan skala, biasanya dalam derajat Fahrenheit dan Celcius. Kalor merupakan suatu bentuk energi, dan jumlah kalor pada seekor hewan atau lingkungannya merupakan faktor yang berperan penting. Kisaran suhu di alam semesta mencakup ribuan derajat, tetapi sebagian besar kehidupan di bumi hanya dapat ada dalam kisaran antara 0 hingga 60 derajat atau kurang. Toleransi terhadap panas dipengaruhi oleh kelembapan dan benar-benar tergantung pada daya evaporasi udara atau persentase uap air yang berhubungan dengan kedaan jenuh pada suhu tertentu. Pada udara kering digurun, contohnya suhu 32 derajat (90 derajat Fahrenheit) tidak nyaman untuk manusia, tetapi suhu yang sama, dirangkai dengan kelembapan yang relatif tinggi, sulit ditoleransi didaerah tropis. 3. Air Terdapat pertukaran air konstan antara udara, darat, dan laut serta antara organisme hidup dan lingkungannya. Selain itu, air berpengaruh sangat besar terhadap lingkungan organisme. Siklus air menyebabkan evaporasi, pembentukan awan, presipitasi, aliran air permukaan dan perkolasi melalui tanah. Air menyimpan kalor dam jumlah besar, dan karena kalor spesifiknya begitu besar (membutuhkan 1 kalori untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1 derajat pada suhu 15 derajat), masa air dalam jumlah besar lambat menjadi hangat pada musim semi dan lambat dingin pada musim gugur. Air paling berat pada suhu 4 derajat (39,2 derajat Fahrenheit). Air mengembang seraya air menjadi dingin dibawah suhuini dan berubah menjadi es pada suhu 0 derajat (32 derajat Celcius). Kekuatan pengembangan ini begitu besar sehingga bebatuan terbelah ketika air dicelah bebatuan tersebut membeku; hal ini merupakan proses pembentukan tanah. Hewan darat dipengaruhi oleh kandungan kelembapan udara, atau kelembapan relatif, beberapa hewan darat sesuai untuk daerah gurun dengan kelembapan rendah, hewan darat yang lain hanya ada di daerah dengan tamosfer hampir jenuh, dan banyak hewan darat hidup pada kelembapan sedang. Untuk hewan kecil, mikroklimat dari tempat kecil dimana mereka makan atau menemukan tempat perlindungan merupakan hal yang penting, biasanya memiliki suhu yang lebih rendah dan kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan iklim umum didaerah tempat mereka berada. Didaerah yang kering banyak hewan kecil tetap berada di tempat pengasingan pada siang hari; jika tidak, mereka akn mati kekeringan.hewan kecil tersebut keluar berpetualang pada malam hari ketika suhu lebih rendah dan kelembapan lebih tinggi, terutama di dekat tanah. Di daerah yang memiliki hujan musim panas yang sering, atau lapangan dan kebun yang memiliki irigasi, kelembapan di dekat tanah sedemikian rupa sehingga invertebrata kecil menjadi aktif selama siang hari. 4. Siklus Kimia di Alam Unsur yang membentuk tubuh tumbuhan dan hewan semua berasal dari lingkungan, dan terdapat pertukaran konstan dari kejadian ini kepada hidup dan matinya oganisme. Karbon merupakan unsur pokok dari semua senyawa organik pada protoplasma. Dari karbondioksida (CO2) di udara atau air, karbon disintesis menjadi molekul karbohidrat, dan karbohidrat, bersama-sama dengan protein dan lemak, menyusun jaringan tumbuhan. Tumbuhan dimakan oleh tumbuhan tertentu, dan setelah dicerna dan diserap oleh hewan tersebut senyawa karbon ini tersusun kembali sebagai protoplasma hewan. Pada gilirannya, material ini diteruskan ke hewan lain. Metabolisme perambokan pada hewan menghasilkan karbon dioksida sebagai limbah respirasi yang kembali ke udara atau air. Oksigen (O2) di ambil langsung dari udara atau terlarut di dalam air untuk berperan dalam proses oksidasi di dalam tubuh hewan. Oksigen kemudian kembali ke lingkungan baik bergabung dengan karbon sebagai karbon dioksida maupun dengan hodrogen sebagai air. Dari karbon dioksida yang digunakan oleh tumbuhan, oksigen dilepaskan ke lingkungan, tetapi tumbuhan juga menggunakan beberapa oksigen dalam respirasi. “Akuarium seimbang” mengandung hewan dan tumbuhan dengan kuantitas tertentu sehingga kebutuhan bersama mereka serta keluaran oksigen dan karbon dioksida seimbang. Nitrogen atmosfer (N) hanya dapat digunakan secara langsung oleh bakteri pengikat nitrogen di tanah atau bintil akar beberapa tumbuhan polong-polongan, yang menggabungkannya menjadi nitrat (NO3). Tumbuhan menggunakan nitrat untuk membentuk protein nabati. Nitrat dapat kembali ke tanah melalui pembusukan atau di makan oleh hewan dan diubah menjadi protein hewani. Pada metabolisme hewan, nitrat akhirnya dipecah menjadi limbah bernitrogen, sebagian besar berupa urea, (NH2)2CO, dan kemudian diekskresikan. Melalui aksi bakteri yang lain , di tanah atau air, limbah seperti itu diubah menjadi amonia dan nitrit; melalui aksi bakteri lebih lanjut nitrogen dikembalikan ke udara, atau nitrit diubah menjadi nitrat. Beberapa mineral, atau substansi kimia in-organik, esensial bagi tumbuhan dan hewan dalam jumlah sedikit, tetapi tetap, yang berbeda-beda pada berbagai spesies. Tumbuhan memperoleh unsur pokok mineral dari larutan tanah di sekitarnya, dan mineral tersebut kembali ke tanah hanya melalui pembusukan atau pembakaran tumbuhan tersebut. Fospor merupakan contoh dari mineral “yang beredar” yang dibutuhkan dalam jumlah kecil pada protoplasma. Fospat (−PO4) dibuat tersedia untuk tanaman melalui erosi waduk besar dari zaman terdahulu pada bebatuan. Fosfor umumnya digunakan oleh tumbuhan dan hewan dan kemudian di kemabalikan ke tanah melalui kematian dan pembusukan. Beberapa fosfor di angkut ke laut dan sebagian ilang ditangkap kembali oleh ikan dan burung laut. Manusia mencari endapan kotoran burung (guano) yang banyak, seperti yang terjadi di pantai Peru dan di Pulau Nauru di Pasifik Selatan, untuk digunakan sebagai pupuk fosfat sehingga mengembalikannya ke dalam daur. B. Lingkungan Biologi dan Hubungan Antarhewan Hewan individual menghabiskan sebagian besar waktu mereka secara aktif mencari makanan untuk energi dan pertumbuhan. Hewan juga membutuhkan tempat tinggal untuk melindungi dari iklim yang tidak cocok serta musuh dan mereka membutuhkan tempat untuk berkembang biak. 1. Makanan Hewan kebisaan memiliki makanan yang berbeda-beda. Setiap spesies memiliki kebutuhan tertentu, dan setiap individu membutuhkan makanan dalam jumlah tertentu dari jenis yang tepat. Semua makanan hewan pada dasarnya berasal dari tumbuhan, yang merupakan satu-satunya produsen yang sesungguhnya di komunitas manapun. Hewan pemakam tumbuhan merupakan konsumen primer. Hewan ini, pada gilirannya, berperan sebagai makanan bagi hewan yang lain lagi, konsumen sekunder, yang kemudian akan di makan oleh hewan yang lain lagi. Energi semula berasal dari matahari kemudian di teruskaan dalam bentuk material melalui rantai makanan; semua rantai makanan di komunitas membentuk daur makanan atau jaring-jaring makanan. Hubungan ini sangat rumit, bahkan pada komunitas kecil, tetapi dapat diilustrasikan oleh dua contoh yang disederhanakan. Di dalam suatu kolam, bakteri dan ganggang menyintesis material dari substansi yang mengandung nutrisi melalui fotosintesis. Lalu secara berurutan, organisme kecil di makan oleh organisme yang lebih besar. 2. Piramida Jumlah Jaring-jaring dari komunitas manapun telah dikarakterisasi oleh Charles Elton sebagai piramida jumlah. Hewan di bagian dasar berukuran kecil dan jumlahnya melimpah, sedangkan hewan di bagian puncak jumlahnya sedikit, tetapi berukuran besar; hewan yang terdapat di antara bagian dasar dan puncak meningkat secara progresip dalam hal ukuran individu, tetapi menurun dalam hal jumlah. 3. Tempat Perlindungan dan Tempat Berkembang Biak Hewan yang hidup di perairan yang luas dan terbuka dapat menghindari musuh hanya dengan kemampuan bergerak yang lebih hebat, tetapi banyak spesies dari perairan yang lebih kecil dan di darat hidup di berbagai jenis penutup dan menggunakan tempat bersembunyi, atau tempat perlindungan, untuk menghindari musuh dan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Sebagian besar hewan juga memiliki kebutuhan khusus untuk tempat berkembang biak, tempat untuk menghasikan telur atau keturunannya. Untuk beberapa hewan, tempat perlindungan dapat menyediakan fungsi tersebut, tetapi hewan yang lain membangun sarang khusus, seperti yang dilakukan oleh burung, beberapa ikan dan berbagai jenis serangga. 4. Kompetisi Anggota spesies memiliki kebutuhan yang sama untuk makanan (juga tempat perlindungan dan pasangan) dan berkompetisi antara yang satu dengan yang lainnya; wakil dari spesies yang berbeda yang hidup dari jenis makanan yang sama juga ikut dalam kompetisi. 5. Musuh Setiap hewan yang mengonsumsi hewan lain disebut musuh, atau predator, dan hewan yang di makan disebut mangsa. Hewan yang mengonsumsi anggota spesiesnya sendiri disebut kanibal, dan hewan yang memakan bangkai hewan mati disebut scavenger. Rantai makanan, setelah hewan pemakan tumbuhan pertama, secara berturut-turut adalah predator. Predator menghancurkan mangsanya ketika itu juga, sedangkan parasit terus mengambil makanan dari inang hidupnya. Seperti yang dikatakan oleh Elton, predator hidup dari modal, sedangkan parasit hidup dari pendapatan. 6. Penyakit Hampir semua spesies hewan merupakan subjek penyakit yang disebabkan oleh berbagai tipe organisme-virus, Rickettsia, bakteri, protozoa, cacing parasit, dan artropoda. Organisme Penyebab penyakit itu sendiri harus dianggap sebagai populasi yang pada gilirannya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor dilingkungannya masing-masing; dan mereka pada gilirannya memengaruhi jumlah dan kemakmuran hewan di mana mereka tinggal. Penyakit mungkin merupakan salah satu agen terbesar dalam pengaturan jumlah hewan. Parasit adalah organisme yang hidup pada spesies lain, inang, memperoleh makanan dan tempat tinggal atas biaya inang. Inang dapat hidup parasit, tetapi parasit umumnya tidak dapat hidup tanpa inangnya. 7. Simbiosis Parasitisme dan beberapa jenis saling hubungan khusus yang lain antara dua organisme dari spesies yang berbeda disebut simbiosis. Ketika spesies mendapatkan keuntungan melalui hidup dengan , pada, atau di dalam spesies lain, tanpa melukai atau menguntungkan spesies yang kedua, kasus ini disebut komensalisme. Fertilisasi atau penyerbukan silang pada tumbuhanberbunga oleh serangga (kadang-kadang oleh burung) merupakan hubungan mutualisme yang sering terjadi dan memiliki peran penting karena banyak tumbuhan yang mandul sendiri (self-steril). 8. Koloni dan Masyarakat Semua vertebrata, sebagian besar artropoda, dan banyak invertebrata lain hidup bebas di mana setiap individu bergerak dengan usahanya sendiri. Sebaliknya, spons, banyak hydroid, karang, bryozoa, tunicata, dan yang lain bersifat sesil, melekat pada lapisan bawah batu, tumbuhan, atau cangkang hewan lain. Di antara kedua cara hidup tersebut, banyak spesies hidup soliter di mana setiap individu kurang lebih bebas, sedangkan hewan yang hidup dalam suatu kelompok, atau koloni. “individu” yang berjumlah banyak pada koloni spons, bryozoa, dan tunicata terikat bersama-sama secara struktural. Hewan soliter seperti karnivor (singa gunung, mink, dan lain-lain), elang, burung penangkap serangga, ular, dan seranggap predator berburu untuk mencari makanan paling baiknsecara sendiri-sendiri dan hanya berpasangan untuk bereproduksi. 9. Populasi Semua hewan dari satu spesies yang menempati suatu tempat yang sama disebut populasi. Di luar aktivitas anggota pokoknya, populasi memiliki struktur dan organsime tertentu. Populasi tumbuh dan berkurang serta memiliki komposisi tertentu seperti rasio jenis kelamin dan kelompok umur yang dapat berubah berdasarkan keadaan. Populasi dinyatakan dalam kepadatan, jumlah perunit area. 10. Komunitas Biotik Pada tahun 1887 Stephen A. Forbes menulis sebuah esai tentang “The Like as A Microccom”. Ia menggambarkan lingkungan air yang terisi sendiri dengan semua populasinya yang berfluktuasi dan berinteraksi sebagai unit. Hal ini sekarang dikenal dengan nama ekosistem dari hewan dan tumbuhan dan membentuk komunitas biotik. 11. Suksesi Ekologi Komunitas biotik merupakan subjek untuk perubahan di bawah pengaruh perubahan musiman dan iklim jangka panjang dan juga perubahan kumulatif internal lingkungan. Jadi, terdapat rangkaian suksesi komunitas di berbagai daerah. Secara khas, komunitas melewati tahapanperintis dan secara berangsur-angsur menjadi matang; tahap final dan relatif stabil ini disebut klimaks. Prinsip suksesi ekologi memiliki peran penting dalam penghutanan kembali, manajemen jarak, dan aktivitas manusia lainnya. 12. Ekologi dan Konservasi Peradaban pada dasarnya merupakan usaha manusia untuk mengatur lingkungan untuk keuntungan sendiri, biasanya dengan segera. Peradaban merupakan ekologi terapan atau manipulasi ekologi. C. TIPE-TIPE LINGKUNGAN HEWAN Bagian bumi yang mengatur organisme hidup dikenal dengan sebutan biosfer. Di dalam lapisan yang relatif tipis ini terdapat banyak tempat, besar atau kecil, yang cocok untuk tumbuhan dan hewan. Istilah habitat digunakan secara lues untuk mengindikasikan tempat hewan tinggal. Situasi lokal langsung yang menyediakan hal-hal yang esensial untuk keberadaan hewan tersebut disebut relung ekologi – habitat adalah “alamat” organisme tersebut, dan relung adalah “pekerjaan”-nya. Pembagian utama lingkungan yang digunakan oleh hewan yang paling jelas terlihat adalah perairan laut, perairan air tawar, dan darat, tetapi bahkan lingkungan ini masih dibagi-bagi. 1. Perairan Laut Samudra, lautan, dan teluk menutupi sekitar 71% permukaan bumi, menyediakan habitat yang luas dan stabil. 2. Perairan air tawar Perairan ini berbeda dengan laut karena menyebar dan terisolasi, dengan volume dan kedalaman yang lebih rendah, dan lebih banyak variabel seperti suhu, kandungan gas dan garam, penetrasi cahaya, kekeruhan, gerakan, dan pertumbuhan tanaman. Air “murni” hanya mengandung sedikit garam, tetapi beberapa air saline (air garam) dan alkalin memiliki kandungan garam yang besar. Karbonat (terutama CaCO3) biasanya lebih umum daripada garam lain. Beberapa badan air tawar hampir konstan dalam hal volume, tetapi air di daerah kering sering berfluktuasi dari tahap banjir sampai volume kecil atau mengering seluruhnya dalam satu musim. 3. Daratan Interaksi dari banyak faktor fisik, iklim, dan biologi yang menghasilkan variasi kondisi ekologi yang besar pada benua dan pulau. Hewan darat utama adalah mamalia, burung, reptil, dan lain-lain.semua bersifat mobil dan hidup dipermukaan daratan, atau di kedalaman tanah yang dangkal. 4. Zona Iklim Berdasarkan observasi umum diseluruh penjuru dunia, tumbuhan dan hewan terdistribusi berdasarkan zona yang ditetapkan dengan cukup baik, tergantung pada iklim umum. 5. Perubahan Ekonomi karena Manusia Aktivitas manusia telah mengubah distribusi ekosistem banyak hewan dengan berbagai macam cara. D. DISTRIBUSI Tidak ada spesies hewan yang terdapat secara beragam di seluruh penjuru dunia, tetapi masing – masing di batasi dengan kisaran tertentu, atau area distribusi.ilmu yang mempelajari distribusi hewan dan faktor yang mengendalikanya di kenal dengan zoogeografi. Distribusi geografis menyakngiut hubungan sepasial, penghalang dan kesempatan pembubaran, dan sejarah semula, sedangkan distribusi ekologi di tentukan terutama oleh faktor lain yang di jelaskan sebulumnya. semua hewan yang hhidup di area tertentu, besar atau kecil, secara bersama sama disebut fauna. Keseluruhan luas daratan atau perairan maupun spesies terdapat disebut kisaran geografisnya. a. Faktor yang mengatur distribusi Faktor lain seperti kommpetisi, musuh, penyakit , kekurangan makanan, cuaca musiman yang tidak cocok, dan penurunan jumlah tempat berlindung yang tersedia menyebabkan pengurangan populasi. distribusi semua hewan, dari protozoa sampai manusia akibatnya lebih bersifat dinamais. Dari pada statis dan selalu menjadi subjek untuk perubahan. Faktor luar yang membasi distribusi disebut penghalang. Hal ini termasuk penghalang fisik, penghalang iklim dan penghalang biologis. b. Metode distribusi Distribusi hewan sekarang ini merupakan hasil penggabungan dari penghalang yang ada dan kondisi lingkungan di masa lalu. TINJAUAN 1. Bagaimana hubungan lingkungan biologi dengan antar hewan? 2. Bagaimana distribusi pada hewan?   B AB III PENUTUP A.Kesimpulan Dari kesimpulan di atas dapat di simpulkan bahwa : Hewan dan tumbuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor fisika dan kimia, faktor yang paling penting adalah sinar matahari, suhu, air, tekanan, serta gas dan mineral. Masing-masing dapat diukur dan pengaruhnya dapat diobservasi pada hewan, tetapi semua saling berhubungan dan tidak ada yang beraksi sendiri-sendiri. Hewan individual menghabiskan sebagian besar waktu mereka secara aktif mencari makanan untuk energi dan pertumbuhan. Hewan juga membutuhkan tempat tinggal untuk melindungi dari iklim yang tidak cocok serta musuh dan mereka membutuhkan tempat untuk berkembang biak. Distribusi geografis menyakngiut hubungan sepasial, penghalang dan kesempatan pembubaran, dan sejarah semula, sedangkan distribusi ekologi di tentukan terutama oleh faktor lain yang di jelaskan sebulumnya. semua hewan yang hhidup di area tertentu, besar atau kecil, secara bersama sama disebut fauna. Keseluruhan luas daratan atau perairan maupun spesies terdapat disebut kisaran geografisnya. B.Saran Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk hal tulis menulis agar lebih berhati-hati dan saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya mohon kritikan yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar