Entri Populer

Minggu, 06 April 2014

plasmodium falciparum



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Malaria adalah penyakit reemerging, yakni penyakit yang menular kembali secara massal. Malaria juga adalah suatu penyakit tular nyamuk (mosquito borne diseases). Penyakit infeksi ini banyak dijumpai di daerah tropis, disertai gejala-gejala seperti demam dengan fluktuasi suhu secara teratur, kurang darah, pembesaran limpa dan adanya pigmen dalam jaringan. Malaria diinfeksikan oleh parasit bersel satu dari kelas Sporozoa, suku Haemosporida, keluarga Plasmodium. Penyebabnya oleh satu atau lebih dari empat Plasmodia yang menginfeksi manusia: P. Falciparum, P. Malariae, P. Vivax, dan P. Ovale. Dua P. Falciparum ditemukan terutama di daerah tropis dengan resiko kematian yang lebih besar bagi orang dengan kadar imunitas rendah. Parasit ini disebarkan oleh nyamuk dari keluarga Anopheles. Plasmodium adalah genus dari sporozoa atau protista mirip hewan yang tidak memiliki alat gerak. Plasmodium merupakan makhluk hidup renik dan merupakan patogen atau dapat menyebabkan penyakit yang merugikan. Plasmodium hidup menjadi parasit ditubuh hewan dan manusia umumnya.


Penyakit malaria memiliki empat jenis, dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Yang pertama adalah malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika atau biasa disebut demam rimba (jungle fever), disebabkan oleh P. Falciparum. Malaria ini adalah penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Parasit ini menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau, serta kematian. Kedua, malaria kuartana yang disebabkan oleh P. Malariae. Jenis malaria ketiga adalah paling ringan, malaria tertiana yang disebabkan oleh P. Vivax. Jenis keempat dan merupakan jenis malaria yang paling jarang ditemukan adalah malaria ovale, disebabkan oleh P. Ovale. Walaupun ditularkan oleh nyamuk, penyakit malaria sebenarnya merupakan suatu penyakit ekologis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, serta ketinggian. Air merupakan faktor esensial bagi perkembang-biakan nyamuk. Karena itu dengan adanya hujan bisa menciptakan    banyak tempat perkembangbiakan nyamuk, yaitu akibat genangan air yang tidak dialirkan di sekitar rumah atau tempat tinggal. Nyamuk dan parasit malaria juga sangat cepat berkembang biak pada suhu sekitar 20-27 derajat C, dengan kelembaban 60-80 %.

 
1.2   Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini antara lain :
a.       Bagaimanakah sejarah plasmodium falciparum?
b.      Bagaimanakah siklus hidup Plasmodium  Falciparum?
c.       Bagaimanakah gejala Plasmodium  Falciparum?
d.      Bagaimanakah cara penularan serta cara pencegahannya?

1.3  Tujuan
Tujuan yang dapat dicapai dari pembahasan makalah ini antara lain:
a.       Dapat mengetahui sejarah plasmodium falciparum
b.      Dapat menetahui siklus hidup plasmodium falciparum
c.       Dapat mengetahui gejala plasmodium falciparum
d.      Dapat mengetahui cara penularan serta cara pencegahan  plasmodium falciparum





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Plasmodium falciparum
Kata malaria sendiri berasal dari bahasa Italia yaitu Male dan Aria yang berarti hawa buruk. Memang pada zaman dulu, orang beranggapan bahwa malaria disebabkan oleh udara yang kotor. Sementara di Perancis dan Spanyol, malaria dikenal dengan nama “paladisme atau paludismo“, yang berarti daerah rawa atau payau karena penyakit ini banyak ditemukan di daerah pinggiran pantai. Malaria juga dikenal dengan istilah lain seperti marsh fever, remittent fever, intermittent fever, dan hill fever. Karena terkenalnya penyakit ini, penulis Inggris yang terkenal sepanjang abad ke 16-17, William Shakespeare, menggambarkan penyakit malaria dalam salah satu karyanya sebagai “The Caliban Curse“.(1611).
Malaria telah menjangkiti manusia selama lebih 50,000 tahun, dan malaria mungkin merupakan pathogen bagi manusia. Malah, saudara dekat bagi parasit malaria manusia masih kekal pada chimpanze, spesies paling dekat. Rujukan bagi demam berkala yang terdapat sepanjang sejarah, bermula pada 2,700 SM di China. Istilah malaria berasal semenjak Medieval bahasa Itali: mala aria "udara busuk"; Kajian saintifik berkenaan malaria mencapai kemajuan pertama pada 1880, apabila seorang doktor Perancis yang tinggal di Algeria bernama Charles Louis Alphonse Laveran memerhatikan parasit dalam sel darah merah yang terjangkit malaria. Dengan itu Charles mencadangkan bahwa malaria disebabkan oleh protozoa ini, pertama kali protozoa dikenal pasti sebagai puncak penyakit. Protozoa ini dinamakan Plasmodium oleh pakar sains Itali Ettore Marchiafava dan Angelo Celli. Setahun kemudian, Carlos Finlay, doktor Cuba yang merawat penyakit dengan demam kuning di Havana, yang pertama mencadangkan bahwa nyamuk menyebarkan penyakit ini dikalangan manusia. Bagaimanapun Sir Ronald Ross, seorang rakyat British yang tinggalt di India yang akhirnya membuktikan pada 1898 bahwa malaria disebarkan oleh nyamuk. Dia membuktikan bahawa sesetengah spesies nyamuk menyebarkan malaria kepada burung dan mengasingkan parasit malaria dari kelenjar liur nyamuk yang menghisap darah burung yang berpenyakit.

Plasmodium falciparum mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom         :  Haemosporodia
Divisio             : Nematoda
Subdivisio       : Laveran
Kelas               : Spotozoa
Ordo                :  Haemosporidia
Genus             : Plasmodium
Species            : Falcifarum

v  Definisi Malaria & Malaria Falciparum
Istilah malaria diambil dari dua kata Bahasa Italia, yaitu mal (buruk) dan area (udara) atau udara buruk. Karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Berikut ini adalah beberapa difinisi penyakit malaria dan Malaria Falciparum :
Malaria adalah penyakit infeksi parasite yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Infeksi malaria ini memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegaly. Dapat berlangsung akut ataupun kronik (Paul N. Harijanto, 2006).
Malaria adalah penyakit menular endemik di banyak daerah hangat di dunia, disebabkan oleh protozoa obligat seluler genus Plasmodium, biasanya ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Penyakit ini ditandai dengan keadaan tak berdaya dengan demam tinggi paroksismal, serangan menggigil, berkeringat, anemia dan splenomegaly yang dapat menyebabkan kematian, sering menyebabkan komplikasi berat, malaria selebral dan anemia. Interval antara tiap serangan kadangkala periodik, ditentukan oleh waktu yang diperlukan untuk berkembangnya satu generasi baru parasit di dalam tubuh. Setelah permulaan penyakit ini, dapat diikuti perjalanan penyakit yang kronik atau baik. Disebut juga plaudism. Nama lamanya mencakup ague dan jungle, malarial
Malaria Falciparum adalah malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, dengan demam paroksismal yang ireguler. Ini dihubngkan dengan keadaan parasite tertinggi dalam darah dan merupakan bentuk malaria terparah, kadang fatal. Malaria ini sering dikaitkan dengan gejala pernisiosa, yang terjadi sebagai akibat penumpukkan dan pembentukkan mikroinfark dalam kapiler yang mengandung eritrosit yang terinfeksi Plasmodium falciparum stadium lanjut. Ini dapat terjadi pada otak, hati, kelenjar adrenal, traktus gastroin testinal, ginjal, paru, atau organ lain.
Malaria Falciparum adalah jenis malaria paling berbahaya dan disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum. Malaria Falciparum berkaitan dengan kadar tinggi parasit dalam darah dan mempunyai tingkat kematian dan komplikasi paling tinggi diantara semua jenis malaria. Sel darah merah yang terinfeksi dengan parasit cenderung akan kotor dan menyebabkan mikroinfarksi (daerah kecil jaringan mati karena kekurangan oksigen) dalam kapiler otak, liver, kelenjar adrenal, sistem usus, ginjal, paru-paru dan organ lainnya. Pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit menggunakan medikasi intraven.
Gambar 1. Plasmodium faliparum
                        Perbesaran       : 300 x 300
                        Sumber            :  http://www.google.com/search

2.2  Siklus Hidup
Karena Plasmodium ini dalam hidupnya menempati dua inang, yaitu nyamuk dan manusia, maka dia mengalami dua fase siklus hidup yaitu:
a.       Fase didalam tubuh nyamuk
 Di dalam tubuh nyamuk ini terlihat Plasmodium melakukan reproduksi secara seksual, dengan masa tunas 12-14 hari. Ookista dalam nyamuk  mempunyai 10-12 pigmen. Pada tubuh nyamuk, spora berubah menjadi makrogamet dan mikrogamet, kemudian bersatu dan membentuk zigot yang menembus dinding usus nyamuk. Di dalam dinding usus tersebut zigot akan berubah menjadi ookinet ookista sporozoit, kemudian bergerak menuju kelenjar liur nyamuk. Sporozoit ini akan menghasilkan spora seksual yang akan masuk dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk.



b.      Fase Didalam Tubuh Manusia
Setelah tubuh manusia terkena gigitan nyamuk malaria, sporozoit masuk dalam darah manusia dan menuju ke sel-sel hati. Di dalam hati ini sporozoit akan membelah dan membentuk merozoit, akibatnya sel-sel hati banyak yang rusak. Selanjutnya, merozoit akan menyerang atau menginfeksi eritrosit. Di dalam eritrosit, merozoit akan membelah diri dan menghasilkan lebih banyak merozoit. Dengan demikian, ia akan menyerang atau menginfeksi pada eritrosit lainnya yang menyebabkan eritrosit menjadi rusak, pecah, dan mengeluarkan merozoit baru. Pada saat inilah dikeluarkan racun dari dalam tubuh manusia sehingga menyebabkan tubuh manusia menjadi demam. Merozoit ini dapat juga membentuk gametosit apabila terisap oleh nyamuk (pada saat menggigit) sehingga siklusnya akan terulang lagi dalam tubuh nyamuk, demikian seterusnya.

                       
                        Gambar 2 :  siklus hidup Plasmodium  faciparum
                                    Perbesaran       : 300 x 300
                                    Sumber            : http://www.google.com/search        

Plasmodium bereproduksi dengan dua cara yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual plasmodium terjadi didalam tubuh manusia, sedangkan reproduksi seksualnya ada didalam tubuh nyamuk Anopheles. Berikut ini adalah penjelasan mengenai reproduksi Plasmodium.

·         Setelah nyamuk Anopheles menyerap darah manusia yang terinfeksi, mikrogametosit dan makrogametosit berkembang dan melebur menjadi zigot dan membentuk kista

·         Didalam kista, zigot berkembang menjadi sporozoit dan berpindah kedalam kelenjar ludah nyamuk

·         Sporozoit tadi masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles

·         Melalui aliran darah, sporozoit berpindah kedalam hati dan membentuk merozoit

·         Merozoit dapat menyerang sel hati dan juga sel darah merah

·         Jika merozoit menyerang sel darah merah, maka didalamnya merozoit tersebut dapat menghasilkan ribuan merozoit lagi

·         JIka ribuan merozoit tadi selesai direproduksi dalam skala tinggi maka menyebabkan sel darah merah lisis dan meyebabkan penderita menjadi demam

·         Ribuan merozoit yang direproduksi secara aseksual tadi dapat berkambang menjadi mikrogametosit atau makrogametosit

·         Mikrogametosit dan makrogametosit tersebut dapat dihisap oleh nyamuk Anopheles lainnya dan mengulangi siklus hidupnya.

 

2.3 Gejala klinis
           
Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium yang berurutan, gejala klasik tersebut  yaitu :
  • Stadium dingin (cold stage).
Diawali dengan gejala menggigil atau perasaan yang sangat dingin. penderita sering membungkus dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil, Gigi gemeretak, kulit dingin, dan kering, nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari- jari pucat atau sianosis, pasien mungkin muntah pada anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur suhu tubuh.
  • Stadium demam (Hot stage).
Stadium ini berlangsung 2 – 4 jam. Penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering, sakit kepala dan sering kali muntah. Nadi menjadi kuat kembali, merasa sangat haus dan suhu tubuh dapat meningkat hingga 41 derajat Celcius atau lebih. Pada anak-anak, suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menimbulkan kejang-kejang. penderita membuka selimutnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah dan dapat terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
  • Stadium berkeringat (sweating stage).
Stadium ini berlangsung 2 – 4 jam. Penderita berkeringat sangat banyak. Suhu tubuh kembali turun, kadang-kadang sampai di bawah normal. Setelah itu biasanya penderita beristirahat hingga tertidur. Setelah bangun tidur penderita merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain sehingga dapat kembali melakukan kegiatan sehari-hari.

2.4 Cara penularan serta pencegahan plasmodium falciparum
v  Cara penularan dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu:
Melalui perantara nyamuk Anopheles. Bibit penyakit malaria dalam darah manusia terhisap oleh nyamuk, kemudian berkembang biak di tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali pada orang lain melalui nyamuk tersebut. Selain itu, penularan malaria juga dapat terjadi melalui transfusi darah, melalui jarum suntik yang berulang kali digunakan maupun terkontaminasi.

v  Cara pencegahan dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu:
Untuk mengatasi infeksi plasmodium dapat dilakukan dengan berbagai cara baik pencegahan maupun pengobatan. Pencegahan malaria yaitu dengan cara menutup, menguras, dan mengubur barang atau tempat-tempat yang berpotensi menjadi habitat nyamuk. Menggunakan semprotan pembasmi serangga di dalam dan di luar rumah. Sedangkan cara pengobatan pada penderita malaria yaitu dapat dilakukan dengan cara memberikan obat kimia dan juga vaksin yang lebih efektif.
v  Penggolongan obat anti Maalaria
1.      Skizontisida, bekerja terhadap plasmodium sp.  Yang berada didalam eritrosit. Yang termasuk kelompok ini yaitu: klorokuin, amodiakuin, kina, proguanil, dan pirimetamin.
2.      Skizontisida, mencegah masuknya parasit ke dalam eritrosit. Obat- obatnya yaitu primetamin dan proguanil.
3.      Pencegahan dapat menggunakan skizontisida sekali seminggu.














BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
            Dari pembahasan makalah ini ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dintaranya yaitu:
Kata malaria sendiri berasal dari bahasa Italia yaitu Male dan Aria yang berarti hawa buruk. Memang pada zaman dulu, orang beranggapan bahwa malaria disebabkan oleh udara yang kotor. Sementara di Perancis dan Spanyol, malaria dikenal dengan nama “paladisme atau paludismo“, yang berarti daerah rawa atau payau karena penyakit ini banyak ditemukan di daerah pinggiran pantai. Malaria Falciparum adalah malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, dengan demam paroksismal yang ireguler. Ini dihubngkan dengan keadaan parasite tertinggi dalam darah dan merupakan bentuk malaria terparah, kadang fatal. Malaria ini sering dikaitkan dengan gejala pernisiosa, yang terjadi sebagai akibat penumpukkan dan pembentukkan mikroinfark dalam kapiler yang mengandung eritrosit yang terinfeksi Plasmodium falciparum stadium lanjut. Ini dapat terjadi pada otak, hati, kelenjar adrenal, traktus gastroin testinal, ginjal, paru, atau organ lain.
Malaria Falciparum adalah jenis malaria paling berbahaya dan disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum. Malaria Falciparum berkaitan dengan kadar tinggi parasit dalam darah dan mempunyai tingkat kematian dan komplikasi paling tinggi diantara semua jenis malaria. Sel darah merah yang terinfeksi dengan parasit cenderung akan kotor dan menyebabkan mikroinfarksi (daerah kecil jaringan mati karena kekurangan oksigen) dalam kapiler otak, liver, kelenjar adrenal, sistem usus, ginjal, paru-paru dan organ lainnya. Pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit menggunakan medikasi intravena.
Karena Plasmodium ini dalam hidupnya menempati dua inang, yaitu nyamuk dan manusia, maka dia mengalami dua fase siklus hidup yaitu:
a.       Fase didalam tubuh nyamuk (reproduksi secara seksual )
b.      Fase Didalam Tubuh Manusia ( reproduksi secara aseksual )
Gejala malaria terdiri dari 3 stadium yaitu:
a.    Stadium dingin (cold stage).
b.    Stadium demam (Hot stage).
c.    Stadium berkeringat (sweating stage).
Cara penularan  serta pencegahan dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu:
Melalui perantara nyamuk Anopheles. Bibit penyakit malaria dalam darah manusia terhisap oleh nyamuk, kemudian berkembang biak di tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali pada orang lain melalui nyamuk tersebut. Selain itu, penularan malaria juga dapat terjadi melalui transfusi darah, melalui arum suntik yang berulang kali digunakan. Untuk mengatasi infeksi plasmodium dapat dilakukan dengan berbagai cara baik pencegahan maupun pengobatan. Pencegahan malaria yaitu dengan cara menutup, menguras, dan mengubur barang atau tempat-tempat yang berpotensi menjadi habitat nyamuk. Sedangkan cara pengobatan pada penderita malaria yaitu dapat dilakukan dengan cara memberikan obat kimia dan juga vaksin yang lebih efektif.

3.2 Saran






Daftar Pustaka
Soedarto,2008. Pengobatan Penyakit Parasit. Surabaya; Sagung Seto
Natadisastra djaenudin. 2009. PARASITOLOGI KEDOKTERAN Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta; EGC
http://file education.blogspot.com.download 2/04/2013( Diakses 16 April 2013)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar