Entri Populer
-
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat me...
-
I. Pengertian Makna Menurut Para Ahli (minimal 3 ahli) dan Letak Kesamaan dan Perbedaannya……?? Pengertian Makna Menurut 3 Ahli Yaitu : a...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fasciola sp merupakan suatu parasit cacing pipih dari kelas Trematoda, filum Platyhelmi...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan manusia semakin hari semakin dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang kompl...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup sehat dan memiliki umur yang panjang merupakan impian semua orang . Namun li ng...
-
Penutup tubuh Pada tubuh semua jenis hewan memiliki penutup untuk menahan protoplasma di dalamnya, untuk memberikan perlindungan fisik, dan ...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Secara umum pertumbuhan meliputi pertambahan jumlah (pembelahan sel) , pertambahan ukuran (pemb...
-
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat me...
-
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaring...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dekenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang...
Minggu, 09 Desember 2012
material penyusun tubuh hewan
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup tersusun atas gas, zat cair dan padat. Dari ketiga komponen tersebut membentuk bagian-bagian dari tubuh yang kemudian menjadi jaringan, organ, dan system organ yang masing-masing menjalankan fungsinya.
Jaringan merupakan sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama dan dari sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Sedangkan jaringan hewan adalah sekumpulan sel-sel hewan yang mempunyai bentuk, asal dan fungsi yang sama (Campbel,1999).
Jaringan hewan merupakan jaringan yang terdiri atas sekumpulan sel-sel hewan yang memiliki fungsi, asal, struktur yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan sel-sel hewan memiliki fungsi yang spesifik seperti otot jantung yang bercabang menghubungkan ke sel jantung lainnya. Percabangan tersebut membantu kontraksi sel-sel dalam satu koordinasi (Ilham,2010). Jaringan hewan merupakan jaringan tersusun dari sel-sel hewan yang memiliki asal, fungsi dan struktur yang sama (Teddy, 2008).
Keanekaragam jaringan dalam tubuh hewan
B. Rumusan Masalah
1. Apa materi penyusun tubuh hewan?
2. Apa fungsi dari jaringan di dalam tubuh hewan?
3. Apa fungsi dari materi penyusun tubuh hewan?
C. Tujuan
1. Mengetahui materi penyusun tubuh hewan.
2. Mengetahui fungsi dari jaringan di dalam tubuh hewan.
3. Mengetahui fungsi dari materi penyusun tubuh hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar belakang fisik dan kimia
1. Materi, berat, dan gaya berat.
Zat yang terdapat di alam semesta, bumi, organisme hidup di sebut zat. Di bawah kondisi suhu dan tekanan yang berbeda, semua jenis zat tertentu dapat berada pada salah satu dari tiga bentuk fisik. Air dapat berada dalam bentuk es padat, cairan atau uap air. Cangkang dan kerangka hewan sebagian besar berbentuk padat, plasma darah dan sebagian besar isi sel tubuhy berbentuk cairan, dan gas berada di dalam paru-paru atau terlarut di dalam cairan tubuh. Hampir semua hewan mengandung zat dalam ketiga keadaan tersebut.
Massa atau kuantitas suatu zat pada suatu atribut dasar. Gaya tertentu menarik dua badan zat. Gaya tarik menarik antara bumi dan hewan atau benda lain pada atau di dekat permukaannya disebut gaya berat dan nilai gaya ini disebut berat.
2. Kohesi dan adhesi
Gaya kohesi cenderung menahan partikel-partikel sejenis tetap bersama dan gaya adhesi menahan partikel-partikel yang berlainan jenis. Kohesi molekul pada permukaan bdan air menghasilkan efek elastis seperti kulit yang disebut tegangan permukaan yang cenderung membuat luas permukaan menjadi minimum.
3. Energi
Semua aktivitas hidup organisme melibatkan energi . energi dapat dimanifesikandalam beberapa cara misalnya kalor yaitu kenaikan suhu yang diakibatrkan oleh pergerakan acak partikel di dalam zat, perubahan kimia atau reaksi seperti pada pencernaan makanan, arus listrik, arus atau impuls di sepanjang saraf bagian saraf, dan cahaya penyebaran satuan yang disebut foton. Semua bentuk ini , yang kurang lebih dapat saling diubah disebut energi kinetik.jenis yang kedua adalah energi potensial, energi ketinggian.
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa bahwa pada sistem apa pun total kuantitas energi tetap tidak berubah. Pada hewan, total energi yang diterima dari makanan di habiskan untuk bergerak, pencernaan, dan proses tubuh lainnya, atau kehilangan kalor yang diradiasikan ke dalam lingkungan.
4. Struktur Zat
Dari pengalaman sehari-hari kita belajar untuk mengenali sebagian dari ribuan jenis zat atau substansiyang namanya telah dikenali : air, besi, gula dll.
Penelitian kimia telah menunjukkan bahwa setiap jenis zat murni mengandung satuan ultramikroskopis yang disebut molekul. Setiap molekul terbentuk dari satu atau lebih unsur kimia. Partikel suatu unsur di sebut atom, molekul air mengandung dua buah atom hidrogen dan sebuah atom oksigen. Untuk mempermudah menyatakan fakta kimia dan menggambarkan reaksi kimia, nama unsur-unsur tersebut dilambangkan dengan simbol : H untuk Hidrogen, O untuk Oksigen, C untuk Karbon, dan seterusnya. Oleh karena itu, rumus untuk molekul air adalah H2O, rumus untuk oksigen adalah O2, dan untuk gula pasir biasa adalah C12H22O11. Secara keseluruhan 92 unsur kimia terdapat secara alami telah diidentifikasikan, dinamai, dan dipelajari.
5. Struktur Atom
Atom dianggap memiliki bentuk seperti bola dengan inti di bagian tengah yang dikelilingi oleh satu atau lebih partikel dasar yang disebut elektron, masing-masing beredar dalam satu orbit. Dengan demikian bentuk suatu atom secara kasar mirip dengan sistem tata surya terhadap matahati (inti) sebagai pusatnya dan planet-planet yang beredar (elektron). Pada keduanya terdapat ruang yang luas diantara komponen-komponen tersebut. Jika sebuah atom diperbesar dengan diameter 30,48 m, inti mungkin berukuran 1 cm. di sekeliling inti, elektron berputar begitu cepat hingga hanya tampak seperti byangan kabur yang pudar.
Nukleus tersusun atas proton, masing-masing mengandung muatan positif di dalam inti terdapat satu elektron yang bermuatan negatif di salah satu orbit. Oleh sebab itu, keseluruhan muatan atom adalah netral karena muatan positif dan negatif sama besar.
Atom dari berbagai unsur kimia berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya dalam hal jumlah neutron, proton, dan elektron yang dikandungnya. Penggabungan unsur kimia (ion) untuk membentuk senyawa (molekul) tergantung pada transfer elektron dari satu atom ke atom yang lain.
Isotop pada dasarnya memiliki sifat kimia yang sama dengan unsur asli, tetapi memiliki berat atom yang berbeda, beberapa jenis atom secara spontan melepaskan elektron dan kemudian menjadi isotop radioaktif.
6. Ion, elektrolit dan senyawa
Pada saat orbit terluar mengandung elektron kurang dari setengah jumlah elektron yang dapat dihantarkannya, ia dapat kehilangan satu elektron atau lebih, jika mengandung elektron lebih dari setengah, ia dapat menerima tambahan elektron. Perubahan jumlah elektron mengubuah listrik atom yang membuat atom mendapat tambahan elektron menyebabkannya bermuatan positif. Dengan dmikian, atom disebut Ion, jika kelebihan elektron maka disebut Anion (bermuatan negatif, dalam medan listrik ia bergerak ke anoda atau kutub positif), jika kekurangan elektron maka disebut Kation (bergerak ke katoda atau kutub negatif), larutan yang mengandung ion akan menghantarkan arus listrik, oleh sebab itu dinamakan Elektrolit.
Suatu substansi yang dibentuk oleh ikatan antara dua atom atau lebih yang berlainan jenis disebut senyawa. Senyawa apapun yang melepaskan atom (ion) H+ pada saat dilarutkan kedalam air disebut Asam. Basa atau Alkali adalah senyawa yang jika terdapat dalam larutan melepaskan (ion) H-.
Pencampuran asam dan basa akan menghasilkan Garam, ion H+ dan OH- bergabung membentuk air (H2O), dan ion-ion yang lain bergabung membentuk senyawa yang baru, sebagai contoh : asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida (NaOH) di campur dalam larutan, hasilnya adalah senyawa natrium klorida (NaCl) dan air. Ion natrium metalik telah menggantikan ion H+ dari asam. Proses penggabunghan ini merupakan reaksi kimia dan dengan demikian dapat di gambarkan dengan persamaan kimia sebagai berikut :
HCl + NaOH NaCl + H2O
7. Campuran
Di dalam larutan, molekul atau ion dari zat terlarut (solut) segera terdistribusi secara merata diseluruh cairan (solven/pelarut). Walaupun begitu, jika partikel terdispersi berukuran besar (kumpulan molekul), akan terbentuk suspensi, mencampur tanah liat atau tepung dengan air dapat menghasilkan produk yang keruh, jika dibiarkan maka akan tampak jelas partikel yang menempati bagian bawah. Emulsi adalah campuran antara cairan dan partikel halus atau tetesan cair lain, contohnya : susu mengandung butiran krim (lemak mentega) dan mayones (minyak, cuka, telur mentah).
Koloid dihasilkan ketika cairan bercampur dengan dengan partikel berukuran sedang- terlalu besar untuk masuk kedalam larutan, tetapi terlalu kecil untuk menetap. Air disebut matriks (fase kontinu atau eksternal), dan material lainnya disebut inklusi (fase terdispersi atau internal).
8. Difusi dan osmosis
Pergerakan molekul dari tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah disebut difusi. Gaya tolak menolak suatu molekul terhadap molekul lainnya mengakibatkan tekanan difusi yang sebanding dengan jumlah molekul yang ada per-satuan volume ruang.
Difusi air melalui membran semipermeabel disebut osmosis. Jika kedua larutan mengandung konsentrasi zat terlarut yang seimbang, kedua larutan itu bersifat isotonik. Larutan hipotonik memiliki tekanan osmotik (difusi) lebih rendah dibanding dengan material yang diperbandingkan dengan larutan tersebut, dan larutan hipertonik memiliki tekanan lebih tinggi.
9. Bentuk dan fungsi hewan
Sifat dasar zat berperan penting dalam struktur dan fisiologi hewan. Hewan memiliki massa yang dipengaruhi oleh kekuatan gaya berat untuk membuatnya tetap melekat di bumi (gravitasi) atau benda lain tempat hewan tersebut berada. Pada saat bergerak, gesekan dengan udara, air, atau tanah cenderung mengurangi pergerakannya dan berlanjutnya pengeluaran energi (aksi otot) diperlukan untuk membuatnya berjalan.
Hewan membutuhkan energi untuk menggerakkan tubuhnya dan berbagai proses penting pada organ dalamnya. Energi berasal dari makanan yang di transformasikan dengan berbagai cara oleh pencernaan dan metanolisme. Hasil akhir dari berbagai macam transformasi energi, dari impuls saraf sampai penggunaan otot secara kuat adalah kalor yang pada akhirnya dipindahkan ke lingkungan luar hewan.
B. Protoplasma
Substansi hidup dalam sel tumbuhan dan hewan disebut protoplasma, namun protoplasma memiliki karakteristik umum sebagai berikut :
1. Komposisi kimia
Protoplasma mengandung sekitar 20 hingga 90 unsur kimia alami. Persentase komposisi kimia rata-rata dari protoplasma hewan (berdasarkan berat dan terpisah dari substansi interselular) adalah sebagai berikut :
Oksigen (O) : 76,0 Kalium (K) : 0,3 Karbon (C) : 10,5
Besi (Fe) : 0,01 Hidrogen (H) : 10,0 Magnesium (Mg) : 0.02
Nitrogen (N) : 2,5 Kalsium (Ca) : 0,05 Belerang (S) : 0,2
Natrium (Na) : 0,05 Fosfor (P) : 0,3 Klorin (Cl) : 0,10
2. Air, garam dan gas
Protoplasma mengandung banyak air (H2O), berbagai macam garam (NaCl, CaCO3, dan lain-lain) dan beberapa macam gas, terutama oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Air menyusun 80 hingga 90 persen berat protoplasma, jumlahnya lebih banyak di sel atau hewan muda dibandingkan dengan sel atau hewan yang lebih tua dan hewan air yang lebih rendah dibandingkan dengan hewan darat yang lebih tinggi.
Garam inorganik, utama di dalam protoplasma adalah garam inorganik yang ditemukan di air laut, khususnya natrium klorida (NaCl), dan terdapat dalam konsentrasi rendah, ion garam inorganik penting dalam komposisi protoplasma, reaksi kimia dan sifat kelistrikannya, serta untuk pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, serta untuk pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan dan reproduksi.
3. Senyawa organik
Senyawa organik adalah senyawa antara karbon dengan hidrogen, oksiogen, sering dengan nitrogen, dan kadang-kadang dengan unsur lain.
a. Karbohidrat
Adalah senyawa yang terdiri atasa karbon, hidrogen dan oksigen, umumnya dengan perbandingan 2 banding 1 untuk hidrogen dan oksigen, seperti pada air.
b. Lipid
Adalah lemak atau zat yang berhubungan dengan lemak yang mengandung karbon dan hidrogen dengan oksigen yang sedikit dibandingkan dengan karbohidrat.
c. Protein
Merupakan senyawa organik yang terdapat dalam jumlah paling melimpah di dalam protoplasma hewan. Selain mengandung karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dalam jumlah sedikit, protein mengandung belerang, kadang-kadangan fosfor dan terkadang zat besi yodium atau unsur lain. Asam amino, dengan karakteristik memiliki nitrogen dalam radikal asam amino (NH2), 23 jenis protein sudah diketahui, semua protein memiliki rumus dasar (“RD”), akan tetapi unsur R berbeda-beda untuk setiap jenis protein.
d. Asam nukleat
Merupakan molekul berukukuran besar, satuan molekular organik kompleks dengan peran dasar dalam metabolisme dan hereditas (pewarisan sifat).
Dua kelas asam nukleat telah diketahui, asam ribonukleat (RNA), terdapat pada inti maupun sitoplasma sel, dan asam deoksiribonukleat (DNA) yang di temukan hanya pada inti sel.
4. Karakteristik fisik
Ciri khas protoplasma adalah tembus cahaya, sering berwarna keabu-abuan, zat berlendir, agak kental, tetapi mampu mengalir. Strukturnya seperti berikut :
a. Granular.
b. Seperti busa atau alveolar.
c. Emulsi.
d. Fibril atau retikulum (dari serabut atau benang kecil).
5. Aktivitas biologis
Organisme hidup dan protoplasma yang menyusunnya dikarakterisasi oleh aktivitas dan perubahan. Berbeda dengan benda mati, protoplasma dikarakterisasi oleh :
a. Metabolisme.
Perubahan fisik dan kimia dengan mana material ditransformasi serta digunakan untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan, serta untuk menghasilkan energi.
b. Iritabilitas.
Respon terhadap rangsangan akibat perubahan di dalam lingkungannya.
c. Reproduksi.
Kemampuan suatu organisme atau bagian organisme untuk menghasilkan individu baru dari jenisnya sendiri.
6. Enzim
Banyak reaksi antar bahan kimia didalam tubuh mahluk hidup berlangsung dengan kecepatan sangat tinggi, tetapi bahan kimia yang sama pada saat dikeluarkan dari tubuh bereaksi dengan lambat atau tidak sama sekali. Perbedaan tersebut terjadi karena adanya katalis organik di dalam sel hewan atau jaringan yang dikenal dengan nama enzim, masing-masing bertanggung jawab terhadap jenis reaksi tertentu.
7. Bufer
Protoplasma dapat hidup hanya dengan batasan fisik dan kimia yang cukup dekat, termasuk suhu antara 0°C (32°F) hingga 40° atau 45°C (104 atau 113°F), terdapat gas oksigen dengan tekanan tertentu, konsentrasi garam tertentu dan terbatas serta kesetimbangan yang lemah antara ion H+ dan OH- sampai pada kesetimbangan asam basa (pengaturan PH).
Kesetimbangan ini dijaga oleh bufer, yang merupakan garam dari asam lemah yang dapat melengkapi basa (biasanya Na atau K) untuk membentuk garam dari asam kuat dan melepaskan asam yang lebih lemah.
C. Sel
1. Sejarah
Sel adalah unit pokok, baik secara struktur maupun fisiologis pada semua organisme, dan terdapat pertukaran zat dan energi secara terus-menerus di dalam sel dalam proses kehidupan.
Pada tahun 1665, Robert Hooke melaporkan bahwa gabus dan material tumbuhan lainnya mengandung banyak sekat kecil yang membatasi rongga-rongga yang di namakan sel. Pada tahun 1824, Rene` Dutrochet menyatakan bahwa “tumbuhan tersusun seluruhnya dari sel, dan dari organ yang jelas berasal dari sel” dan bahwa hal yang sama berlaku juga untuk hewan. Pada tahun 1833, Robert Brown menggambarkan bahwa inti merupakan sebagian bagian sentral dari sel tumbuhan. Pada tahun 1838, M.J. Schleiden mengajukan tesis bahwa sel merupakan unit struktural dalam tumbuhan. Dan pada tahun 1839, rekan kerjanya Theodor Schwann menerapkan tesis tersebut untuk hewan. Penyamarataan ini disebut sebagai teori tentang sel, perhatian yang besar diberikan pertama-tama pada dinding sel dan hanya sedikit pada kandungannya. Pada tahun 1840, Purkinje menamakan kandungan sel bagai protoplasma.
2. Sel
Sel adalah massa protoplasma yang dilingkupi oleh membran dan mengandung sebuah inti. Inti dan sitoplasma timbul karena pembelahan unsur-unsur sel sebelumnya. Sebagian besar sel hewan berukuran kecil, satuan yang diguakan untuk mengukur sel adalah 0,001 milimeter (mm), atau mikron dengan simbol Ц.
Sel hewan dibatasi oleh membran sel atau membran plasma yang lembut yang memiliki sitoplasma (sitosom) yang mengisi bagian dalam sel dan mengandung inti. Sitoplasma bersifat tembus pandang dan kental. Di dekat intii terdapat sentrosom (pusat sel) yang berglobular yang mengandung satu atau dua sentriol yang berbentuk seperti titik. Sitoplasma umumnya mengandung beberapa bagian seperti : mitokontrida dalam bentuk fibril atau globular. badan golgi, jejaring kecil atau kelompok fibril yang dipercayai berperan untuk membentuk sekresi. Mikrosom, granula kecil yang terlibat dalam sintesis protein. Lemak, sebagai butiran atau kuning telur pada sel telur. Vakuola, yang terisi material granular atau cairan. Dan sekresi granula, terutama pada sel kelenjar yang kemudian ditransformasikan dan dikeluarkan sebagai sekresi.
Inti dikelilingi oleh membran inti yang terlihat jelas menutupi cairan inti. Bagian yang terpenting dari inti adalah kromatin, tampaknya merupakan bagian dari granula yang terisolasi, tetapi sebenarnya merupakan bagian dari filamen yang terus menerus terpilin, kromonemata. Setiap inti biasa yang mengandung nukleolus yang berbentuk bola, nukleus mengatur banyak metabolisme sel yang jika dihilangkan, sel tidak dapat melakukan aktivitas anabolisme dan hanya hidup sebentar. Inti yang diisolasi tidak dapat membentuk sitoplasma.
D. Struktur Jaringan Hewan
Seperti halnya tumbuhan tingkat tinggi, tubuh hewan multiselular juga tersusun atas banyak sel. Sel-sel tersebut pada tempat tertentu akan bersatu membentuk jaringan untuk melakukan suatu fungsi. Jaringan yang berkelompok bekerja sama melaksanakan fungsi tertentu membentuk suatu organ. Beberapa organ bekerja sama membentuk sistem organ dan melaksanakan fungsi tertentu.
Jaringan utama penyusun organ tubuh hewan tingkat tinggi dan manusia ada empat macam, yaitu jaringan epitelium, jaringan pengikat dan penumpu (tulang), jaringan otot, serta jaringan saraf.
Gambar 1.1 Struktur Jaringan Hewan
1. Jaringan Epitelium
Seperti jaringan epidermis pada tumbuhan, jaringan epitel berfungsi sebagai pelapis organ dan rongga tubuh bagian luar. Jaringan ini dapat ditemukan pada permukaan tubuh yang membatasi organ tubuh dengan lingkungan luarnya. Jaringan epitel yang melapisi permukaan tubuh atau lapisan luar tubuh dinamakan epitelium. Sedangkan jaringan epitel yang membatasi rongga tubuh dinamakan mesotelium, misalnya perikardium, pleura, dan peritonium. Kemudian, jaringan yang membatasi organ tubuh dinamakan endotelium. Di dalam struktur tubuh, jaringan epitel berfungsi sebagai pelindung jaringan di bawahnya dari kerusakan, pengangkut zat-zat antarjaringan, dan tempat keluarnya enzim.
Berdasarkan strukturnya, jaringan epitel dibedakan menjadi 3 macam, yaitu epitel pipih, epitel batang (silinder), dan epitel kubus. Kita bisa membedakan ketiga jaringan epitel tersebut berdasarkan ciri-cirinya. Epitel pipih memiliki ciri yakni selnya berbentuk pipih dengan nukleus bulat di tengah. Epitel batang (silinder) tersusun oleh sel berbentuk seperti batang dengan nukleus bulat di dasar sel. Sedangkan epitel kubus memiliki sel berbentuk kubus dengan nukleus bulat besar di tengah.
Menurut lapisan penyusunnya, jaringan epitel terbagi atas beberapa jaringan, yakni epitel pipih selapis, epitel pipih berlapis banyak, epitel silindris selapis, epitel silindris berlapis banyak, epitel kubus selapis, epitel kubus berlapis banyak, dan epitel transisi. Kalian dapat memahaminya dengan memerhatikan ulasan berikut.
a. Epitel Pipih Selapis
Gambar 1.2 Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih selapis (sederhana) banyak ditemukan pada organ-organ seperti pembuluh darah, pembuluh limfa, paru-paru, alveoli, dan selaput perut. Sitoplasma jaringan ini sangat jernih, inti selnya berbentuk bulat di tengah, dan sel-selnya tersusun sangat rapat. Jaringan epitel pipih selapis berperan dalam proses fi ltrasi, sekresi, dan difusi osmosis.
b. Epitel Pipih Berlapis
Gambar 1.3 Epitel Pipih Berlapis
Seperti epitel pipih selapis, sel jaringan epitel pipih berlapis (kompleks) tersusun sangat rapat. Rongga mulut, esofagus, laring, vagina, saluran anus, dan rongga hidung banyak tersusun oleh jaringan ini. Fungsinya adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus.
c. Epitel Batang Selapis
Gambar 1.4 Epitel Batang Selapis
Sel berbentuk batang, sitoplasma jernih, dengan inti sel bulat berada di dekat dasar merupakan ciri jaringan ini. Epitel batang selapis banyak ditemukan pada usus, dinding lambung, kantong empedu, saluran rahim, saluran pencernaan, dan saluran pernafasan bagian atas. Jaringan epitel batang selapis berfungsi dalam proses sekresi, penyerapan (absorpsi), penghasil mukus, dan pelicin/pelumas permukaan saluran.
d. Epitel Batang Berlapis Banyak
Gambar 1.5 Epitel Batang Berlapis Banyak
Seperti namanya, jaringan ini tersusun banyak lapisan sel yang berbentuk batang. Jaringan epitel batang berlapis banyak terdapat pada beberapa organ tubuh seperti bagian mata yang berwarna putih, faring, laring, dan uretra. Fungsi epitel batang berlapis banyak yaitu sebagai tempat sekresi yakni penghasil mukus,dan ekskresi, misalnya kelenjar ludah dan kelenjar susu.
e. Epitel Kubus Selapis
Gambar 1.6 Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel berbentuk kubus selapis ditemui pada beberapa bagian, meliputi permukaan ovarium, nefron, ginjal, dan lensa mata. Fungsi epitel kubus selapis adalah tempat sekresi.
f. Epitel Kubus Berlapis Banyak
Gambar 1.7 Epitel Kubus Berlapis Banyak
Epitel kubus berlapis banyak terdapat pada beberapa bagian tubuh, yakni folikel ovarium, testis, kelenjar keringat, dan kelenjar ludah. Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus. Selain itu, jaringan ini juga berfungsi sebagai pelindung dari gesekan.
g. Epitel Transisi
Gambar 1.8 Epitel Transisi
Sel penyusun epitel transisi bentuknya dapat berubah dan berlapislapis. Epitel ini dapat ditemukan pada organ saluran pernafasan, ureter, dan kandung kemih. Saat kandung kemih berisi urine, sel epitel akan berbentuk kuboid seperti dadu atau silindris.
2. Jaringan Ikat
Saat kalian menyambung tali yang putus menjadi dua bagian, kemudian kalian mengikatnya, maka tali tersebut akan menjadi kuat kembali. Sama seperti tali, organ dan jaringan tubuh kita dihubungkan oleh jaringan ikat sehingga menjadi kuat. Karena itu, jaringan ikat disebut juga jaringan penyambung atau jaringan penyokong.
Jaringan ikat berfungsi melekatkan konstruksi antarjaringan, membungkus organ, menghasilkan energi, menghasilkan sistem imun, dan mengisi rongga-rongga di antara organ.
Berbeda dengan jaringan epitel yang sel-selnya tersusun rapat, kumpulan sel jaringan ikat amat jarang dan tersebar dalam matriks ekstraseluler. Selain itu, sel-sel jaringan ikat memiliki bentuk yang tidak teratur. Sebagian besar matriksnya terdapat serat-serat dan bahan dasar yang berupa cairan.
Jaringan ikat memiliki bahan dasar yang tidak berwarna, tidak berbentuk (amorf), dan homogen. Bahan dasar ini berasal dari asammukopolisakarida yaitu asam hialuronat. Akibatnya, matriks menjadi lentur dan semakin banyak air. Di dalamnya terdapat pula asam mukopolisakarida sulfan yang menjadikan struktur jaringan ikat bersifat kaku. Serat jaringan ikat yang terbuat dari protein dan sebagai penyusun matriks memiliki berbagai jenis serat, meliputi serat kolagen, serat elastis, dan serat retikuler.
Serat kolagen berwarna putih atau disebut serat putih. Seratnya tersusun atas protein kolagen, sehingga memiliki sifat kuat, daya regang tinggi, dan elastisitas yang rendah. Serat ini banyak terdapat pada kulit, tulang, dan tendon.
Sementara itu, serat elastis berwarna kuning atau disebut serabut kuning. Serat elastis terbuat dari protein elastin dan mukopolisakarida, sehingga memiliki elastisitas tinggi. Serat ini banyak terdapat pada bantalan lemak, ligamen, dan pembuluh darah.
Serat retikuler sangat tipis dan bercabang, tersusun atas kolagen dan terhubung pula dengan serat kolagen. Karena itu, serat retikuler mempunyai sifat yang sama dengan serat kolagen. Bahan dasarnya mengandung glikoprotein. Serat ini berfungsi sebagai penghubung jaringan pengikat dengan jaringan sebelahnya. Serat retikuler dapat ditemukan pada hati, limpa, dan kelenjar-kelenjar limfa.
Berdasarkan jenisnya, jaringan ikat dikelompokan dalam 4 tipe, yakni jaringan ikat sebenarnya, jaringan tulang rangka, jaringan darah dan jaringan limfa. Berikut jenis-jenis jaringan ikat, antara lain :
a. Jaringan Pengikat Sebenarnya
Jaringan ikat sebenarnya dibedakan menjadi jaringan pengikat berserat (fibrosa) ,jaringan ikat elastis, jaringan ikat lemak dan jaringan ikat longgar, dan berikut adalah jenis jaringan pengikat sebenarnya :
1) Jaringan Ikat Berserat
Matriks jaringan ikat berserat mengandung serat putih berkolagen, namun kolagennya tidak elastis. Kita dapat temui jenis jaringan ini pada tendon yang melekatkan otot ke tulang dan ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang lain pada persendian. Jaringan ini berfungsi menghubungkan tulang dengan tulang dan otot dengan tulang.
2) Jaringan Ikat Elastis
Matriks jaringan ikat elastis mengandung serabut elastis kuning. Bisa kita temukan pada ligamen dan dinding arteri. Jaringan pengikatini berfungsi sebagai pelindung elastisitas jaringan.
3) Jaringan Ikat lemak
Jaringan ikat lemak disebut pula jaringan adiposa. Di dalamnya banyak tersimpan sel lemak berbentuk bulat. Jaringan adiposa berfungsi melapisi dan menginsulasi tubuh, kemudian juga menyimpan molekul bahan bakar. Letaknya berada pada epidermis kulit, sumsum tulang, sekitar sendi dan ginjal. Selain itu, jaringan ini berfungsi sebagai penyimpan lemak, dan berperan sebagai bantalan.
4) Jaringan pengikat longgar
Diberi nama jaringan ikat longgar karena seratnya amat longgar. Jenis seratnya berkolagen, elastis, dan juga berserat retikuler. Letaknya berada pada bagian bawah kulit, di dekat pembuluh darah dan saraf, dan sekitar organ. Jaringan ini berperan dalam mengikat jaringan epitel dan jaringan di bawahnya. Selain itu, jaringan ikat longgar berfungsi menjaga organ tetap berada di tempatnya.
b. Jaringan Tulang/Rangka
Jaringan tulang rangka meliputi jaringan tulang rawan dan tulang sejati. Matriks jaringannya tersusun atas kondrin jernih seperti kanji, yang terbuat dari fosfat dan mukopolisakarida. Kondrin dihasilkan oleh sel-sel kondroblast yang terdapat pada laluna. Sel tulang rawan ini dinamakan kondrosit dengan fungsi mensintesis matriks. Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan mesenkim. Sedangkan pada orang dewasa dibentuk oleh selaput rawan atau fibrosa yang dinamakan perikondrium. Berikut adalah jenis jaringan tulang/rangka :
1) Jaringan Tulang Rawan
Jaringan tulang rawan disebut pula kartilago yang terbagi menjadi 3 jenis, yakni kartilago hialin, kartilago elastis, dan kartilago fibroblas.
Tulang rawan hialin atau kartilago elastis memiliki warna putih kebiruan dan transparan, di dalam matriksnya terdapat serat elastis.
Di dalam tulang rawan elastis atau kartilago elastis terdapat serat elastis berwarna kuning. Selain itu, di dalamnya juga terdapat perikondrium. Serat elastis ini berfungsi memberi kelenturan dan menyokong jaringan tulang rawan. Tulang rawan ini terdapat pada embrio, laring, telinga luar, dan epiglotis.
Pada tulang rawan fibroblas atau kartilago fibroblas terdapat matriks yang tersusun atas kolagen dengan warna gelap dan keruh. Secara struktural, jaringan ini merupakan jaringan tulang rawan yang terkuat. Biasanya terdapat pada hubungan antar tulang belakang dan tendon. Fungsinya adalah sebagai pelindung dan penyokong jaringan.
2) Jaringan Tulang Sejati
Jaringan tulang sejati disebut pula dengan jaringan tulang dewasa. Jaringan tulang sejati tersusun atas sel-sel tulang yang dinamakan osteosit. Osteosit di bentuk oleh osteoblas. Osteoblas berasal dari fibroblas. Oleh karena itu, osteoblas berperan penting dalam proses pembentukan tulang. Osteosit tersusun dalam lapisan konsentris yang disebut lamela. Lamela yang mengelilingi kapiler disebut saluran Havers, di dalam saluran Havers ditemukan kapiler, vena, dan arteri. Di antara lamela terdapat ruang tempat osteosit yang disebut lakuna. Sementara, antar saluran Havers dihubungkan oleh sebuah saluran yang dinamakan saluran Volkman.
c. Jaringan Darah
Darah merupakan jaringan pengikat. Pada mamalia terdapat 6 liter darah atau 6–10% dari berat tubuh. Darah beredar dalam pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler. Jaringan darah terdiri atas substansi cair dan substansi padat. Substansi cair disebut plasma darah, sedangkan substansi padat berupa sel-sel darah.
Ada tiga tipe sel darah, yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping-keping darah). Leukosit ada dua macam, yaitu granulosit (leukosit bergranula) dan agranulosit (leukosit tak bergranula). Granulosit meliputi neutrofil, eosinofil, dan basofil. Agranulosit meliputi limfosit dan monosit. Sel-sel darah terdapat dalam plasma darah.
Beberapa Fungsi Darah sebagai berikut :
• Mengangkut sari makanan, O2 , dan hormon ke sel-sel tubuh.
• Mengangkut zat sisa dan CO2 dari sel-sel tubuh.
• Mengatur suhu badan.
• Leukosit dapat berfungsi untuk melawan penyakit.
• Menutup luka dengan pembekuan darah.
d. Jaringan Limfa (Jaringan Getah Bening)
Limfa merupakan suatu cairan yang dikumpulkan dari berbagai jaringan dan kembali ke aliran darah. Komponen selular berupa limfosit dan granulosit (neutrofil, eosinofil, dan basofil). Cairan limfa mengalir dalam saluran yang disebut pembuluh limfa yang berada sejajar dengan pembuluh vena darah. Fungsi limfa adalah mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem peredaran.
3. Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersusun oleh sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel saraf berperan dalam menerima dan meneruskan rangsangan dari bagian satu tubuh ke bagian tubuh yang lain. Sel saraf ini berbentuk unik, dengan sitoplasma yang menjulur dan memanjang. Sel saraf memiliki bagian utama yaitu badan sel (perikarion) dan penjuluran sitoplasma (prosesus) yang meliputi dendrit dan neurit (akson).
Dendrit merupakan serabut pendek yang berperan dalam menerima
dan memasukkan rangsangan ke badan sel. Adapun neurit (akson) adalah serabut panjang, yang berfungsi menghantarkan impuls/rangsangan dari badan sel ke neuron lain. Akson ini biasanya dibungkus oleh sel Schwann. Antara akson suatu neuron dengan dendrit neuron lainnya ditautkan oleh suatu bagian yang disebut sinapsis.
Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron asosiasi. Neuron sensorik berfungsi menerima dan meneruskan rangsang dari indera ke saraf pusat. Kemudian, neuron motorik berfungsi membawa atau menyampaikan impuls dari saraf pusat ke efektor. Sementara, neuron asosiasi menyam paikan impuls darineuron sensorik ke neuron motorik.
4. Jaringan Otot
Jaringan otot tersusun oleh sel-sel panjang yang disebut serabut otot. Serabut otot ini mampu menggerakkan tulang dan memiliki kemampuan untuk berkontraksi, karena terdapat protein kontraktil yang disebut miofi bril. Miofi bril ini disusun oleh aktin dan miosin.
Otot adalah jaringan terbanyak pada sebagian besar hewan, dan kontraksi otot juga banyak dilakukan pada kerja seluler oleh hewan yang aktif. Lebih-lebih lagi saat kita melakukan kerja berat.
Pada tubuh vertebrata, jaringan otot dibedakan menjadi tiga, meliputi jaringan otot rangka, jaringan otot polos, dan jaringan otot jantung
E. Organ dan Sistem Organ
Organ adalah kumpulan beberapa jaringan untuk melaksanakan fungsi tertentu di dalam tubuh, misalnya kulit. Berdasarkan letaknya, organ pada tubuh dibedakan menjadi dua macam, yaitu organ dalam dan organ luar. Kulit yang menutupi permukaan luar tubuh kita merupakan salah satu contoh organ luar yang terdiri atas jaringan pengikat, epitelium, otot, saraf, dan jaringan pembuluh darah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar