Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt.
Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Chrysophyta
dan Phaeophyta” sesuai dengan syarat dan waktu yang
telah ditentukan yang merupakan syarat wajib untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata
Kuliah Botani semester ganjil Tahun Akademik 2013/2014.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak
sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang
tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada orangtua yang telah turut membantu dalam doa,
dan memotivasi kami dalam menyelesaikan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
matakuliah Botani yang telah memberikan tugas, petunjuk kepada kami sehingga
kami termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa juga kami
ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini.
Dengan terselesaikannya makalah ini, semoga dapat
menambah pemantapan dan pemahaman belajar tentang Chrysophyta dan Phaeophyta. Mudah-mudahan
makalah bisa bermanfaat ,walaupun masih terdapat kekurangan atau kesalahan
dalam penyusunan maupun penempatan kata-kata. Oleh karena itu, dalam hal ini penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini ke depannya.
Sumbawa Besar, Oktober
2013
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
.................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................ ........... 3
A. Chrysophyta (Alga
Keemasan) ............................................................................. 3
B. Phaeophyta (Alga Coklat)................................................................................... 10
BAB III. PENUTUP
............................................................................................................... 14
A.
Kesimpulan ......................................................................................................... 16
B.
Saran ................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai Negara
yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Sebagai Negara dengan luas wilayah
lebih dari 70 %, salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah
sumber daya alam hayati. Selain ikan, alternative hasil laut yang bisa diolah
adalah alga meskipun tidak semua alga bisa digunakan.
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut
sebagai ganggang merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang
dan daun sejati. Algae (ganggang) dapat dibedakan menjadi tujuh kelompok yaitu
: Cyanophyta, Cholrophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta, Crysophyta, Phaeophyta,
Rhodophyta. Berdasarkan pigmen dominannya ketujuh kelompok tersebut meliputi:
Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.
Salah satu manfaat dari alga adalah
Chrysophyta yang merupakan bagian yang terdiri dari fitoplankton. Navicula
merupakan fitoplankton dilaut sehingga dikenal sebagai grass of the sea.
Beberapa hewan laut kecil seperti udang-udangan dan larva ikan memperoleh
karbohidrat, lemak, dan protein dari diaromae. Sisa diaromae yang telah mati
berbentuk deposit yang disebut tanah diatoni. Tanah diaromae sering dimanfaatkan
sebagai penyerap trinitrogliserin (TNT) pada bahan peledak, campuran semen,
sebagai bahan penggosok, bahan penyaring, solasi penyuling gasoline dan glukosa
serta digunakan sebagai bahan untuk pembuat jalan. Adapun habitat alga adalah
tempat-tempat yang berair baik air tawar maupun air laut.
Pada makalah ini akan di bahas
secara mendalam tentang alga yaitu Chrysophyta dan Phaeophyta.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas pada makalah
ini, yaitu :
1.
Apa
yang dimaksud dengan Chrysophyta
dan Phaeophyta?
2.
Bagaimana
Ciri-ciri umum Chrysophyta dan Phaeophyta?
3.
Bagaimana
Struktur Sel dan Struktur Tubuh?
4.
Bagaimana
Cara Perkembangbiakan pada Chrysophyta dan Phaeophyta?
5.
Apa
saja peranan dari Chrysophyta dan
Phaeophyta?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
1. Agar mahasiswa memahami Definisi Chrysophyta dan Phaeophyta
2. Agar mahasiswa memahami Ciri-ciri umum Chrysophyta dan Phaeophyta.
3. Agar mahasiswa memahami Struktur Sel dan Struktur Tubuh.
4. Agar mahasiswa memahami Cara
Perkembangbiakan.
5. Agar mahasiswa memahami peranan dari Chrysophyta dan Phaeophyta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Chrysophyta (Alga Keemasan)
1.
Pengertian
Chrysophyta
Nama Chrysophyta berasal dari bahasa
yunani yaitu Chryos yang berarti emas. Chrysophyta adalah satu kelas dari
ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang berwarna keemasan karena mengandung pigmen karoten dan
xantofil. Alga ini digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu Kelas alga Hijau-Kuning
(Xanthophyceae), Kelas alga keemasan (Chrysophyceae), Kelas Diatom
(Bacillariophyceae).
a.
Xanthophyceae (Kelas Alga Hijau
Kuning)
Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu warnanya hijau kekuning-kuningan.
Contoh:
Vaucheria
Vaucheria
tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamen
mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic. Berkembangbiak secara seksual
yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang dihasilkan
anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh
menjadi filamen baru, reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora, zoospora
terlepas dari induknya mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi
filamen baru.
b.
Chrysophyceae (Kelas Alga
keemasan)
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuhnya ada yang bersel satu, reproduksi dilakukan secara aseksual yaitu dengan cara membelah diri. Contohnya Ochromonas dan bentuk koloni dan Synura sp.
Contoh:
Synura sp
Contoh:
Ochromonas
c.
Bacillariophyceae (Kelas Diatom)
Diatom banyak ditemukan dipermukaan
tanah basah misal, sawah, got atau parit. Tanah yang mengandung diatom berwarna
kuning keemasan. Tubuh ada yang uniseluler dan koloni. Dinding sel tersusun
atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca) dan tutup (epiteca). Reproduksi dilakukan secara
aseksual yaitu dengan cara membelah diri.
Contoh:
Navicula sp
2.
Ciri-ciri umum Chrysophyta
1.
Dinding
sel sebagian besar tersusun dari silikat.
2.
Sel
terdiri dari 2 bagian, tutup (epitheca) dan wadah (hypotheca), yang pinggir
dari tutupnya agak melebihi ukuran pinggiran wadahnya (overlapping).
3.
Pigmen-pigmen terdiri dari chlorophil a,
c, b carotene, xanthofil (vialoxanthin, diatixanthin, diadinoxanthin) yang
warnanya agak kuning keemasan sehingga sering disebut alga keemasan.
4.
Macam-macam
makanan cadangan hampir sama terdiri dari leukosin (karbohidrat) dan minyak
(lemak) yang agak kuning warnanya.
5.
Pada umumnya berflagel yang tidak sama
panjang dan bentuk sehingga kadang-kadang disebut Heterokontae (alga yang
flagelnya tidak sama panjang).
6.
Paling berperan sebagai plankton dan
merupakan produsen utama di laut.
3.
Struktur Tubuh Chrysophyta
Bentuk tubuh Chrysophyta kebanyakan bersel
satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler) dan tubuhnya biasanya
berbentuk seperti benang. Pigmen Chrysophyta berwarna keemasan, warna keemasan
pada Chrysophyta disebabkan oleh karoten dan xantofil. Di samping itu
Chrysophyta mempunyai pigmen fotosintesis termasuk klorofil dan karotenoid
seperti fukoxantin dan diadinoxantin. Chrysophyta memiliki klorofil A dan C dan
klorofil tersebut tersimpan didalam kloroplas yang berbentuk cakram atau
lembaran.
Susunan tubuh Xantophyceae ada 3 bentuk, yaitu berbentuk sel
tunggal (botrydiopsis), berbentuk filamen (tribonema), berbentuk tubular/tidak
terbatas (vaucheria). Susunan
tubuh Chrysophyceae ada 2
bentuk, yaitu berbentuk sel tunggal (ochroi), berbentuk koloni (synura d). Susunan tubuh Bacillariophyceae yaitu berbentuk sel
tunggal dan berbentuk koloni dengan bentuk tubuh simetri bilateral (pennales)
dan simetri radial (centrales).
4.
Habitat Chrysophyta
Habitat Chrysophyta biasanya terdapat
ditempat-tempat yang basah, air laut, air tawar dan di tanah yang lembab. Untuk
xantophyceae hidup di air tawar, air laut dan tanah dan chrysophyceae hidupnya
di air laut dan air tawar sedangkan bacillariopphyceae di air laut, di air
tawar ataupun pada tanah- tanah yang lembab.
5.
Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada Chrysophyta berupa tepung krisolaminarin.Dan
bahan simpanan utamanya adalah minyak dan krisolaminarin (leukosin) dan
kanjinya tidak menimbun.
6.
Struktur Sel Chrysophyta
a.
Dinding sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel.
Bila ada dinding selnya maka terdiri dari lorika. Atau tersusun dari lempengan silicon
atau tersusun dari cakram kalsium karbonat. Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukkan silica.
b. Isi sel
1. Xantophyceae
Terdapat inti sel: berentuk tunggal dan
berbentuk banyak inti. Terdapat plastid berbentuk cakram tanpa pienoid. Pigmen
: klorofil a dan b, β karoten, xantofil.
2. Chrysophyceae
Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1
atau 2, pigmen berupa klorofil a, b, c, β karotin, xantofil, berupa lutein,
diadinoxantin, fukoxantin dan dinoxantin.
3. Bacillariophyceae
Berinti tunggal dan berinti diploid,
pigmen berupa klorofil a dan c, β karotin, xantofil. ·
c. Kloroplas
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat
keemasan. Chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali
terdapat tiga thylakoids disekitar peripher kloroplas (girdle lamina).
Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER), jarak periplastida antara dua
kloroplas dan retikulum endoplasma sempit dan kurang adanya
perbedaan struktur.
d.
Ribosom
Ribosom pada Chrysophyta terdapat pada
permukaan luar CER (dua membrane kloroplas).
e.
Alat gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang
terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga (struktur dasar flagel
pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang flagel
menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan pantonematik
(tinsei). Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama
panjangnya, dinobryon dan ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama
panjangnya, chrysamoeba, memiliki 1 flagel. Kedudukan dan keadaan flagelumnya
berbeda, selnya boleh menjadi uniflagerum atau biflagerum. Jika biflagelat,
flagelumnya mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang paling
tinggi yaitu heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan
berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin
dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.
f.
Vakuola kontraktil
Terdapat satu atau dua vakuola kontraktil
dalam sel (tergantung pada spesies) yang terletak dekat dasar dari flagel.
Masing-masing fakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang berdenyut
dengan interfal yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. Fakuola kontraktil
yang terdapat pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.
g.
Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara inti dan
kontraltil fakuola. Badan golgi adalah organela yang terdapat pada sel
eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari tumpukan
fesikel bentuk cakram atau kantung.
h.
Nukleus
Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh
membran kloroplas yang berhubungan dengan pembungkus inti.
7.
Perkembangbiakan Chrysophyta
Secara umum perkembangbiakan pada
Chrysophyta terjadi secara generatif dan vegetatif. Perkembangbiakan vegetatif
(aseksual) dengan pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni, dan
pembentukan spora (aplanospora atau zoospora). Perkembangbiakan generatif
(seksual) dengan konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami.
8.
Klasifikasi Chrysophyta
Domain : Eukaryota
Kingdom : Chloromaiveolata
Divisi : Heterokontophyta
Class : Chrysophyta.
Kingdom : Chloromaiveolata
Divisi : Heterokontophyta
Class : Chrysophyta.
Alga
ini digolongkan dalam 3 kelas yaitu Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae).
Kelas
alga keemasan (Chrysophyceae), Kelas Diatom (Bacillariophyceae).
9.
Peranan Chrysophyta
a.
Peran positif
ü
Chrysophyta sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat
saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan
hitam.
ü
Bidang industri
·
Asam alginat yang dihasilkan
ganggang perang (ganggang keemasan) berperan
untuk pembuatan plastik kosmetik dan tekstil.
·
Dinding sel diatom banyak
mengandung silikat. Sisa-sisa dinding sel diatom yang hidup di jaman lampau
membentuk lapisan tanah yang dikenal sebagai tanah diatom. Tanah dapat
dimanfaatkan sebagai bahan penggosok, isolasi, bahan dasar industri kaca, dan
penyaring (karena berpori)
·
Navicula sp, yang mati
membentuk tanah diatome dipakai sebagai bahan penyekat dinamit, penggosok dan
saringan.
ü
Bidang Perikanan Ganggang
merupakan fitoplankton (plankton tumbuhan; plankton hewan disebut zooplankton)
yang berfungsi sebagai makanan ikan.
ü
Ekosistem Perairan Dalam
ekosistem perairan, ganggang merupakan produsen primer, yaitu sebagai penyedia
bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan air seperti ikan, udang dan serangga
air.
ü
biasanya chrysophyta
dimanfaatkan sebagai indikator untuk menemukan minyak bumi.
b.
Peran negatif:
ü
Alga dapat menimbulkan rasa dan
bau yang tidak enak.
ü
Alga dapat menurunkan PH.
ü
Menyebabkan warna dan kekeuhan.
ü
Beberepa jenis alga dapat
mengeluarkan racun.
ü
Dapat mengeluarkan lendir yang
mengakibatkan waterbloom.
ü
Ganggang keemasan sering
disebut ganggang kersik karena mengandung silikat. Ganggang jenis ini tidak
begitu membahayakan karena tidak menghasilkan racun akan tetapi ganggang ini
dapat menimbulkan bau yang tidak enak. Selain itu juga menyebabkan kekeruhan
pada air.
B. Phaeophyta (Alga Coklat)
1.
Pengertian
Phaeophyta
ganggang coklat adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat
warna atau pigmentasinya. Phaeophyta (ganggang coklat) ini berwarna coklat
karena mengandung pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi.
Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun),
terbesar diantara semua ganggang ukuran tulusnya mulai dari mikroskopik sampai
makroskopik.
Ganggang
ini juga mempunyai jaringan transportasi air dan makanan yang anolog dengan
transportasi pada tumbuhan darat, kebanyakan bersifat autotrof.
2.
Ciri-ciri umum Phaeophyta
1.
Ganggang cokelat berwarna
cokelat karena selain mengandung klorofil juga memiliki zat warna coklat (fukosantin).
2.
Hidup di air laut.
3.
Tubuhnya selalu berupa talus
yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak
(pohon) yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang
hidup didaerah beriklim dingin.
4.
Sel vegetatif mengandung
kloroplas berbentuk bulat panjang, seperti pita, mengandung klofil serta
xantofil.
5.
Ganggang coklat ini mempunyai
talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun), terbesar diantara semua
ganggang ukuran talusnya mulai dari mikroskopik sampai makroskopik.Dan
kebanyakan bersifat autotrof.
6.
Kloroplas berbentuk bulat,
bulat panjang, seperti pita; mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta
beberapa xantofil misalnya fukosantin.
7.
Cadangan makanan berupa
laminarin dan manitol.
8.
Dinding sel mengandung selulose
dan asam alginate
3.
Struktur Tubuh Phaeophyta
Tubuh selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filament
atau lembaran atau menyerupai semak atau pohon yang dapat mencapai beberapa
puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup di lautan daerah iklim, dingin.
Panjang tubuh maximum mencapai 100m.
4.
Habitat Phaeophyta
Phaeophyta sebagian besar hidup di air laut hanya beberapa saja yang
hidup di air tawar. Dan ada yang terdampar di pinggir pantai, melekat pada
batu-batuan dengan alat pelekat semacam akar (hold fast). Phaeophyta ini juga
hidup di tempat yang bersuhu dinggin dan sedang. Phaeophyta ditemukan di
seluruh dunia. Hampir semua adalah organisme laut dan lebih dingin, air aktif,
meskipun beberapa lebih suka iklim tropis dan subtropis. Phaeophytes yang lebih
sejuk karena iklim sejuk air itu mampu bertahan lebih tinggi konsentrasi karbon
dioksida, yang digunakan dalam fotosintesis. Mereka ditemukan di lepas pantai
hampir setiap negara.
Mereka
adalah bagian penting dari flora laut, karena menyediakan makanan, tempat
berlindung, pemijahan daerah, dan substrat untuk berbagai hewan laut.
5.
Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada Phaeophyta berupa laminarin, yaitu sejenis
karbohidrat yang menyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulose dari pada
zat tepung.selain laminarin juga ditemukan manitol minyak dan zat-zat lainnya.
6.
Struktur Sel Phaeophyta
Pada phaeophyta umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel yang
tersusun dari tiga macam polimer yaitu selulosa, asam alginat, fukan dan
fukoidin.Algin dari fukoidin lebih kompleks dari selulose dan fukoidin lebih
kompleks dari selulose dan gabungan dan keduanya membentuk fukokoloid.Dinding
selnya juga tersusun atas lapisan luar dan lapisan dalam, lapisan luar yaitu
selulosa dan lapisan dalam yaitu gumi.Tapi kadang-kadang dinding selnya juga
mengalami pengapuran.Inti selnya berinti tunggal yang mana pana pada pangkal
berinti banyak.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang
bebas, layaknya sel hewan.Namun
demikian,hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan
dukungan,perlindungan dan penyaring(filter) bagi struktur dan fungsi sel
sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.Dinding sel
terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme.Pada
tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat(pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun
penting).Pada bakteri, peptidoglikan
(suatu glikoprotein)
menyusun dinding sel.Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin.
Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).
7.
Alat Gerak Phaeophyta
Berupa flagel, terletak pada sel-sel
perkembangbiakan dan letaknya lateral. Berjumlah 2 yang heterokon dan terdapat
di bagian samping badannya yang berbentuk pir atau sekoci. Pada waktu bergerak
ada yang panjang mempunyai rambuat-rambut mengkliat menghadapi kemuka dan yang
pendek menghadap kebelakang. Dekat dengan keluarnya flagel terdapat bintik mata
yang berwarna kemerah-merahan.
8.
Perkembangbiakan Phaeophyta
Perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dengan fragmentasi dan membentuk
spora (aplanospora dan zoospora). Zoospora yang dihasilkan memiliki 2 flagel
yang tidak sama panjang dan terletak di bagian lateral.
Reproduksi generatif dengan membentuk alat kelamin yang disebut
konseptakel jantan dan konseptakel betina. Didalam konseptakel jantan terdapat
anteridium dan di dalam konseptakel betina terdapat oogonium yang menghasilkan
ovum. Spermatozoid membuahi ovum yang menghasilkan zigot. perkembang biakan
pada bangsa ganggang coklat ini terjadi secara vegetatif, sporik dan gametik.
Perkembang biakan secara vegetatif dilakukan dengan cperantara cabang-cabang
kecil yang dibentuk di bagian basal dari thalussnya atau dapat pula dilakukan
secara fragmentasi thalussnya, Perkembangbiakan seksual dilakukan secara
oogamis ganggang ini bersifat monoeisis atau diesis.
9.
Klasifikasi Phaeophyta
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Bangsa : Fucales
Suku : Sargassaceae
Marga : Sargassum
Jenis
: Sargassum
siliquosum
Gambar
Phaeophyta
Ø
Klasifikasi Berdasarkan tipe
pergantian keturunan, phaeophyta dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
1.
Golongan Isogeneratae
Isogeneratae
yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan isomorf. Sporofit
dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara morfologi tetapi
sitologinya berbeda.
Contoh:
Dictyota dan Cutleria
Gambar
Dictyota
Gambar
Cutleria
2.
Golongan Heterogeneratae
Heterogeneratae
yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan yang heteromorf.
Sporotif dan gametofitnya berbeda secara morfologi maupun sitologisnya. Contoh:
Laminaria.
Gambar
Laminaria
3.
Golongan Cyclosporae
Cylosporae
yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran keturunan.
Contoh
: Fucus.
Gambar
Fucus
10. Peranan Phaeophyta
a.
Peran positif
ü
Ganggang coklat dapat
dimanfaatkan dalam industri makanan
ü
Phaeophyta sebagai sumber
alginat banyak dimanfaatkan dalam dunia industri tekstil untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium alginat digunakan dalam pembuatan
obat-obatan senyawa alginat juga banyak digunakan dalam produk susu dan makanan
yang dibekukan untuk mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi,
alginat digunakan sebagai bahan pembuat bahan biomaterial untuk teknik
pengobatan.
ü
Dapat digunakan sebagai pupuk
organik karena mengandung bahan-bahan mineral seprti potasium dan hormon
seperti auxin dan sylokinin yang dapat meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk
tumbuh, berbunga dan berbuah.
ü
Macrocytis Pyrifers
menghasilkan iodine (unsur yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit
gondok).
ü
Laminaria, Fucus, Ascophylum
dapat menghasilkan asam alginat. Alginat biasanya digunakan sebagai pengental
pada produk makanan (sirup, salad, keju, eskrim) serta pengentalan dalam
industri (lem, tekstil, kertas, tablet antibiotik, pasta gigi) dan pengentalan
produk kecantikan (lotion, krim wajah).
ü
Macrocytis juga dibuat sebagai
makanan suplemen untuk hewan ternak karena kaya komponen Na, P, N, Ca.
b.
Peran Negatif
ü
Beberapa jenis menghasilkan racun.
Racun dihasilkan secara ekstraseluler atau
dilepaskan pada saat terjadi blooming ganggang, yaitu populasi ganggang yang
sangat padat hingga menutupi permukaan perairan.
ü Ganggang Prototheca wickerhamii
merupakan patogen yang menyerang manusia yaitu dapat menyebabkan peradangan
persendian.
ü Beberapa ganggang yang terbawa
udara menyebabkan alergi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan di
atas, antara lain :
1. Ciri umum dari Chrysophyta adalah
berwarna
keemasan karena kloroplasnya
mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam jumlah
banyak dibandingkan dengan klorofil.
2. Struktur sel
dari Chrysophyta umumnya tidak
berdinding sel, isi selnya terdiri dari Xantophyceae, Chrysophyceae,
Bacillariophyceae. Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan,
Ribosom, alat gerak berupa flagel, vakuola kontraktil, badan golgi, dan
nukleus.
3. Habitat dari Chrysophyta adalah ditempat-tempat yang
basah, air laut, air tawar dan di tanah yang lembab.
4. Reproduksi dari
Chrysophyta terjadi secara generatif
(seksual) dengan konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami. Dan vegetatif
(aseksual) dengan pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni, dan
pembentukan spora.
5. Kelas-kelas
yang termasuk dalam Chrysophyta, kelas alga hijau-kuning (Xanthophyceae), kelas alga coklat-keemasan
(Chrysophyceae), kelas diatom (Bacillariophyceae).
6. Manfaat dari Chrysophyta sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat
saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan
hitam.
7. Phaeophyta
atau Ganggang coklat adalah salah satu kelas dari dari ganggang berdasarkan zat
warna atau pigmentasinya. Pigmen yang lebih dominan adalah pigmen xantofil yang
menyebabkan ganggang berwarna coklat. Pigmen lain yang terdapat dalam Phaeophyt
adalah klorofil A dan C serta karoten.
8. Klasifikasi
Phaeophyta Berdasarkan tipe
pergantian keturunan, phaeophyta dibagi dalam 3 golongan, yaitu: Golongan
Isogeneratae, Golongan Heterogeneratae dan Golongan Cyclosporae.
9. Peran
Negatif Phaeophyta, Beberapa jenis
menghasilkan racun. Racun dihasilkan secara ekstraseluler atau dilepaskan pada
saat terjadi blooming ganggang, yaitu populasi ganggang yang sangat padat
hingga menutupi permukaan perairan.
10. Peran
positif ganggang coklat yaitu Sebagai sumber
alginat banyak dimanfaatkan dalam dunia industri tekstil untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium alginat digunakan dalam pembuatan
obat-obatan senyawa alginat juga banyak digunakan dalam produk susu dan makanan
yang dibekukan untuk mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi,
alginat digunakan sebagai bahan pembuat bahan biomaterial untuk teknik
pengobatan.
B. Saran
Adapun saran yang bisa penyusun berikan adalah sebagai
berikut :
1. Semoga pembaca sekalian bisa memanfaatkan isi makalah
untuk sedikit menambah ilmu dalam mata
kuliah Botani Tingkat Rendah.
2. Adapun saran-saran yang dapat kami
sampaikan dalam makalah ini yaitu semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan kedepannya dapat memberi kritik apabila terdapat kesalah dalam
redaksi makalah ini guna perbaikan bagi penulis.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar