Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt.
Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Euglenophyta
dan Pyrrophyta” sesuai dengan syarat dan waktu yang
telah ditentukan yang merupakan syarat wajib untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata
Kuliah Botani semester ganjil Tahun Akademik 2013/2014.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak
sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang
tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada orangtua yang telah turut membantu dalam doa,
dan memotivasi kami dalam menyelesaikan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
matakuliah Botani yang telah memberikan tugas, petunjuk kepada kami sehingga
kami termotivasi dan dapat menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa juga kami
ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini.
Dengan terselesaikannya makalah ini, semoga dapat
menambah pemantapan dan pemahaman belajar tentang Euglenophyta dan pyrrophyta. Mudah-mudahan
makalah bisa bermanfaat ,walaupun masih terdapat kekurangan atau kesalahan
dalam penyusunan maupun penempatan kata-kata. Oleh karena itu, dalam hal ini penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini ke depannya.
Sumbawa Besar, Oktober
2013
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN
.................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................ ........... 3
A. Euglenophyta (Alga
Berflagel) ............................................................................. 3
B. Pyrrophyta........................................................................................................... 10
BAB III. PENUTUP
............................................................................................................... 14
A.
Kesimpulan ......................................................................................................... 14
B.
Saran ................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada 1969, ilmuwan Biologi R. H.
Whittaker, membagi makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu kingdom monera,
protista, fungi, plantae, dan ani malia. Sistem ini banyak digunakan para
ilmuwan biologi. Pembagian lima kingdom ini didasarkan pada susunan sel dan
cara hidup dalam pemenuhan kebutuhan makanan. Klasifikasi tersebut adalah sebagai
berikut.
Monera adalah uniseluler (bersel
tunggal), sel prokariotik (tidak memiliki membran inti), dan memiliki
reproduksi secara aseksual.
Protista adalah eukariotik
(mempunyai membrane inti), uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan
autotrof atau heterotrof. Protista dibagi menjadi 3 yaitu, Protozoa,
Protista yang memliki ciri-ciri
seperti hewan (Protozoa) memiliki ciri seperti hewan (protozoa). a) Rhizopoda
bergerak dan menangkapi makanan menggunakan kaki semu atau pseupodia. Rhizopoda
hidup di laut, air tawar, tubuh he wan, atau manusia. Contoh: Entamoeba
histolityca (penyebab disentri).b) Flagellata Flagellata bergerak menggunakan
flagel atau bulu cambuk, hidup di laut, air tawar, tubuh hewan, atau
manusia. Contoh: Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan
ternak).c) Cilliata Cilliata hidup bebas di air tawar atau laut, bergerak
menggunakan rambut getar silia. Contoh: Paramecium caudatum.d) Sporozoa tidak
memiliki alat gerak, dan semua jenis sporozoa hidup sebagai parasit. Contoh:
Plasmodium (penyebab malaria).
Protista yang memiliki ciri-ciri
seperti tumbuhan (ganggang/ algae) adalah a) Euglenophyta Cirinya adalah uniseluler,
tidak memiliki dinding sel, mempunyai klorofil sehingga mampu berfotosintesis,
dan memiliki flagel. Contoh: Euglena.b) Pyrophyta Sebagian besar Pyrophyta
adalah Dinoflagellata, hidup di air laut, tapi ada juga yang hidup di air
tawar, uniseluler, memiliki dinding sel, dan mampu bergerak secara aktif.
Contoh: Ceratium.
Pada makalah ini akan dibahas lebih
mendalam mengenai protista yang memiliki ciri-ciri tumbuhan (ganggang / algae)
yaitu Euglenophyta dan Pyrophyta.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas pada makalah
ini, yaitu :
1.
Apa
yang dimaksud dengan Euglenophyta dan
Pyrrophyta?
2.
Bagaimana
Ciri-ciri umum Euglenophyta dan Pyrrophyta?
3.
Bagaimana
ciri-ciri Morfologi Euglenophyta
dan Pyrrophyta?
4.
Bagaimana
Anatomi Euglenophyta dan Pyrrophyta?
5.
Bagaimana
Fisiologi
Euglenophyta dan Pyrrophyta?
6.
Apa
saja peranan dari Euglenophyta dan Pyrrophyta?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
1. Agar mahasiswa memahami pengertian Euglenophyta dan Pyrrophyta.
2. Agar mahasiswa memahami Ciri-ciri umum Euglenophyta dan Pyrrophyta.
3. Agar mahasiswa memahami ciri-ciri
Morfologi Euglenophyta dan Pyrrophyta.
4. Agar mahasiswa memahami Anatomi Euglenophyta dan Pyrrophyta.
5. Agar mahasiswa memahami Fisiologi
Euglenophyta dan Pyrrophyta.
6. Agar mahasiswa memahami peranan dari Euglenophyta dan Pyrrophyta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Euglenophyta (Alga Berflagel)
1.
Pengertian
Euglenophyta
Euglenophyta selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang
berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk
berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien
komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum
protozoa. Contohnya strain mutan alga genus Chlamydomonas yang tidak
berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini
merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara alga dan
protozoa.
Divisi Euglenophyta terdiri hanya satu kelas yaitu
Euglenophyceae.Sebagian besar kelompok ini hidup di air tawar, tetapi ada
beberapa yang hidup di air laut, contohnya Eutreptia dan
klepsiella.Euglenophyceae terutama banyak hidup di tempat yang banyak
mengandung bahan organik, hidup bebas senagai zooplankton.Beberpara ada yang
bersifat andozoik, contohnya Euglenomorpha (hidup pada perut berudu Rana sp).
Secara umum mempunyai cara hidup yang lengkap, yaitu dapat bersifat
saprofit, holozoik, dan fototrofik. Oleh karena itu, dapat hidup secara
heterotrof dan autotrof.Tetapi yang lebih sering dilakukan adalah secara
heterotrof, autotrof dilakukan apabila lingkungan kurang terdapat bahan
organik. Oleh karena itu, Euglenophyceae sering disebut bersifat miksotrof.
2.
Ciri-ciri umum Euglenophyta
1)
Unicelullar
2)
Pada umumnya memiliki flagel
yang tidak sama panjang (Heterokontae) jumlah flagel 2 atau 4
3)
Umumnya hidup di air tawar yang
kaya bahan organik (di laut sangat sedikit)
4)
Bersifat autorof, karena
memiliki klorofil a dan b, β karoten dan beberapa xanthofil yaitu astaxanthin
5)
Bersifat heterotrof karena
memakan bahan organic/ bakteri yang tersedia.
6)
Ada yang memiliki kloroplast
(dapat berfotosintesis) ada juga yang tidak dapat berfotosintesis.
7)
Yang berfotosintesis disebut
Phototrophic
8)
Yang tidak berfotosintesis
disebut Osmotrophic (makan dengan cara diffusi)
9)
Kelompok yang ketiga disebut
Phagotrophic (makan dengan cara menangkap makanan)
10) Dinding sel tidak terbuat dari selulosa namun membran tipis tersusun
atas lapisan-lapisan protein berbentuk spiral, yang disebut "pellicle“
11) Jumlah genus hanya 40 dan jumlah spesies - /+ 800
12) Memiliki bintik mata yang disebut stigma
13) Eyespot (stigma) merah terang yang sensitive terhadap cahaya. Pigmen
merah ini merupakan astaxanthin
14) Juga disebut Euglenozoa, euglenoids, euglenophytes
15) Cadangan makanan berupa paramilum yaitu bentuk antara dari
polisakarida
16) Ujung anterior dari sel berupa sitostom dan dibawahnya berupa “
kerongkongan ”/ gullet
-
Gullet terdiri atas leher yang
sempit (cytopharynx) dan bagian posterior yang membesar berupa waduk
(reservoir).
-
Waduk berhubungan dengan
vakoula kontraktil
17) Sistem pergerakan
-
Dengan flagellum
Prinsipnya sama dengan pergerakan baling-baling. Pergerakan
flagellum pada 1 atau 2 bidang digunakan untuk dorongan atau sentakan.
-
Metaboly (menggunakan dinding
sel yang mengandung protein)
3.
Morfologi Euglenophyta
Euglenoida memiliki tubuh yang menyerupai gelendong dan
diselimuti oleh pelikel Euglena viridis. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dimana
ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk. Hewan ini memilki stigma
(bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan
terang.Euglena juga memiliki kloroplas yang mengandung klorofil untuk
berfotosintesis. Euglena memasukkan makanannnya melalui sitofaring menuju
vakuola dan ditempat inilah makanan yang berupa hewan – hewan kecil
dicerna.
4.
Anatomi Euglenophyta
Euglena memiliki satu flagella yaitu ekor sebagai alat gerak, satu
panjang dan satu pendek organieme ini dapat melakukan simbiosis dengan jenis
ganggang tertentu dan tubuhnya dapat memancarkan sinar bila terkena rangsangan
mekanik. Untuk reproduksi Euglena berkembang biak secara vegetatif, yaitu
dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan
membelahnya nukleus menjadi dua.Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput
sel juga terbagi menjadi dua.Akhirnya terbentuklah dua sel euglena baru.Sistem
sirkulasi euglena mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya.
Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran sel.
Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.
5.
Fisiologi Euglenophyta
a.
Reproduksi
1.
Aseksual
Dengan pembelahan sel, baik waktu sedang aktif bergerak atau dalam
keadaan istirahat.Pada genera yang mempunyai lorika (pembungkus sel) protoplast
membelah di dalam lorika, kemudian salah satu anak protoplast keluar dari
lorikanya dan membentuk lorika baru, sedang yang satu tetap di dalam lorika
lamanya dan tumbuh menjadi sel baru. Pada sel yang bergerak aktif, pembelahan
memanjang sel dan dimulai dari ujung anterior.
Pada genera yang mempunyai satu flagella, mula-mula blepharoplast
membelah menjadi dua, satu membawa flagelanya dan satu lagi akan menghasilkan
flagella baru. Pada yang mempunyai dua flagella, dapat terjadi salah satu sel
anakan membawa dua flagel lamanya dan sel anakan yang lain akan menghasilkan
dua flagella baru atau dapat terjadi masing-masing sel anakan membawa satu
flagella dan kemudian masing-masing menghasilkan satu flagella lagi.
Pembelahan sel pada yang tidak bergerak aktif dapat berlangsung
dalam keadaan dibungkus oleh selaput lendir. Kadang-kadang protoplast anakan
tidak keluar dari selaput pembungkusnya sebelum membelah lagi. Dalam kasus
seperti ini akan terbentuk koloni yang tidak permanen, yang pada waktu tertentu
selnya akan bergerak aktif kembali. Pada banyak genera dijumpai bentuk berupa
siste berdinding tebal.Bentuk siste ada yang menyerupai sel vegetatifnya,
tetapi kebanyakan bentuknya berbeda, bulat atau polygonal.Protoplast dapat
menghasilkan sangat banyak euglenarhodone, sehingga berwarna sangat
merah.Biasanya siste berkecambah dengan keluarnya protoplast dari dalam dinding
yang tebal dan tumbuh manjadi sel baru yang bergerak aktif.
2.
Seksual
Adanya konjugasi/penggabungan sel vegetatif pernah dijumpai pada
beberapa euglenoid, tetapi kasus ini masih sangat kabur. Autogami (penggabungan
dua inti anakan dalam sel), Inti hasil fusi kemudian membelah meiosis membentuk
empat nukleus yang masing-masing berkembang menjadi sel vegetatif.Hal ini
pernah dijumpai pada Phacus.
6.
Klasifikasi Euglenophyta
KlasifikasiEuglenophyta,
Kelas Euglenoceae dibagi menjadi 3 ordo, yaitu:
1) Order: Euglenales
Family:
Euglenaceae
Genus:
Euglena
Genus:
Phacus
Genus:
Trachelomonas
2)
Order: Peranemales/Eutreptiales
Family:
Eutreptiaceae
Genus:
Astacia
Genus:
Peranema
Genus:
Hyalophacus
3)
Order: Rhabdomonadales
Family:
Rhabdomonadaceae
Genus:
Colacium
Genus:
Petalomonas
7.
Contoh spesies dari kelompok
Euglenophyta
a)
Euglena (berwarna hijau)
Termasuk semua anggota Euglenophyceae
yang selama hidupnya sel selalu mempunyai flagel dan dapat bergerak.Hidupnya
soliter, tidak pernah membentuk koloni.Kloroplast berbentuk cakram sampai
bentuk pita. Spesies tertentu dari Euglena yang mempunyai khloroplast juga
menghasilkan pigmen merah (euglenarhodone), yang jumlahnya dapat demikian
banyak sehingga mengaburkan isi selnya.Euglenarhodone adalah suatu keton
karetenoid.
Makanan Euglena sangat bervariasi
meliputi segala organisme.hidup. Cytostoma Euglena dapat digembungkan dengan
sangat besar untuk menelan mangsanya yang besar.
Bila Euglena tumbuh di tempat gelap
dengan substrat organik yang cocok, warnanya hilang, tetapi akan berwarna
kembali bila ada cahaya. Pada keadaan yang luar biasa, Euglena dapat
menghasilkan suatu varietas/ras yang tidak berwarna (apokhlorotik), ras ini
tetap tidak berwarna meskipun ada cahaya.Ras apokhlorotik ini dapat diperoleh
dengan memperlakukan sel Euglena dengan streptomysin dalam cahaya.
Cadangan makanan Euglena berupa
paramylum, yaitu karbohidrat yang tidak larut, bentuknya dapat berupa cakram
cincin, batang atau bulat, yang kadang-kadang ukurannya relatif besar.Paramylum
berupa polysaccharida yang rumus molekulnya menyerupai tepung/pati, tetapi
tidak bereaksi dengan tes pati.Butir paramylum menyerupai butir pati/amylum,
yaitu mempunyai lapisan yang konsentris.
Euglena sering kali dapat memberi
warna pada air bila dalam jumlah yang banyak. Banyak dijumpai di dalam
kolam-kolam kecil yang banyak mengandung bahan organik.Dalam bentuk kehidupan
yang saprofit tanpa zat warna, jarang dijumpai dan bila ada biasanya terdapat
pada tempat-tempat dimana terjadi purifikasi (pembusukan). Beberapa jenis
Euglena hidup pada lumpur sepanjang tepi sungai, estuarine, atau payau-payau
bergaram.Pada tempat ini dapat tumbuh subur sehingga cukup memberi warna pada
lumpur. Jika populasinya di kolam sangat banyak, maka menyebabkan permukaan
kolam seperti tertutup lapisan hijau yang dapat berubah warna menjadi merah
dalam beberapa jam.
Kingdom : Excavata
Divisi : Eugnelophycota
Class : Euglenoidea
Ordo : Euglenales
Family : Euglenaceae
Genus : Euglena
Species : Euglena Viridis
b)
Astasia (tidak berwarna)
Mempunyai bentuk mirip Euglena,
hanya tidak berwarna karena tidak memiliki kloroplas, sehingga bersifat
heterotrof.
Ordo : Peranemales/Eutreptiales
Famili : Eutreptiaceae
Genus : Astacia
c)
Phacus
Phacus mirip juga dengan Euglena,
tetapi selnya lebih kaku karena memiliki keel, kloroplast discoid, tanpa
pirenoid, paramylum bodi besar berbentuk seperti donat dan terletak di tengah
sel. Partamylum bodi Lepocinclis berbentu cincin tetapi di kedua sisi anterior.
Tubuhnya yang memanjang dengan suatu
evaginasi (reservoir) di bagian ujung anterior.Vakuola kontraktil berupa suatu
kantung, dan dua flagella muncul dari dinding tersebut.Sebuah pigmen berupa
suatu bintik atau berupa stigma dan bertempat di area dasar flagella yang
panjang yang berfungsi untuk fotoreseptif.Pada Peranema yang tidak berwarna,
kedua flagella panjang yang muncul dari suatu alur berupa jalan kecil ke arah
belakang. Tubuh tertutup oleh pelicle dan bersifat fleksibel dan punggung yang
longitudinal akan tampak dengan mikroskop elektron.
d)
Paranema
Paranema bersifat holozoik.Cara
ingesti Peranema telah dipelajari secara detail.Bagian akhir anterior tubuhnya
terdapat dua organ rod paralel dinamakan organ rod yang letaknya berdekatan
dengan reservoir.Bagian anterior organ rod yang disebut cytostoma yang
berhubungan dengan reservoir. Pada proses makannya, organ rod ditonjolkan
keluar untuk berlabuh dengan menyentakkan tubuhnya menangkap mangsanya untuk
kemudian ditelan secara keseluruhan atau organ rod tersebut dapat digunakan
untuk memotong makanan baru kemudian ditelan dan dihancurkan di dalam vacuola
makanan.
e)
Colacium
Colacium calvum bersifat epizoik
pada copepoda, rotifera dan zooplankton air tawar lainnya.
Sel-sel dari Colacium dibungkus oleh
selaput lendir yang melekat dengan suatu tangkai pada inangnya, ujung anterior
sel menghadap ke bawah.Tangkai lendir terbentuk karena bagian anterior sel
manghasilkan lebih banyak lendir.Mempunyai banyak khloroplast berbentuk cakram,
dengan atau tanpa pirenoid.
Inti tunggal, besar terletak pada
bagian posterior (atas) dari sel. Bagian anterior (bawah) sel/protoplast
mengandung gullet yang jelas dan juga ada bintik mata.Pada koloni bentuk pohon,
protoplastnya tidak mempunyai flagella.
Protoplast dari Colacium juga dapat
berkembang membentuk stadium telanjang yang amoeboid, dan berkembang secara
vegetatif.Dapat pula berbentuk stadium telanjang yang amoeboid dengan 4 inti.
Pada stadium ini reproduksi dengan membentuk tunas dengan satu inti dan
kemudian mengalami metamorfose menjadi sel kembar dengan satu flagella.
Bila pembelahan sel berlangsung, sel
anakan masing-masing akan membentuk tangkai yang tetap melekat pada tangkai
induknya. Pembelahan sel yang berulang-ulang akan menghasilkan koloni yang
berbentuk pohon (dendroid). Sel-sel dari koloni membentuk pohon berbentuk bulat
telur atau lonjong.
Sel dari stadium/bentuk dendroid
atau palmelloid, protoplastnya dapat menghasilkan satu flagellum dan keluar berupa
suatu zooid yang berenang bebas.Zooid ini berenang beberapa saat sebelum
menanggalkan flagellanya dan menghasilkan dinding.
Ordo : Rhabdomonadales
Famili : Rhabdomonadaceae
Genus : Colacium
8.
Peranan Euglenophyta
a.
Peran positif:
-
Bidang Perikanan Ganggang
merupakan fitoplankton (plankton tumbuhan; plankton hewan disebut zooplankton)
yang berfungsi sebagai makanan ikan.
-
Ekosistem Perairan Dalam
ekosistem perairan, ganggang merupakan produsen primer, yaitu sebagai penyedia
bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan air seperti ikan, udang dan serangga
air.
-
Bidang Industri Dinding sel
diatom banyak mengandung silikat. Sisa-sisa dinding sel diatom yang hidup di
jaman lampau membentuk lapisan tanah yang dikenal sebagai tanah diatom. Tanah
dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok, isolasi, bahan dasar industri kaca,
dan penyaring (karena berpori).
-
Dalam dunia sains, Euglena
sering dijadikan sebagi objek karena ganggang ini mudah didapat dan dibiakkan
dan sebagai indikator adanya pencemaran organik.
b.
Peran negatif:
-
Mencemari sumber air
-
Penimbunan endapan tanah pada
dasar kolam dan danau
B. Pyrrophyta
1.
Pengertian
Pyrrophyta
Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang berlainan,
berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung pigmen
(klorofil A,C2 dan piridinin,sementara yang lain memiliki klorofil A,C1,C2 dan
fucosantin) yang dapat berfotosintesis. Hanya dinoflagellata yang memiliki
kemampuan untuk berfotosintesis. Berwarna kuning coklat.
Alga yang termasuk Pyrrophyta ini disebut Dino Flagellata, tubuh
tersusun atas satu sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif. Ciri yang
utama bahwa di sebelah luar terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung
satu flagel
2.
Ciri-ciri umum Pyrrophyta
a.
Memiliki variasi nutrisi yang
besar dari autototropik ke bentuk heterotropik yang mana terdapat vertebrata
parasit dan ikan atau alga phagocytiza yang lain.
b.
Memiliki peranan sebagai
plankton baik di air tawar dan di air laut
c.
Bentuk sel tunggal.
d.
Mempunyai bintik mata (stigma),
berupa kumpulan butir lipid yang mengandung pigmen karetinoid.
e.
Tubuh primitif pada umumnya
berbentuk ovoid tapi asimetri.
f.
Mempunyai dua flagella, satu
terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang disebut sulcus
dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke arah
transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari
tubuh atau bentuk spiral pada beberapa belokan.
g.
Sel terbagai secara transversal
oleh cingulum menjadi epiteka dan hipoteka.
h.
Dinding sel pada umumnya
mengandung selulose.
i.
Semua tipe mempunyai membran
plasma yang berkesinambungan dengan membran flagel pada bagian luar.
j.
Cadangan makanan berupa amilum
yang terdapat dalam sitoplasma.
3.
Struktur tubuh Pyrrophyta
Organisme ini memiliki peranan sebagai plankton baik di air tawar
dan di air laut. Meskipun lebih berfariasi bentuk yang ditemukan di air laut.
Klas dinophyceae motil tersusun oleh epiko dan hipokon yang terbagi secara
melintang oleh girdre (sabuk/ sigulum) Epikon dan hipokon paa umumnya dibagi
menjadi sejumlah lempengan (teka) dan jumlah serta susunan karakterisrik pada
tingkat marga sulcus letaknya membujur.
4.
Struktur sel Pyrrophyta
Pembagian Pyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada
tidaknyanya penutup sel (ampiesma) yaitu yang telanjang (unarmored) dan
mempunyai penutup sel (theca). Pada theca terdapat pelat-pelat seperti baja
dengan komponen utama sellulosa. Jumlah dan letak pelat digunakan sebagai dasar
dalam pemberian nama Peridinium. Mempunyai bintik mata (stigma), berupa
kumpulan butir lipid yang mengandung pigmen karetinoid. Tubuh dinoflagellata
primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri, mempunyai dua flagella,
satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang disebut
sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke arah
transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari
tubuh atau bentuk spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal disebut
girdle, merupakan cincin yang simpel dan jika berbentuk spiral disebut annulus.
Flagellum transversal menyebabkan pergerakan rotasi dan pergerakan kedepan,
sedangkan flagellum longitudinal mengendalikan air ke arah posterior. Sel
Dinoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka dan
hipoteka. Pada Peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri: apical dan
precingular. Pada beberpara genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada
permukaan dorsal dengan 1-3 pelat interkalar anterior (a). Hipoteka tersusun
atas 2 seri transversal: cingular dan antapikal juga sering terdapat seri yang
tidak sempurna yaitu interkalar posterior.
Dinding sel pada umumnya mengandung selulose, hal ini akan
memberikan struktur karakteristik dari teka amfisema adalah nama yang digunakan
untuk lapisan terluar khusus dari sel Dinophyceae. Semua tipe mempunyai membran
plasa yang berkesinambungan dengan membran flagel pada bagian luar. Pada
umumnya terdapat sejumlah pori dalam amfisema dengan trikosit dalam tipe
pori.
5.
Klasifikasi Pyrrophyta
Regnum : Plantae
Divisi : Dinophyta
Kelas : Dinoflagellata
Ordo : Gonyaulacales
Spesies : Gonyaulax balechii
6.
Perkembangbiakan Pyrrophyta
Cara Perkembangbiakan Pyrrophyta
memiliki 2 cara perkembangbiakan, yaitu secara:
a.
Vegetatif, yaitu dengan
pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki panser, maka selubung akan
pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah membujur, lalu keluarlah dua
sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing – masing membuat
panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding
mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang.
b.
Sexual, dalam sel terbentuk 4
isogamet yang masing-masing dapat mengadakan perkawinan dengan isogamet dari
individu lain.
c.
Sporik, yaitu dengan zoospora
.
7.
Habitat Pyrrophyta
Mayoritas dari Pyrrophyta berasal dari lautan, tetapi ada beberapa
spesies yang lain yang hidup dia sungai sungai. Pyrrophyta adalah kompenin yang
penting dari plankton, khususnya pada kondisi hangat. Sebagai penambahan,
beberap spesies adalah benthic atau terjadi dalam peristiwa simbiotik.
Dinoflagellata memiliki variasi nutrisi yang besar, dari range nututropik ke
bentuk heterotropik, yang mana terdapat juga invertebrata parasit dan ikan atau
alga phagocytiza yang lain. Dinoflagellata yang memiliki sistem fotosintesis
dan membutuhkan vitamindissebut autotropi dan yang membutuhkan energi disebut
heterotrop.
8.
Peranan Pyrrophyta
Pertumbuhan yang cepat dari plankton dinoflagelata mungkin akan
menghasilkan warna coklat atau merah perubahan wama air disebut red tides. Red
tides biasanya terjadi pada air pesisir pantai dan muara. Beberapa
dinoflagelata menghasilkan red tides adalah luminescent Spesics lain mungkin
mengandung racun yang dapat dilepaskan kedalam air atau terakumulasi dalam
rantai makanan. Dalam beberapa kasus, racun dapat menyebabkan kematian ikan
atau menyebabkan keracunan manusia yang makan makanan yang terkontaminasi oleh
moluska atau ikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan di
atas, antara lain :
- Euglenophyta selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.
- Beberapa ciri morfologi euglenophyta yaitu Susunan tubuhnya dibatasi oleh perikel yang merupakan membran plasma yang menebal, ada yang kaku, berklorofil, Dinding sel tidak dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel berprotein, yang berada didalam plasmalema, Ujung anterior dari sel berupa sitostoma, sel terbentuk dari ujung depan sel euglenoid melekuk kedalam membentuk saluran yang ujung dalamnya meluas menjadi rongga membulat membentuk reservoir.
- Fisiologi dari euglenophyta yaitu bereproduksi secara aseksual yaitu melalui pembelahan sel dan secara seksual yakni dengan melakukan konjugasi.
- Peranan dari euglenophyta ini yaitu Positif:Bidang Perikanan Ganggang merupakan fitoplankton, Ekosistem Perairan Dalam ekosistem perairan, ganggang merupakan produsen primer, Bidang Industri Dinding sel diatom banyak mengandung silikat. Dalam dunia sains, Euglena sering dijadikan sebagi objek karena ganggang ini mudah didapat dan dibiakkan dan sebagai indikator adanya pencemaran organic sedangkan dampak negatifnya yaitu : Mencemari sumber air dan penimbunan endapan tanah pada dasar kolam dan danau
- Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung pigmen (klorofil A,C2 dan piridinin,sementara yang lain memiliki klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang dapat berfotosintesis.
- Organisme ini memiliki peranan sebagai plankton baik di air tawar dan di air laut. Meskipun lebih berfariasi bentuk yang ditemukan di air laut. Klas dinophyceae motil tersusun oleh epiko dan hipokon yang terbagi secara melintang oleh girdre (sabuk/ sigulum) Epikon dan hipokon paa umumnya dibagi menjadi sejumlah lempengan (teka) dan jumlah serta susunan karakterisrik pada tingkat marga sulcus letaknya membujur.
- Pembagian Pyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada tidaknyanya penutup sel (ampiesma) yaitu yang telanjang (unarmored) dan mempunyai penutup sel (theca).
- Mayoritas dari Pyrrophyta berasal dari lautan, tetapi ada beberapa spesies yang lain yang hidup dia sungai sungai.
- Peranan dari Pyrrophyta, yaitu Beberapa dinoflagelata menghasilkan red tides adalah luminescent Spesics lain mungkin mengandung racun yang dapat dilepaskan kedalam air atau terakumulasi dalam rantai makanan. Dalam beberapa kasus, racun dapat menyebabkan kematian ikan atau menyebabkan keracunan manusia yang makan makanan yang terkontaminasi oleh moluska atau ikan.
B. Saran
Adapun saran yang bisa penyusun berikan adalah sebagai
berikut :
1. Semoga pembaca sekalian bisa memanfaatkan isi makalah
untuk sedikit menambah ilmu dalam mata
kuliah Botani.
2. Adapun saran-saran yang dapat kami
sampaikan dalam makalah ini yaitu semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan kedepannya dapat memberi kritik apabila terdapat kesalah dalam
redaksi makalah ini guna perbaikan bagi penulis.
DAFTAR
PUSTAKA
nambil sumber dari buku mana nih gan, bagus banget isinya
BalasHapus