Entri Populer

Minggu, 15 Juli 2012

unsur-unsur pendidikan


    
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, kita tidak lepas dengan yang namanya pendidikan. Mendidik anak , saudara, lingkungan dan masyarakat adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup manusia pada umumnya.
Tanpa adanya pendidikan yang baik, sulit bagi manusia untuk mewujudkan kualitas hidup yang efektif, efesien dan tepat guna. Maka dari itu, pendidikan sangat penting bagi manusia di segala lini kehidupan, entah kalangan kebawah, menengah ataupun kalangan atas yang bergelimangan harta.
Karena begitu urgennya, pendidikan telah menjelma menjadi kebutuhan primer, yaitu kebutuhan yang harus di penuhi agar dapat bertahan hidup. Setara dengan kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
Masyarakat sadar akan kebutuhan yang satu ini, sehinggga muncullah wacana untuk membuat system dimana bidang pendididkan itu di laksanakan secara gratis bagi penuntut ilmu. Dalam hal ini pemerintah di tuntut untuk mewujudkannya, karena memang Undang-undang telah mengamanahkan kepada pemerintah agar menjamin pendidikan bagi warganegara Indonesia.
Dengan demikian bahwa Dalam kehidupan manusia tidak akan lepas dari yang namanya pendidikan, Pendidikan merupakan modal dasar dalam mencapai kehidupan yang sejahtera. Dan Dalam pendidikan, terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi perkembangan periaku dan pribadi suatu individu yang harus dipahami bersama, diantaranya adalah pendidikan fisik dan psikomotorik dan lain-lain.

B.   Rumusan Masalah
Dari Latar belakang di atas maka dalamm makalah ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan Pendidikan?
2.    Apakah unsur-unsur Pendidikan?
3.    Apakah tujuan dan proses pendidikan?



C.   Tujuan
Makalah ini disusun bertujuan sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui pengertian Pendidikan ?
2.    Untuk mengetahui  unsur-unsur Pendidikan ?
3.    Untuk mengetahui tujuan dan proses pendidikan ?

D.   Kerangka Teori
Pendidikan merupakan topik yang senantiasa menarik untuk dikaji dan dikembangkan, baik secara teoritis dan praktis maupun secara filosofis. Teori dan praktik dalam dunia pendidikan mengalami perkembangan seiring dengan semakin meningkatnya peradaban manusia. Kalau dahulu pendidikan dapat berlangsung melalui interaksi antara manusia, di zaman modern ini pendidikan dapat berlangsung melalui interaksi dengan teknologi. Dalam hal ini, ruang dan waktu seolah tidak lagi menjadi pembatas dalam interaksi antara manusia termasuk dalam dunia pendidikan.
Realitas dalam abad ke-20, pendidikan seolah terjerembab dalam ketersesatan lembaga penyelenggara pendidikan yang menggunakan pola pikir linier dan arogansi dalam memetakan masa depan (Harefa, 2000). Pendidikan terutama diorientasikan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan dalam menjalankan tugas professional dan tugas-tugas lain dalam kehidupan. Namun, Seiring gencarnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan pun mengalami perkembangan yang pesat. Sebagaimana adanya, perkembangan dalam dunia pendidikan terinspirasi melalui semakin meningkatnya kesadaran eksistensial praktisi dan pemikir pendidikan yakni hakekat diri sebagai manusia.
Pendidikan sebagai ilmu bersifat multidimensional baik dari segi filsafat (epistemologis, aksiologis, dan ontologis) maupun secara ilmiah. Teori yang dianut dalam sebuah praktek pendidikan sangat penting, karena pendidikan menyangkut pembentukan generasi dan semestinya harus dapat dipertanggungjawabkan. Proses pendidikan merupakan upaya mewujudkan nilai bagi peserta didik dan pendidik, sehingga unsur manusia yang dididik dan memerlukan pendidikan dapat menghayati nilai-nilai agar mampu menata perilaku serta pribadi sebagaimana mestinya. Sebagai contoh, dalam wacana keindonesiaan pendidikan semestinya berakar dari konteks budaya dan karakteristik masyarakat Indonesia, dan untuk kebutuhan masyarakat Indonesia yang terus berubah. Menurut Kusuma (2007), hal ini berarti bahwa sebaiknya pendidikan tidak dilakukan kecuali oleh orang-orang yang mampu bertanggung jawab secara rasional, sosial dan moral.
Menurut Wen (2003), di zaman yang berbeda-beda tuntutan terhadap talenta dan spesialisasi individu juga berbeda-berbeda. Zaman agrikulutur menuntut orang bekerja keras dan mencari nafkah lewat kerja fisik, zaman industri menuntut standarisasi dan tidak menekankan kualitas dan talenta individual, dan zaman internet adalah zamannya untuk membebaskan kualitas-kualitas khusus individual yang seringkali tertindas di zaman industri. Oleh karena itu, seharusnya sifat dan kualitas pendidikanpun berubah sesuai zaman dan harus diletakkan landasan bagi pendidikan beraspek multi.
Berbicara tentang landasan filosofis pendidikan berarti  berkenaan dengan tujuan filosofis suatu praktik pendidikan sebagai sebuah ilmu. Oleh karena itu, kajian yang dapat dilakukan untuk memahami landasan filosofis pendidikan adalah dengan menggunakan pendekatan filsafat ilmu yang meliputi tiga bidang kajian yaitu ontologi, epistimologi dan aksiologi. Menurut Tirtarahardja dan La Sulo (2005), landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan.




BAB II
PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
    DEFINISI PENDIDIKAN
1.    Definisi Maha Luas
Pendidikan adalah hidup (segala pengalaman belajar yg berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu, suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak   manusia lahir).
2.    Definisi Sempit
Pendidikan adalah sekolah (pengajaran yang di selenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal, segala pengaruh yang di upayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka).

3.    Definisi Alternatif Atau Luas Terbatas
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintahan. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat. Untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup. Secara tepat di masa yang akan datang.
Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal dan informal di sekolah dan luar sekolah. Yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi perkembangan kemampuan-kemampuan individu. Agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
Pendidikan adalah usaha sadar yang teratur dan sistematis yang dilakukan oleh orang tua yang di serahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat-sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.     


 
4.    Definisi Berdasarkan Fungsi
1.    Pendidikan sebagai proses transformasi budaya.
2.    Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi.
3.    Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara.
4.    Pendidikan  sebagai proses penyiapan tenaga kerja.

5.    Definisi Berdasarkan Pendekatan Ilmiah
·         Pendidikan adalah sosialisasi; suatu proses membantu generasi muda agar menjadi anggota masyarakat yang diharapkan ( sosiologi ).
·          Pendidikan adalah enkulturasi atau pembudayaan; suatu proses dengan jalan mana seseorang menyesuaikan diri kepada suatu kultur masyarakat dan mengasimilasikan nilai-nilainya ( antropologi ).
·         Pendidikan sebagai human investment ( ekonomi ).
·         Pendidikan sebagai proses civilisasi; suatu upaya menyiapkan warga Negara yang sesuai dengan aspirasi bangsa dan negaranya ( politik ).
·         Pendidikan berarti proses adaptasi, proses penyesuaian diri yang terbaik dari seseorang manusia yang sadar terhadap lingkungannya ( biologi ).
·         Pendidikan identik dengan personalisasi; upaya membantu perubahan tingkah laku individu untuk mencapai perkembangan optimal menjadi diri sendiri ( psikologi ).
·         Pendidikan ialah pendewasaan; suatu upaya yang dilakukan secara sengaja oleh orang dewasa untuk membantu anak atau orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan ( pedagogik ).

    PENGERTIAN PENDIDIKAN
1.    Batasan Tentang Pendidikan
Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.
1)    Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya    nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
2)    Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
3)    Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
4)    Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
5)    Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut: pendidikan nasiaonal yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

2.    Tujuan dan Proses Pendidikan
a.    Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
b.    Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.

3.    Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)

PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir tenggelam, yang dicetuskan 14 abad yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh comenius 3 abad yang lalu (di abad 16). Selanjutnya PSH didefenisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan penstruktursn ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai paling tua.(Cropley:67).
          
Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan :
a.    Rasional.
b.    Alasan keadilan.
c.    Alasan ekonomi.
d.    Alasan faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan    keluarga, remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek.
e.    Alasan perkembangan iptek.
f.     Alasan sifat pekerjaan.
4.    Kemandirian dalam Belajar
1.    Arti dan perinsip yang melandasi
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kamauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Konsep kemandirian dalam belajar bertumpu pada perinsip bahwa individu yang belajar akan sampai kepada perolehan hasil belajar.
2.    Alasan yang menopang
Conny Semiawan, dan kawan-kawan (Conny S. 1988; 14-16) mengemukakan alasan sebagai berikut:
Perkembangan iptek berlangsung semakin pesat sehingga         tidak mungkin lagi para pendidik(khususnya guru) mengajarkan semua konsep dan fakta kepada peserta didik.
Penemuan iptek tidak mutlak benar 100%, sifatnya relatif. Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta didik mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret dan wajar sesuai dengan situasi dan kondidi yang dihadapi dengan mengalami atau mempraktekannya sendiri.
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman nilai-nilai ke dalam diri peserta didik.

UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1.    Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2.    Orang yang membimbing (pendidik).
3.    Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).
4.    Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
5.    Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).
6.    Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).
7.    Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).
Penjelasan:
1.    Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a.    Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
b.    Individu yang sedang berkembang.
c.    Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d.    Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.  
2.    Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.

3.    Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4.    Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
1)    Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
2)    Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.   Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa; batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya, dan unsur-unsurnya adalah:
1.    Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2.    Orang yang membimbing (pendidik).
3.    Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).
4.    Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
5.    Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).
6.    Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).
7.    Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).
B.   Saran
Dari pemaparan kami dalam makalah ini kami sangat berharap kritik dan saran rekan-rekan guna kesempurnaan ,makalah ini. Dan untuk menggali masalah pendidikan dibutuhkan kesungguhan.





DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Abrasyi, A, 1974. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Cet.II. Jakarta : Bulan Bintang.
Abdulhak, I, 2001. Komunikasi Pembelajaran: Pendekatan Konvergensi Dalam Peningkatan Kualitas dan Efektivitas Pembelajaran. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap. Bandung: Depdiknas UPI.
An-Nahlawi, A, 1989. Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga di Sekolah dan Masyarakat, Terj. Herry Noer Ali, Bandung:      CV. Dipenogoro
Azra, A, 2002. Paradigma Pendidikan Nasional : Rekontruksi dan Demokratisasi. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar