BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Malaria adalah penyakit reemerging, yakni penyakit yang menular kembali secara massal. Malaria juga adalah suatu penyakit tular nyamuk (mosquito borne diseases). Penyakit infeksi ini banyak dijumpai di daerah tropis, disertai gejala-gejala seperti demam dengan fluktuasi suhu secara teratur, kurang darah, pembesaran limpa dan adanya pigmen dalam jaringan. Malaria diinfeksikan oleh parasit bersel satu dari kelas Sporozoa, suku Haemosporida, keluarga Plasmodium. Penyebabnya oleh satu atau lebih dari empat Plasmodia yang menginfeksi manusia: P. Falciparum, P. Malariae, P. Vivax, dan P. Ovale. Dua P. Falciparum ditemukan terutama di daerah tropis dengan resiko kematian yang lebih besar bagi orang dengan kadar imunitas rendah. Parasit ini disebarkan oleh nyamuk dari keluarga Anopheles. Plasmodium adalah genus dari sporozoa atau protista mirip hewan yang tidak memiliki alat gerak. Plasmodium merupakan makhluk hidup renik dan merupakan patogen atau dapat menyebabkan penyakit yang merugikan. Plasmodium hidup menjadi parasit ditubuh hewan dan manusia umumnya.
Penyakit malaria memiliki empat
jenis, dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Yang
pertama adalah malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria
tropika atau biasa disebut demam rimba (jungle fever), disebabkan oleh P.
Falciparum. Malaria ini adalah penyebab sebagian besar kematian akibat
malaria. Parasit ini menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma,
mengigau, serta kematian. Kedua, malaria kuartana yang disebabkan oleh P.
Malariae. Jenis malaria ketiga adalah paling ringan, malaria tertiana
yang disebabkan oleh P. Vivax. Jenis keempat dan merupakan jenis malaria
yang paling jarang ditemukan adalah malaria ovale, disebabkan oleh P.
Ovale. Walaupun ditularkan oleh nyamuk, penyakit malaria sebenarnya
merupakan suatu penyakit ekologis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dan
berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria.
Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah
dan kecepatan angin, serta ketinggian. Air merupakan faktor esensial bagi
perkembang-biakan nyamuk. Karena itu dengan adanya hujan bisa menciptakan banyak tempat perkembangbiakan nyamuk, yaitu
akibat genangan air yang tidak dialirkan di sekitar rumah atau tempat tinggal.
Nyamuk dan parasit malaria juga sangat cepat berkembang biak pada suhu sekitar
20-27 derajat C, dengan kelembaban 60-80 %.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dari makalah ini antara lain :
a. Bagaimanakah
sejarah plasmodium falciparum?
b. Bagaimanakah
siklus hidup Plasmodium Falciparum?
c. Bagaimanakah
gejala Plasmodium Falciparum?
d. Bagaimanakah
cara penularan serta cara pencegahannya?
1.3 Tujuan
Tujuan
yang dapat dicapai dari pembahasan makalah ini antara lain:
a. Dapat
mengetahui sejarah plasmodium falciparum
b. Dapat
menetahui siklus hidup plasmodium
falciparum
c. Dapat
mengetahui gejala plasmodium falciparum
d. Dapat
mengetahui cara penularan serta cara pencegahan plasmodium
falciparum
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Plasmodium falciparum
Kata malaria sendiri berasal dari
bahasa Italia yaitu Male dan Aria yang berarti hawa buruk. Memang
pada zaman dulu, orang beranggapan bahwa malaria disebabkan oleh udara yang
kotor. Sementara di Perancis dan Spanyol, malaria dikenal dengan nama “paladisme
atau paludismo“, yang berarti daerah rawa atau payau karena penyakit ini
banyak ditemukan di daerah pinggiran pantai. Malaria juga dikenal dengan
istilah lain seperti marsh fever, remittent fever, intermittent
fever, dan hill fever. Karena terkenalnya penyakit ini, penulis
Inggris yang terkenal sepanjang abad ke 16-17, William Shakespeare,
menggambarkan penyakit malaria dalam salah satu karyanya sebagai “The
Caliban Curse“.(1611).
Malaria telah menjangkiti manusia selama
lebih 50,000 tahun, dan malaria mungkin merupakan pathogen
bagi manusia. Malah, saudara dekat bagi
parasit malaria manusia masih kekal pada chimpanze, spesies paling dekat.
Rujukan bagi demam berkala yang terdapat sepanjang sejarah, bermula pada 2,700
SM di China. Istilah malaria berasal semenjak Medieval bahasa Itali: mala aria "udara
busuk";
Kajian saintifik berkenaan malaria mencapai kemajuan pertama pada 1880, apabila
seorang doktor Perancis yang tinggal di Algeria bernama Charles
Louis Alphonse Laveran
memerhatikan parasit dalam sel darah merah yang terjangkit malaria. Dengan itu Charles mencadangkan
bahwa malaria disebabkan oleh protozoa ini, pertama kali protozoa dikenal pasti sebagai puncak
penyakit. Protozoa ini dinamakan Plasmodium oleh pakar sains Itali Ettore
Marchiafava
dan Angelo Celli. Setahun kemudian, Carlos Finlay, doktor Cuba yang merawat penyakit
dengan demam kuning di Havana, yang pertama mencadangkan bahwa
nyamuk menyebarkan penyakit ini dikalangan manusia. Bagaimanapun Sir Ronald Ross, seorang rakyat British yang tinggalt
di India yang akhirnya membuktikan pada 1898 bahwa malaria
disebarkan oleh nyamuk. Dia membuktikan bahawa sesetengah spesies nyamuk
menyebarkan malaria kepada burung dan mengasingkan parasit malaria dari
kelenjar liur nyamuk yang menghisap darah burung yang berpenyakit.
Plasmodium
falciparum mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Haemosporodia
Divisio : Nematoda
Subdivisio : Laveran
Kelas : Spotozoa
Ordo : Haemosporidia
Genus : Plasmodium
Species : Falcifarum
Kingdom : Haemosporodia
Divisio : Nematoda
Subdivisio : Laveran
Kelas : Spotozoa
Ordo : Haemosporidia
Genus : Plasmodium
Species : Falcifarum
v Definisi
Malaria & Malaria Falciparum
Istilah malaria diambil dari dua kata Bahasa Italia, yaitu mal
(buruk) dan area (udara) atau udara buruk. Karena dahulu banyak
terdapat di daerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Berikut ini adalah
beberapa difinisi penyakit malaria dan Malaria Falciparum :
Malaria adalah penyakit infeksi parasite yang disebabkan oleh Plasmodium
yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual
di dalam darah. Infeksi malaria ini memberikan gejala berupa demam, menggigil,
anemia dan splenomegaly. Dapat berlangsung akut ataupun kronik (Paul N.
Harijanto, 2006).
Malaria adalah penyakit menular endemik di banyak daerah hangat di dunia,
disebabkan oleh protozoa obligat seluler genus Plasmodium, biasanya
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Penyakit ini
ditandai dengan keadaan tak berdaya dengan demam tinggi paroksismal, serangan
menggigil, berkeringat, anemia dan splenomegaly yang dapat menyebabkan
kematian, sering menyebabkan komplikasi berat, malaria selebral dan anemia.
Interval antara tiap serangan kadangkala periodik, ditentukan oleh waktu yang
diperlukan untuk berkembangnya satu generasi baru parasit di dalam tubuh.
Setelah permulaan penyakit ini, dapat diikuti perjalanan penyakit yang kronik
atau baik. Disebut juga plaudism. Nama lamanya mencakup ague dan
jungle, malarial
Malaria Falciparum adalah malaria yang disebabkan oleh Plasmodium
falciparum, dengan demam paroksismal yang ireguler. Ini dihubngkan dengan
keadaan parasite tertinggi dalam darah dan merupakan bentuk malaria terparah,
kadang fatal. Malaria ini sering dikaitkan dengan gejala pernisiosa, yang
terjadi sebagai akibat penumpukkan dan pembentukkan mikroinfark dalam kapiler
yang mengandung eritrosit yang terinfeksi Plasmodium falciparum
stadium lanjut. Ini dapat terjadi pada otak, hati, kelenjar adrenal, traktus
gastroin testinal, ginjal, paru, atau organ lain.
Malaria Falciparum adalah jenis malaria paling berbahaya dan disebabkan
oleh parasit Plasmodium falciparum. Malaria Falciparum berkaitan
dengan kadar tinggi parasit dalam darah dan mempunyai tingkat kematian dan
komplikasi paling tinggi diantara semua jenis malaria. Sel darah merah yang
terinfeksi dengan parasit cenderung akan kotor dan menyebabkan mikroinfarksi
(daerah kecil jaringan mati karena kekurangan oksigen) dalam kapiler otak,
liver, kelenjar adrenal, sistem usus, ginjal, paru-paru dan organ lainnya.
Pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit menggunakan medikasi intraven.
Gambar 1. Plasmodium faliparum
Perbesaran
: 300 x 300
Sumber : http://www.google.com/search
2.2
Siklus Hidup
Karena
Plasmodium ini dalam hidupnya menempati dua inang, yaitu nyamuk dan manusia,
maka dia mengalami dua fase siklus hidup yaitu:
a.
Fase
didalam tubuh nyamuk
Di dalam tubuh nyamuk ini terlihat Plasmodium
melakukan reproduksi secara seksual, dengan masa tunas 12-14 hari. Ookista
dalam nyamuk mempunyai 10-12 pigmen.
Pada tubuh nyamuk, spora berubah menjadi makrogamet dan mikrogamet, kemudian
bersatu dan membentuk zigot yang menembus dinding usus nyamuk. Di dalam dinding
usus tersebut zigot akan berubah menjadi ookinet ookista sporozoit, kemudian
bergerak menuju kelenjar liur nyamuk. Sporozoit ini akan menghasilkan spora
seksual yang akan masuk dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk.
b. Fase
Didalam Tubuh Manusia
Setelah
tubuh manusia terkena gigitan nyamuk malaria, sporozoit masuk dalam darah
manusia dan menuju ke sel-sel hati. Di dalam hati ini sporozoit akan membelah
dan membentuk merozoit, akibatnya sel-sel hati banyak yang rusak. Selanjutnya,
merozoit akan menyerang atau menginfeksi eritrosit. Di dalam eritrosit,
merozoit akan membelah diri dan menghasilkan lebih banyak merozoit. Dengan
demikian, ia akan menyerang atau menginfeksi pada eritrosit lainnya yang
menyebabkan eritrosit menjadi rusak, pecah, dan mengeluarkan merozoit baru. Pada
saat inilah dikeluarkan racun dari dalam tubuh manusia sehingga menyebabkan
tubuh manusia menjadi demam. Merozoit ini dapat juga membentuk gametosit
apabila terisap oleh nyamuk (pada saat menggigit) sehingga siklusnya akan
terulang lagi dalam tubuh nyamuk, demikian seterusnya.
Gambar
2 : siklus hidup Plasmodium faciparum
Perbesaran : 300 x 300
Plasmodium bereproduksi dengan dua cara yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual plasmodium terjadi didalam tubuh manusia, sedangkan reproduksi seksualnya ada didalam tubuh nyamuk Anopheles. Berikut ini adalah penjelasan mengenai reproduksi Plasmodium.
· Setelah nyamuk Anopheles menyerap darah manusia yang terinfeksi, mikrogametosit dan makrogametosit berkembang dan melebur menjadi zigot dan membentuk kista
· Didalam kista, zigot berkembang menjadi sporozoit dan berpindah kedalam kelenjar ludah nyamuk
· Sporozoit tadi masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles
· Melalui aliran darah, sporozoit berpindah kedalam hati dan membentuk merozoit
· Merozoit dapat menyerang sel hati dan juga sel darah merah
· Jika merozoit menyerang sel darah merah, maka didalamnya merozoit tersebut dapat menghasilkan ribuan merozoit lagi
· JIka ribuan merozoit tadi selesai direproduksi dalam skala tinggi maka menyebabkan sel darah merah lisis dan meyebabkan penderita menjadi demam
· Ribuan merozoit yang direproduksi secara aseksual tadi dapat berkambang menjadi mikrogametosit atau makrogametosit
· Mikrogametosit dan makrogametosit tersebut dapat dihisap oleh nyamuk Anopheles lainnya dan mengulangi siklus hidupnya.
2.3
Gejala klinis
Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium yang berurutan, gejala klasik tersebut yaitu :
Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium yang berurutan, gejala klasik tersebut yaitu :
- Stadium dingin (cold stage).
Diawali dengan gejala menggigil atau
perasaan yang sangat dingin. penderita sering membungkus dirinya dengan selimut
atau sarung pada saat menggigil, Gigi gemeretak, kulit dingin, dan kering, nadi
cepat tetapi lemah, bibir dan jari- jari pucat atau sianosis, pasien mungkin
muntah pada anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit
sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur suhu tubuh.
- Stadium demam (Hot stage).
Stadium ini berlangsung 2 – 4 jam.
Penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering, sakit kepala dan sering
kali muntah. Nadi menjadi kuat kembali, merasa sangat haus dan suhu tubuh dapat
meningkat hingga 41 derajat Celcius atau lebih. Pada anak-anak, suhu tubuh yang
sangat tinggi dapat menimbulkan kejang-kejang. penderita membuka selimutnya,
respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah dan dapat
terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai
2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
- Stadium berkeringat (sweating stage).
Stadium ini berlangsung 2 – 4 jam.
Penderita berkeringat sangat banyak. Suhu tubuh kembali turun, kadang-kadang
sampai di bawah normal. Setelah itu biasanya penderita beristirahat hingga
tertidur. Setelah bangun tidur penderita merasa lemah tetapi tidak ada gejala
lain sehingga dapat kembali melakukan kegiatan sehari-hari.
2.4 Cara penularan serta pencegahan plasmodium falciparum
v Cara penularan dapat terjadi melalui
beberapa cara yaitu:
Melalui
perantara nyamuk Anopheles. Bibit penyakit malaria dalam darah manusia terhisap
oleh nyamuk, kemudian berkembang biak di tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali
pada orang lain melalui nyamuk tersebut. Selain itu, penularan malaria juga
dapat terjadi melalui transfusi darah, melalui jarum suntik yang berulang kali
digunakan maupun terkontaminasi.
v Cara pencegahan dapat terjadi
melalui beberapa cara yaitu:
Untuk
mengatasi infeksi plasmodium dapat dilakukan dengan berbagai cara baik
pencegahan maupun pengobatan. Pencegahan malaria yaitu dengan cara menutup,
menguras, dan mengubur barang atau tempat-tempat yang berpotensi menjadi
habitat nyamuk. Menggunakan
semprotan pembasmi serangga di dalam dan di luar rumah.
Sedangkan cara pengobatan pada penderita malaria yaitu dapat dilakukan dengan
cara memberikan obat kimia dan juga vaksin yang lebih efektif.
v Penggolongan
obat anti Maalaria
1. Skizontisida,
bekerja terhadap plasmodium sp. Yang berada didalam eritrosit. Yang termasuk
kelompok ini yaitu: klorokuin, amodiakuin, kina, proguanil, dan pirimetamin.
2. Skizontisida,
mencegah masuknya parasit ke dalam eritrosit. Obat- obatnya yaitu primetamin
dan proguanil.
3. Pencegahan
dapat menggunakan skizontisida sekali seminggu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan makalah ini ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dintaranya
yaitu:
Kata malaria sendiri berasal dari bahasa Italia yaitu Male dan Aria
yang berarti hawa buruk. Memang pada zaman dulu, orang beranggapan bahwa
malaria disebabkan oleh udara yang kotor. Sementara di Perancis dan Spanyol,
malaria dikenal dengan nama “paladisme atau paludismo“, yang
berarti daerah rawa atau payau karena penyakit ini banyak ditemukan di daerah
pinggiran pantai. Malaria Falciparum adalah malaria yang disebabkan oleh Plasmodium
falciparum, dengan demam paroksismal yang ireguler. Ini dihubngkan dengan
keadaan parasite tertinggi dalam darah dan merupakan bentuk malaria terparah,
kadang fatal. Malaria ini sering dikaitkan dengan gejala pernisiosa, yang
terjadi sebagai akibat penumpukkan dan pembentukkan mikroinfark dalam kapiler
yang mengandung eritrosit yang terinfeksi Plasmodium falciparum
stadium lanjut. Ini dapat terjadi pada otak, hati, kelenjar adrenal, traktus
gastroin testinal, ginjal, paru, atau organ lain.
Malaria Falciparum adalah jenis malaria paling berbahaya dan disebabkan
oleh parasit Plasmodium falciparum. Malaria Falciparum berkaitan
dengan kadar tinggi parasit dalam darah dan mempunyai tingkat kematian dan
komplikasi paling tinggi diantara semua jenis malaria. Sel darah merah yang
terinfeksi dengan parasit cenderung akan kotor dan menyebabkan mikroinfarksi
(daerah kecil jaringan mati karena kekurangan oksigen) dalam kapiler otak,
liver, kelenjar adrenal, sistem usus, ginjal, paru-paru dan organ lainnya.
Pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit menggunakan medikasi intravena.
Karena
Plasmodium ini dalam hidupnya menempati dua inang, yaitu nyamuk dan manusia,
maka dia mengalami dua fase siklus hidup yaitu:
a.
Fase
didalam tubuh nyamuk (reproduksi secara seksual )
b. Fase
Didalam Tubuh Manusia ( reproduksi secara aseksual )
Gejala malaria terdiri dari 3
stadium yaitu:
a.
Stadium
dingin (cold stage).
b.
Stadium
demam (Hot stage).
c.
Stadium
berkeringat (sweating stage).
Cara penularan serta
pencegahan dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu:
Melalui perantara nyamuk Anopheles.
Bibit penyakit malaria dalam darah manusia terhisap oleh nyamuk, kemudian
berkembang biak di tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali pada orang lain melalui
nyamuk tersebut. Selain itu, penularan malaria juga dapat terjadi melalui
transfusi darah, melalui arum suntik yang berulang kali digunakan. Untuk
mengatasi infeksi plasmodium dapat dilakukan dengan berbagai cara baik
pencegahan maupun pengobatan. Pencegahan malaria yaitu dengan cara menutup,
menguras, dan mengubur barang atau tempat-tempat yang berpotensi menjadi
habitat nyamuk. Sedangkan cara pengobatan pada penderita malaria yaitu dapat
dilakukan dengan cara memberikan obat kimia dan juga vaksin yang lebih efektif.
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Soedarto,2008. Pengobatan Penyakit Parasit. Surabaya;
Sagung Seto
Natadisastra djaenudin. 2009. PARASITOLOGI KEDOKTERAN Ditinjau dari Organ
Tubuh yang Diserang. Jakarta; EGC
Http://Khaeriyah-Indahnyaberbagi.Blogspot.Com/Penyakit
Parasit.Html (Diakses 16 April 2013)
http://file
education.blogspot.com.download 2/04/2013( Diakses 16 April 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar