Entri Populer
-
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat me...
-
I. Pengertian Makna Menurut Para Ahli (minimal 3 ahli) dan Letak Kesamaan dan Perbedaannya……?? Pengertian Makna Menurut 3 Ahli Yaitu : a...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fasciola sp merupakan suatu parasit cacing pipih dari kelas Trematoda, filum Platyhelmi...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan manusia semakin hari semakin dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang kompl...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup sehat dan memiliki umur yang panjang merupakan impian semua orang . Namun li ng...
-
Penutup tubuh Pada tubuh semua jenis hewan memiliki penutup untuk menahan protoplasma di dalamnya, untuk memberikan perlindungan fisik, dan ...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Secara umum pertumbuhan meliputi pertambahan jumlah (pembelahan sel) , pertambahan ukuran (pemb...
-
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat me...
-
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaring...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dekenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang...
Minggu, 05 Agustus 2012
LIMIT DAN TURUNAN
LIMIT
PENGERTIAN LIMIT
Limit suatu fungsi f(x ) untuk x mendekati suatu bilangan a adalah nilai pendekatan fungsi f ( x ) bilamana x mendekati a.
Misalkan, lim┬(x→a)〖f(x) =L〗 ini berarti bahwa nilai fungsi f ( x) akan mendekati L, jika x mendekati a.
Contoh 1.
Tentukan lim┬(x→1)〖(〖4x〗^2+1〗)
Jawab.
Untuk x mendekati 1 maka (〖4x〗^2+1 ) akan mendekati 4 .1^2+ 1=5.sehinnga lim┬(x→1)〖(〖4x〗^2+1)〗 =5
Contoh 2.
Tentukan lim┬(x→1)〖(x^2+2x-3)/(x-1)〗
Jawab.
Perhatikan bahwa untuk x = 1 maka (〖�〱〗^2+2x-3)/(x-1) tidak terdefinisi. Tetapi bentuk (x^2+2x-3)/(x-1) dapat disederhanakan sehingga bentuknya terdefinisi untuk x = 1, yaitu lim┬(x→1)〖(x^2+2x-3)/(x-1)〗=lim┬(x→1)〖((x-1) (x+3))/((x-1))〗 = lim┬(x→1)〖(x+3)=4〗.
BENTUK BENTUK TAK TERDEFINISI YANG DAPAT DISEDERHANAKAN
Penggantian nilai x oleh a dalam lim┬(x→a)〖f(x) 〗 ada kalanya membuat f (x) tida terdefinisi atau f (a menghasilkan bentuk 0/0,∞/∞ atau . jika demikian halnya, maka bentuk dari f(x harus diubah atau disederhanakan agar nilai limit dapat ditenukan.
Berikut beberapa bentuk tak terdefinisi yang dapat disederhanakan :
Bentuk .0/0
Bentuk ini kemungkinan timbul dalamlim┬(x→a)〖(g(x))/(h(x))〗
Misal g(x)=(x-a) k(x) dan h(x)=(x-a )s(x ) maka:lim┬(x→a)〖(g(x))/(h(x))〗=lim┬(x→a)〖((x-a )k(x))/((x-a) s (x))〗=lim┬(x→a)〖(k(x))/(s(x))〗
Bentuk ini juga bias diselesaikan dengan aturan L’ Hospital:
Missal, g^' (x ) adalah turunan dari g (x ) dan f^' (x ) adalah turunan dari f (x ) maka
lim┬(x→�0)〖(g(x))/(h(x))〗=lim┬(x→a)〖(f^' (x))/(g^' (x))〗
Contoh.
Tentukan nilai dari:
lim┬(x→1)〖(x^2-1)/(x-1)〗
lim┬(x→16)〖(√x-4)/(x-16)〗
Jawab.
lim┬(x→1)〖(x^2-1)/(x-1)〗=lim┬(x→1)〖((x-1) (x+1))/((x-1))〗=lim┬(x→1)〖(x+1)=1+1=2〗
lim┬(x→16)〖(√x-4)/(x-16)〗=lim┬(x→16)〖(√x-4)/((√x-4)(√x+4))〗=lim┬(x→16)〖1/((√x+4))〗=1/(√16+4)=1/8
Bentuk ∞/∞
Bentuk ini timbul dalam lim┬(x→a)〖f(x 〗) dengan f( x) merupakan pecahan polinom,yaitu:
f(x)=(〖ax〗^m+〖bx〗^(m-1)+⋯+c)/(〖px〗^n+〖qx〗^(n-1)+⋯+r)
Penyelsaian limit dalam bentuk diatas dapat diperoleh dengan membagi pembilang dan penyebut dalam f ( x) dengan x berpangkat tertinggi.
Contoh.
Tentukan lim┬(x→∞)〖(〖4x〗^3+2x+1)/(〖5x〗^3-〖8x〗^2+6)〗
Jawab.
Dapat dilihat x yang berpangkat tertinggi antara pembilang dan penyebut dalam persamaan adalah x^3. Dengan demikian pembilang dan penyebut dalam limit dibagi dengan x^3, yaitu
lim┬(x→∞)〖(〖4x〗^3+2x+1)/(〖5x〗^3-〖8x〗^2+6)〗=lim┬(x→∞)〖(〖4x〗^3/x^3 +2x/x^3 +1/x^3 )/(〖5x〗^3/〖�挲〗^3 -〖8x〗^2/x^3 +6/x^3 )〗
=lim┬(x→∞)〖(4+2/x^2 +1/x^3 )/(5-8/x+6/x^3 )〗=(4+2/∞+1/∞)/(5-8/∞+6/∞)
=(4+0+)/(5+ +)=4/5
RUMUSAN:
〖lim〗┬(X→∞)= (〖ax〗^m+〖bx〗^(m-1)+⋯+c)/(〖px〗^n+〖qx〗^(n-1)+⋯+r)=�ᴮ
Jika m < n maka L = 0
Jika m = n maka L = a/p
Jika m > n maka L = ∞
Bentuk ( ∞ - ∞ )
Bentuk ( ∞ - ∞ ) kemungkinan timbul dalam lim┬(x→∞)〖[f(x) –g(x〗)]. Penyelsaiannya dapat diperoleh dengan mengubah atau menyederhanakan bentuk [f(x)–g(x)].
LIMIT TRIGONOMETRI
Limit trigonometri merupakan limit yang mengandung bentuk trigonometri, antara lain sinus, cosines dan tangent. Satu rumusan yag paling dasar dalam limit trigonoetri adalah lim┬(x→)〖sinx/x〗=1. Dari rumusan ini dapat diturunkan sejumlah rumus dalam imit trigonometri,diantaranya :
lim┬(x→)〖sin〖a�晦〗/bx〗=lim┬(x→)〖ax/sin〖b�㐳〗 〗=a/b
lim┬(x→)〖tanax/bx〗=lim┬(x→)〖ax/tanbx 〗=a/b
lim┬(x→)〖sinax/sinbx 〗=lim┬(x→)〖tanax/tanbx 〗=a/b
lim┬(x→)〖sinax/tanbx 〗=lim┬(x→)〖tanax/sinbx 〗=a/b
lim┬(x→)〖sin〖ax+tanbx 〗/(cx-sindx )〗=(a+b)/(c-d)
Contoh.
Tenukan nilai dari:
lim┬(x→)〖sin3x/4x〗
lim┬(x→)〖sin2x/tan6x 〗
lim┬(x→)〖sin〖3x+sin2x 〗/(5x-tan4x )〗
Jawab.
lim┬(x→)〖sin3x/(4�܈)〗=3/4
lim┬(x→)〖sin2x/tan6x 〗=2/6
lim┬(x→)〖sin〖3x+sin2x 〗/(5x-tan4x )〗=(3+2)/(5-4)=5
TURUNAN ( DIFERENSIAL)
PENGERTIAN TURUNAN FUNGSI
Definisi turunan : Fungsi f : x → y atau y = f (x) mempunyai turunan yang dinotasikan y’ = f’(x) atau dy/dx= (�づf(x))/dxdan di definisikan:
y’ = f’(x) = lim f(x + h) – f(x) atau dy = lim f (x +∆x) – f(x)
h→0 h dx h→0 h
Notasi kedua ini disebut notasi Leibniz.
Contoh.
Tentukan turunan dari f(x) = 4x – 3
Jawab
f(x) = 4x – 3
f( x + h) = 4(x + h) – 3
= 4x + 4h -3
Sehingga: f’(x) =
=
=
=
=
= 4
Contoh.
Tentukan turunan dari f(x) = 3x2
Jawab :
f(x) = 3x2
f(x + h) = 3 (x + h)2
= 3 (x2 + 2xh + h2)
= 3x2 + 6xh + 3h2
Sehingga : f’(x) =
=
=
= h
= 6x+ 3.0
= 6x
B. RUMUS-RUMUS TURUNAN
1. Turunan f(x) = axn adalah f’(x) = anxn-1 atau = anxn-1
2. Untuk u dan v suatu fungsi,c bilangan Real dan n bilangan Rasional berlaku
y = ± v → y’ = v’ ± u’
y = c.u → y’ = c.u’
y = u.v → y’ = u’ v + u.v’
y = un → y’ = n. un-1.u’
Contoh:
Jika f(x) = 3x2 + 4 maka nilai f1(x) yang mungkin adalah ….
Pembahasan
f(x) = 3x2 + 4
f1(x = 3.2x
= 6x
Nilai turunan pertama dari: f(x) = 2(x)2 + 12x2 – 8x + 4 adalah …
Pembahasan
f(x) = 2x3 + 12x2 – 8x + 4
f1(x = 2.3x2 + 12.2x – 8
= 6x2 + 24x -8
Turunan ke- 1 dari f(x) = (3x-2)(4x+1) adalah …
Pembahasan
f(x) = (3x-2)(4x+1)
f(x) = 12x2 + 3x – 8x – 2
f(x) = 12x2 – 5x – 2
f1(x) = 24x – 5
Jika f(x) = (2x – 1)3 maka nilai f1(x) adalah …
Pembahasan
f(x) = (2x – 1)3
f1(x) = 3(2x – 1)2 (2)
f1(x) = 6(2x – 1)2
f1(x) = 6(2x – 1)(2x – 1)
f1(x) = 6(4x2 – 4x+1)
f1(x) = 24x2 – 24x + 6
Turunan pertama dari f(x) = (5x2 – 1)2 adalah …
Pembahasan
f(x) = (5x2 – 1)3
f1(x) = 2(5x2 – 1) (10x)
f1(x) = 20x (5x2 – 1)
f1(x) = 100x3 – 20x
Turunan pertama dari f(x) = (3x2 – 6x) (x + 2) adalah …
Pembahasan
f(x) = (3x2 – 6x) (x + 2)
Cara 1:
Misal : U = 3x2 – 6x
U1 = 6x – 6
V = x + 2
V1 = 1
Sehingga:
f’(x) = U’ V + U V’
f1(x) = (6x – 6)(x+2) + (3x2+6x).1
f1(x) = 6x2 + 12x – 6x – 12 + 3x2 – 6x
f1(x) = 9x2 – 12
Cara 2:
f(x) = (3x2 – 6x) (x + 2)
f1(x) = 3x-3+6x2 – 6x3 – 12x
f1(x) = 9x2+12x –12x – 12
f1(x) = 9x2 – 12
C. TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI
Dengan menggunakan definisi turunan kita bisa menentukan turunan dari :
f(x) = sin x
Yaitu :
f(x) = sin x
f(x + h) = sin (x + h)
f’(x) =
=
=
=
= 2 cos
= cos x
f(x) = cos x
Yaitu :
f(x) = cos x
f(x + h) = cos ( x + h )
f’(x) =
=
=
=
= - 2 sin
= - sin x
Jadi diperoleh rumus turunan fungsi trigonometri :
a. f(x) = sin x → f’ (x) = cos x
f(x) = cos x → f’ (x) = - sin x
a. f(x) = sin (ax + b) → f’(x) = a cos (ax + b )
b. f(x) = cos (ax + b) → f’(x) = - a sin (ax + b )
dan jika u suatu fungsi maka:
a. f(x) = sin u → f’(x) = u’ cos u
b. f(x) = cos u → f’(x) = - u’ sin u
Contoh :
Tentuka turunan dari:
f(x) = 3 sin x + 2 cos x
f(x) = sin (5x – 2)
f(x) = tan x
jawab:
a. f(x) = 3 sin x + 2 cos x
f’(x) = 3 cos x - 2 sin x
b. f(x) = sin (5x – 2)
f’ (x) = 5 cos (5x – 2 )
c. f(x) = tan x =
missal : u = sin x → u’ = cos x
v = cos x → v’ = - sin x
f’ (x) =
=
=
=
= sec2 x
PENGGUNAAN TURUNAN
GARIS SINGGUNG PADA KURVA
Gradien garis singgung
Apabila garis ABdiputar pada titik A maka titik B akan bergerak mendekati titik A (h→0) maka tali busur ABmenjadi garis singgung (g) pada kurva y = f(x) di titik A (a,f(a))dengan gradient
Sehingga persamaan garis singgung pada kurva y = f(x) di titik A (a,f(a)) atau A (x1,y1) adalah
y – y1 = m (x – x1)
Contoh :
Diketahui kurva y = x2 – 3x + 4 dan titik A (3,4)
Tentukan gradient garis singgung di titik A.
Tentukan persamaan garis singgung di titik A.
Jawab:
y = x2 – 3x + 4
y’ = 2x – 3
Gradien di titik A (3,4)
m = y’x=3 = 2.3 – 3 = 6 – 3 = 3
b. Persamaan garis singgung di titik A (3,4)
y – y1 = m (x – x1)
y – 4 = 3 (x – 3 )
y – 4 = 3x – 9
y = 3x – 5
FUNGSI NAIK DAN FUNGSI TURUN
1. Fungsi f(x) disebut fungsi naik pada interval a ≤ x ≤ b, jika untuk setiap x1
dan x2 dalam interval a ≤ x ≤ b berlaku :
x2 > x1 f(x2) > f(x1) (gb. 1)
Fungsi f(x) disebut fungsi turun pada interval a ≤ x ≤ b, jika untuk setiap x1 dan x2 dalam interval a ≤ x ≤ b berlaku :
x2 > x1 f(x2) < f(x1) (gb. 2)
Fungsi f disebut fungsi naik pada titik dengan absis a, jika f’ (a) > 0
Fungsi f disebut fungsi turun pada titik dengan absis a, jika f’ (a) < 0
Contoh
Tentukan pada interval mana fungsi f(x) = x3 + 9x2 + 15x + 4 merupakan :
Fungsi naik
Fungsi turun
Jawab:
f(x) = x3 + 9x2 + 15x + 4
f’(x) = 3x2 + 18x + 15
Syarat fungsi naik
f’(x) > 0
3x2 + 18x + 15 > 0
x2 + 6x + 5 > 0
(x+1) (x+5) > 0
Harga batas
x = -1 , x = -5
Jadi fungsi naik pada interval
x < 5 atau x > -1
NILAI STASIONER
Jenis – jenis nilai stasioner
1. Nilai stasioner di titik A.
Pada : x < a diperoleh f’(x) > a
x = a diperoleh f’(x) = a
x > a diperoleh f’(x) < a
Fungsi yang mempunyai sifat demikian dikatakan fungsi f(x) mempunyai nilai
stasioner maksimum f(a) pada x = a dan titik (a,f(a)) disebut titik balik maksimum.
2. Nilai stasioner di titik B dan D.
a. Pada : x < b diperoleh f’(x) < 0
x = b diperoleh f’(x) = 0
x > b diperoleh f’(x) < 0
Fungsi ini mempunyai nilai stasioner belok turun f(b) pada x = b dan titik (b,f(b)) disebut titik belok.
b. Pada : x < d diperoleh f’ (x) > 0
x = d diperoleh f’ (x) = d
x > d diperoleh f’ (x) > d
fungsi ini mempunyai nilai stasioner belok turun f(d) pada x = dan titik (d,f(d))
disebut titik belok
Pada titik B atau D sering hanya disingkat nilai stasioner belok.
3. Nilai stasioner di titik E
Pada : x < e diperoleh f’(x) < 0
x = e diperoleh f’(x) = 0
x > e diperoleh f’(x) > 0
Fungsi ini mempunyai nilai stasioner minimum f(e) pada x = e dan titik (e,f(e))
disebut titik balik minimum.
Contoh :
Tentukan titik stasioner dan jenisnya dari fungsi f(x) = x2 + 2x
Jawab : f(x) = x2 + 2x
f’(x) = 2x + 2
= 2(x + 1)
Nilai stasioner didapat dari f’(x) = 0
2(x + 1) = 0
x = -1
f(-1) = (-1)2 + 2(-1) = -1
Jadi diperoleh titik stasioner (-1,-1)
x = 1
x
2 ( x + 1 )
f’(x) -1- -1 -1+
- 0 +
- 0 +
Bentuk grafik
Titik balik minimum
MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI
Untuk menggambar grafik fungsi y = f(x) ada beberapa langkah sebagai berikut :
Tentukan titik-titik potong grafik dengan sumbu x ( jika mudah ditentukan ), yaitu diperoleh dari y = 0.
Tentukan titik potong dengan sumbu y, yaitu diperoleh dari x = 0.
tentukan titik-titik stasioner dan jenisnya.
tentukan nilai-nilai y untuk nilai x besar positif dan untuk x yang besar negative.
Contoh :
Diketahui persamaan y = f(x) = 3x – x3, tentukan :
Tentukan titik potong dngan sumbu x dan sumbu y.
Nilai stasioner dan titik stasioner.
Nilai y untuk x besar positif dan untuk x besar negative.
Titik Bantu
Jawab:
i. Grafik memotong sumbu x, bila y = 0.
Y = 0 = 3x – x3
↔ 0 = x (3 – x2)
↔ 0 = x ( - x ) ( + x)
Titik potong sumbu x adalah (0,0), ( ,0), (- ,0)
ii. memotong sumbu y, jika x = 0
y = 3x – x3
y = 3.0 - 03
y = 0
titik potong sumbu y adalah (0,0)
Syarat stasioner adalah : f’ (x) = 0
f’ (x) = 3 – 3x2
↔ 3 (1 - x 2)
↔ 3 (1 – x) (1 + x)
x = 1, x = -1
untuk x = 1, f(1) = 3(1) – (1)3 = 2
x = -1, f(-1) = 3(-1) – (-1)3 = -2
nilai stasionernya : y = 2 dan y = -2
titik stasioner : (1,2) dan (-1,-2)
y = 3x – x2 , untuk nilai x besar maka bilangan 3 dapat diabaikan terhadap x, sehingga y = -x3. Jika x besar positif maka y = besar negative dan jika x besar negative maka y besar positif.
Titik Bantu
x -2 2 -3 3 …
, y 2 -2 18 -18 …
DALIL RANTAI UNTUK MENENTUKAN TURUNAN
Apabila y = f(g(x)) maka y’ = f’ (g(x)). g’(x)
Dari rumus y = f(g(x)) → y’ = f’ (g(x)). g’(x)
Jika g(x) = u→ g’ (x) = dan f(g(x)) = f(u) → y = f(u) → = f’(u) = f’(g(x))
Maka f’(x) = f’ (g(x)). g’(x) dapat dinyatakan ke notasi Leibniz menjadi
Dan bentuk tersebut dapat dikembangkan jika y = f ( u(v)) maka:
Contoh:
Dengan notasi Leibniz tentukam yurunan dari :
a. y = (x2 – 3x)
b. y = cos5 ( )
Jawab:
y = (x2 – 3x)
missal : u = x2 – 3x → = 2x – 3
y = u →
=
Sehingga :
= .(2x – 3)
=
y = cos5 ( )
Misal: v = → = -2
u = cos v → = - sin v = - sin ( )
y = u5 → = 5u4 = 5(cos v)4
Sehingga :
= 5(cos v)4 . - sin ( ) . -2
= 10 (cos v)4 sin ( )
= 10 (cos( ) )4 sin ( )
BUKU ACUAN ( REFERENSI ) :
Wilson simangunsong, 1991, Matematika Dasar, Erlangga, Jakarta.
Mursita,Danang, 2006, Matematika Dasar Perguruan Tinggi, Rekayasa Sains, Bandung.
Purcell, Edwin J.,1996, Kalkulus dan Geometri Analitis 1, Terbitan IV, (terj . dari bhs.Inggris oleh I Nyoman Susila, dkk), Penerbit Erlangga.
ANALISIS EJAAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ejaan yang disempurnakan atau yang
lebih dekenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang mulai resmi dipakai dan
digunakan di Indonesia tanngal 16 Agustus 1972. Ejaan ini masih tetap digunakan
hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati
dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD mencakup penggunaan dalam 12 hal,
yaitu penggunaan huruf besar (kapital), tanda koma, tanda titik, tanda seru,
tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya, tanda petik, tanda titik dua,
tanda kurung, tanda elips, dan tanda garis miring.
Setelah menguasai EYD barulah
seseorang baru bisa membuat sebuah kalimat. Kalimat-kalimat tersebut dibuat
berdasarkan EYD yang diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972. Semua orang tentu
bisa membuat sebuah kalimat, tetapi tidak semua orang bisa membuat sebuah
kalimat yang efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan
informasi dari pembicara atau penulis kepada lawan bicara atau pembaca secara
tepat. Ketepatan dalam penyampaian informasi akan membuahkan hasil, yaitu
adanya kepahaman lawan bicara atau pembaca terhadap isi kalimat atau tuturan
yang disampaikan.
Paragraf merupakan gabungan dari
beberapa kalimat yang mempunyai satu gagasan. Dengan adanya paragraf pembaca dapat
dengan mudah mengenali topik-topik yang dibahas dalam sebuah tulisan. Oleh
karena itu paragraf sangat diperlukan karena memudahkan pembaca dalam memahami
suatu tulisan. Tetap tidak semua paragraf membantu pembaca dalam memahami
bacaan, karena suatu paragraf yang baik mempunyai standar-standar tertentu agar
para pembaca dengan mudah memahami suatu bacaan. Dalam pembuatan karya ilmiah
seperti skripsi, makalah, buku diperlukan pemahaman yang baik tentang tata
bahasa Indonesia. Syarat yang paling utama yang harus dikuasai oleh seorang
penulis adalah pemahaman tentang EYD, kalimat efektif serta cara membuat
paragraf yang baik. Oleh karena itulah penulis merasa perlu mengangkat tema
tersebut dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan penulis serta pembaca sekalian.
1.2 Rumusan masalah
Penulis menetapkan rumusan masalah yang akan di bahas yaitu :
1.2.1
Analisis Kesalahan Ejaan Bahasa
Indonesia Ragam Media dalam Surat Kabar ?
1.2.2
pengertian ejaan ?
1.3 Tujuan
1.3.1
dapat menganalisis kesalahan ejaan
bahasa indonesia ragam media dalam surat
kabar.
1.3.2
menjelaskan pengertian ejaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Analisis Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Ragam Media dalam Surat Kabar
2.1.1. Kcsalahan
Berbahasa
Menurut Dulay (dalam Tarigan, 1995)
kesalahan adalah bagian konversi atau komposisi yang menyimpang dari beberapa
norma baku atau n1orma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa.
Menurut Tarigan (1990) kesalahan
adalah upaya sang pembelajar mengikuti kaidah-kaidah yang diyakininya, atau
yang diharapkannya, benar atau tepat tetapi sebenarnya salah atau tidak tepat
dalam beberapa hal. Menurut
KBBI (2005) kesalahan adalah suatu
perihal yang tidak betul atau tidak benar; kekeliruan; kealpaan.
Berdasarkan beberapa pendapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa adalah suatu hal yang
menyimpang dari kaidah-kaidah berbahasa yang benar.
Menurut Tarigan (199) unsur-unsur
yang termasuk ke dalam kategori kesalahan berbahasa Indonesia sebagai berikut
2.1.2. Kesalahan Fonologi
a.Kesalahan
Ucapan
Kesalahan ucapan adalah kesalahan
mengucapkan kata sehingga menyimpang dari ucapan baku atau bahkan menimbulkan
perbedaan makna.
b.Kesalahan Ejaan
Kesalahan ejaan adalah kesalahan menuliskan
kata atau kesalahan menggunakan tanda baca.
2.1.3.
Kesalahan Morfologi
Kesalahan morfologi adalah kesalahan
inemakai bahasa disebabkan oleh salah memilih afiks, salah menggunakan kata
ulang, salah menyusun kata majemuk, dan salah memilih bcntuk kata.
2.1.4. Kesalahan
Sintaksis
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan
atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan
pemakaian partikel.
2.1.5.
Kesalahan Leksikon
Kesalahan leksikon adalah kesalahan
memakai kata yang tidak atau kurang tepat.
2.2.
Pengertian Ejaan
Menurut Chaer (2006) ejaan adalah
konvensi grafts, perjanjian di antara anggota masyarakat pemakai suatu bahasa
untuk menuliskan bahasanya, yang berupa
fonem dengan huruf, mengatur cara penulisan kata dan penulisan kalimat,
beserta dengan tanda-tanda bacanya.
Wirjosoedarmo (1984) berpendapat
bahwa ejaan adalah aturan menuliskan bunyi ucapan dalam bahasa dengan
tanda-tanda atau lambang-lambang.
Menurut Arifin (2004) ejaan adalah
keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar
hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu
bahasa). Selanjutnya secara teknis, ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata,
dan pemakaian tanda baca.
Keraf (1984) berpendapat bahwa ejaan
adalah keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang-larnbang
bunyi-ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambang-lambang itu
(pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa.
Kridalaksana (2008) mengemukakan
bahwa ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis menulis yang
distandarisasikan. yang la/irn mempunyai 3 aspek, yakni aspek fonologis yang
menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek
morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfcmis, dan aspek
sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.
Menurut KBBI (2005) ejaan adalah
kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk
tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Berdasarkan beberapa pendapat
tersebut, dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan
bunyi bahasa dengan kaidah dalam bentuk tulisan yang mempunyai 3 aspek, yakni
aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonern dengan huruf dan penyusunan
abjad, aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfeinis,
aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.
2.2.1 Beberapa Hal yang Terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia
Menurut EYD (1996), hal-hal yang
terdapat dalam ejaan bahasa Indonesia
adalah sebagai berikut
2.2.1.1. Pemakaian Huruf
a).Huruf
Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan
bahasa Indonesia terdiri atas huruf a sampai dengan z.
b).Huruf vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam
bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan n.
c), Huruf
Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan
dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d,J\ g, h, j, k, I, r/i,
n, p, q, r, ,v, /, v, w, x, y, dan z.
d). HurufDiftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat
diftong yang dilambangkan dengan ai, an, dan oi.
e). Gabungan-HurufKonsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat
empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.
Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan dari makalah kami ,dapat kami simpulkan bahwa ejaan adalah pe nggambaran bunyi
,bahasa,,kalimat dengan kaidah tulisan
yang di standarisasikan .ada 3 asfek dalam ejaan yaitu asfek
fonologi,asfek morfologis,dan asfek sintaksis.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan penyempurnaan dari
ejaan-ejaan sebelumnya. EYD diresmikan pada saat pidato kenegaraan memperingati
HUT Kemerdekaan RI XXVII, 17 Agustus 1972. kemudian dikukuhkan dalam Surat
Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. EYD ini hasil kerja panitia ejaan Bahasa
Indonesia yang dibentuk pada tahun 1966
3.2.
SARAN
Sebaiknya pada
materi ini untuk lebih kita memahaminya kita harus lebih paham,menganalisis
dengan teliti dengan begitu kita mendapatkan
wawasan yang lebih luas
Kemudian untuk
kemajuan dari pembuat makalah dan pembaca di harapkan kritik dan sarannya untuk
kesempurnaan makalah kini
DAFTAR PUSTAKA
Dulay.1995.
kesalahan berbahasa. (online).(http://blog-indonesia.com/blog-archive-63html
,di akses pada tanggal 13 juli 2012 ).
Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Analisis
Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan. 1990. Analasis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Arifin, E. Zaenal. 2004. Cermat Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Akademika Pressindo.
Depdikbud. 1998.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan & Pedoman Umum Pembentukan
Istilah. Jakarta: CV Pustaka Setia.
KBBI.2005.analisiskesalahan ejaan(online).(http://lutfiluphy.blogspot.com/2012/04/pengertian-analisis-kesalahan-berbahasa.html ,di akses pada tanggal 13 juli
2012)
Chaer.2006.ejaan.(online).(http://rangrangbuana.blogspot.com/2011/02/makalah-analisis-ejaan.html , di akses pada tanggal 13 juli
2012 )
Wirjosoedarmo.1984.pengertian ejaan. (online).(http://tataaramadhani.blogspot.com/2011/04/ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html , di akses pada tanggal 13 juli
2012.
Arifin.
2004. Ejaan .(online).(http://tataaramadhani.blogspot.com/2011/04/ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html , di akses pada tanggal 13 juli
2012).
Keraf.1984.pengertian ejaan. (online).(http://tataaramadhani.blogspot.com/2011/04/ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html , di akses pada tanggal 13 juli
2012 ).
Kridalaksana.2008.pengertian ejaan. (online).(http://tataaramadhani.blogspot.com/2011/04/ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html , di akses pada tanggal 13 juli
2012 ).
KBBI.2005.ejaan. (online).(http://tataaramadhani.blogspot.com/2011/04/ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html , di akses pada tanggal 13 juli
2012 ) .
Langganan:
Postingan (Atom)