BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, kita tidak
lepas dengan yang namanya pendidikan. Mendidik anak , saudara, lingkungan dan
masyarakat adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
pada umumnya.
Tanpa adanya pendidikan yang baik, sulit bagi
manusia untuk mewujudkan kualitas hidup yang efektif, efesien dan tepat guna.
Maka dari itu, pendidikan sangat penting bagi manusia di segala lini kehidupan,
entah kalangan kebawah, menengah ataupun kalangan atas yang bergelimangan
harta.
Karena begitu urgennya, pendidikan telah menjelma
menjadi kebutuhan primer, yaitu kebutuhan yang harus di penuhi agar dapat
bertahan hidup. Setara dengan kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
Masyarakat sadar akan kebutuhan yang satu ini,
sehinggga muncullah wacana untuk membuat system dimana bidang pendididkan itu
di laksanakan secara gratis bagi penuntut ilmu. Dalam hal ini pemerintah di
tuntut untuk mewujudkannya, karena memang Undang-undang telah mengamanahkan
kepada pemerintah agar menjamin pendidikan bagi warganegara Indonesia.
Dengan demikian bahwa Dalam kehidupan manusia tidak
akan lepas dari yang namanya pendidikan, Pendidikan merupakan modal dasar dalam
mencapai kehidupan yang sejahtera. Dan Dalam pendidikan, terdapat beberapa
aspek yang dapat mempengaruhi perkembangan periaku dan pribadi suatu individu
yang harus dipahami bersama, diantaranya adalah pendidikan fisik dan
psikomotorik dan lain-lain.
B.
Rumusan Masalah
Dari Latar
belakang di atas maka dalamm makalah ini dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1.
Apa yang dimaksud dengan Pendidikan?
2.
Apakah unsur-unsur Pendidikan?
3.
Apakah tujuan dan proses pendidikan?
C.
Tujuan
Makalah ini
disusun bertujuan sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian Pendidikan ?
2.
Untuk mengetahui
unsur-unsur Pendidikan ?
3.
Untuk mengetahui tujuan dan proses pendidikan ?
D.
Kerangka Teori
Pendidikan
merupakan topik yang senantiasa menarik untuk dikaji dan dikembangkan, baik
secara teoritis dan praktis maupun secara filosofis. Teori dan praktik dalam
dunia pendidikan mengalami perkembangan seiring dengan semakin meningkatnya
peradaban manusia. Kalau dahulu pendidikan dapat berlangsung melalui interaksi
antara manusia, di zaman modern ini pendidikan dapat berlangsung melalui
interaksi dengan teknologi. Dalam hal ini, ruang dan waktu seolah tidak lagi
menjadi pembatas dalam interaksi antara manusia termasuk dalam dunia
pendidikan.
Realitas
dalam abad ke-20, pendidikan seolah terjerembab dalam ketersesatan lembaga
penyelenggara pendidikan yang menggunakan pola pikir linier dan arogansi dalam
memetakan masa depan (Harefa, 2000). Pendidikan terutama diorientasikan untuk
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan dalam menjalankan
tugas professional dan tugas-tugas lain dalam kehidupan. Namun, Seiring
gencarnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan pun
mengalami perkembangan yang pesat. Sebagaimana adanya, perkembangan dalam dunia
pendidikan terinspirasi melalui semakin meningkatnya kesadaran eksistensial
praktisi dan pemikir pendidikan yakni hakekat diri sebagai manusia.
Pendidikan
sebagai ilmu bersifat multidimensional baik dari segi filsafat (epistemologis,
aksiologis, dan ontologis) maupun secara ilmiah. Teori yang dianut dalam sebuah
praktek pendidikan sangat penting, karena pendidikan menyangkut pembentukan
generasi dan semestinya harus dapat dipertanggungjawabkan. Proses pendidikan
merupakan upaya mewujudkan nilai bagi peserta didik dan pendidik, sehingga
unsur manusia yang dididik dan memerlukan pendidikan dapat menghayati
nilai-nilai agar mampu menata perilaku serta pribadi sebagaimana mestinya.
Sebagai contoh, dalam wacana keindonesiaan pendidikan semestinya berakar dari
konteks budaya dan karakteristik masyarakat Indonesia, dan untuk kebutuhan masyarakat
Indonesia yang terus berubah. Menurut Kusuma (2007), hal ini berarti bahwa
sebaiknya pendidikan tidak dilakukan kecuali oleh orang-orang yang mampu
bertanggung jawab secara rasional, sosial dan moral.
Menurut Wen
(2003), di zaman yang berbeda-beda tuntutan terhadap talenta dan spesialisasi
individu juga berbeda-berbeda. Zaman agrikulutur menuntut orang bekerja keras
dan mencari nafkah lewat kerja fisik, zaman industri menuntut standarisasi dan
tidak menekankan kualitas dan talenta individual, dan zaman internet adalah
zamannya untuk membebaskan kualitas-kualitas khusus individual yang seringkali
tertindas di zaman industri. Oleh karena itu, seharusnya sifat dan kualitas
pendidikanpun berubah sesuai zaman dan harus diletakkan landasan bagi pendidikan
beraspek multi.
Berbicara
tentang landasan filosofis pendidikan berarti
berkenaan dengan tujuan filosofis suatu praktik pendidikan sebagai
sebuah ilmu. Oleh karena itu, kajian yang dapat dilakukan untuk memahami
landasan filosofis pendidikan adalah dengan menggunakan pendekatan filsafat
ilmu yang meliputi tiga bidang kajian yaitu ontologi, epistimologi dan
aksiologi. Menurut Tirtarahardja dan La Sulo (2005), landasan filosofis
bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut keyakinan
terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan,
dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan.
BAB II
PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
DEFINISI
PENDIDIKAN
1.
Definisi Maha Luas
Pendidikan adalah hidup (segala pengalaman belajar
yg berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Segala situasi
hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu, suatu proses pertumbuhan dan
perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan
fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak
manusia lahir).
2.
Definisi Sempit
Pendidikan
adalah sekolah (pengajaran yang di selenggarakan disekolah sebagai lembaga
pendidikan formal, segala pengaruh yang di upayakan sekolah terhadap anak dan
remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan
kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka).
3.
Definisi Alternatif Atau Luas Terbatas
Pendidikan
adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintahan.
Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat. Untuk mempersiapkan peserta didik
agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup. Secara tepat di
masa yang akan datang.
Pendidikan
adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal,
non formal dan informal di sekolah dan luar sekolah. Yang berlangsung seumur
hidup yang bertujuan optimalisasi perkembangan kemampuan-kemampuan individu.
Agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
Pendidikan
adalah usaha sadar yang teratur dan sistematis yang dilakukan oleh orang tua yang
di serahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat-sifat dan
tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.
4.
Definisi Berdasarkan Fungsi
1.
Pendidikan sebagai proses transformasi budaya.
2.
Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi.
3.
Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara.
4.
Pendidikan
sebagai proses penyiapan tenaga kerja.
5.
Definisi Berdasarkan Pendekatan Ilmiah
·
Pendidikan adalah sosialisasi; suatu proses membantu
generasi muda agar menjadi anggota masyarakat yang diharapkan ( sosiologi ).
·
Pendidikan
adalah enkulturasi atau pembudayaan; suatu proses dengan jalan mana seseorang
menyesuaikan diri kepada suatu kultur masyarakat dan mengasimilasikan
nilai-nilainya ( antropologi ).
·
Pendidikan sebagai human investment ( ekonomi ).
·
Pendidikan sebagai proses civilisasi; suatu upaya
menyiapkan warga Negara yang sesuai dengan aspirasi bangsa dan negaranya (
politik ).
·
Pendidikan berarti proses adaptasi, proses
penyesuaian diri yang terbaik dari seseorang manusia yang sadar terhadap
lingkungannya ( biologi ).
·
Pendidikan identik dengan personalisasi; upaya
membantu perubahan tingkah laku individu untuk mencapai perkembangan optimal
menjadi diri sendiri ( psikologi ).
·
Pendidikan ialah pendewasaan; suatu upaya yang
dilakukan secara sengaja oleh orang dewasa untuk membantu anak atau orang yang
belum dewasa agar mencapai kedewasaan ( pedagogik ).
PENGERTIAN PENDIDIKAN
1.
Batasan
Tentang Pendidikan
Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para
ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain.
Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan,
aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.
1)
Pendidikan sebagai Proses
transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan
sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain.
Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke
generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang
masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai
kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
2)
Pendidikan sebagai Proses
Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan
diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada
terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2
sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka
yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
3)
Pendidikan sebagai Proses
Penyiapan Warganegara
Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan
sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar
menjadi warga negara yang baik.
4)
Pendidikan sebagai Penyiapan
Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan
sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk
bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan
karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
5)
Definisi Pendidikan Menurut
GBHN
GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan
tentang pendidikan nasional sebagai berikut: pendidikan nasiaonal yang berakar
pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang
Dasar 1945 diarahkan untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi
kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
2.
Tujuan
dan Proses Pendidikan
a.
Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang
nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan.
Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan
pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan.
b.
Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas
segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan
pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas
komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi
ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses
pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
3.
Konsep
Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)
PSH bertumpu pada keyakinan
bahwa pendidikan itu tidak identik dengan persekolahan, PSH merupakan sesuatu
proses berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang
hampir tenggelam, yang dicetuskan 14 abad yang lalu, kemudian dibangkitkan
kembali oleh comenius 3 abad yang lalu (di abad 16). Selanjutnya PSH
didefenisikan sebagai tujuan
atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan.
Pengorganisasian dan penstruktursn ini diperluas mengikuti seluruh rentangan
usia, dari usia yang paling muda sampai paling tua.(Cropley:67).
Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH
diperlukan :
a.
Rasional.
b.
Alasan keadilan.
c.
Alasan ekonomi.
d.
Alasan faktor
sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga, remaja, dan emansipasi wanita
dalam kaitannya dengan perkembangan iptek.
e.
Alasan perkembangan
iptek.
f.
Alasan sifat
pekerjaan.
4.
Kemandirian
dalam Belajar
1.
Arti dan perinsip yang
melandasi
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai
aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kamauan sendiri,
pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Konsep
kemandirian dalam belajar bertumpu pada perinsip bahwa individu yang belajar
akan sampai kepada perolehan hasil belajar.
2.
Alasan yang menopang
Conny Semiawan, dan kawan-kawan
(Conny S. 1988; 14-16) mengemukakan alasan sebagai berikut:
Perkembangan iptek berlangsung
semakin pesat sehingga tidak
mungkin lagi para pendidik(khususnya guru) mengajarkan semua konsep dan fakta kepada
peserta didik.
Penemuan iptek tidak mutlak
benar 100%, sifatnya relatif. Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa
peserta didik mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai
dengan contoh-contoh konkret dan wajar sesuai dengan situasi dan kondidi yang
dihadapi dengan mengalami atau mempraktekannya sendiri.
Dalam proses pendidikan dan
pembelajaran pengembangan konsep seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan
sikap dan penanaman nilai-nilai ke dalam diri peserta didik.
UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Proses pendidikan melibatkan
banyak hal yaitu:
1.
Subjek yang
dibimbing (peserta didik).
2.
Orang yang
membimbing (pendidik).
3.
Interaksi antara
peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).
4.
Ke arah mana
bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
5.
Pengaruh yang
diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).
6.
Cara yang digunakan
dalam bimbingan (alat dan metode).
7.
Tempat dimana
peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).
Penjelasan:
1.
Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik.
Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik
adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh
pendidik ialah:
a.
Individu yang
memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang
unik.
b.
Individu yang
sedang berkembang.
c.
Individu yang
membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d.
Individu yang
memiliki kemampuan untuk mandiri.
2.
Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta
didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran,
latihan, dan masyarakat.
3.
Interaksi antara peserta
didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal
balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan
pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat
pendidikan.
4.
Ke arah mana bimbingan
ditujukan (tujuan pendidikan)
1)
Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan
sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk
mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan
metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas
alat yang preventif dan yang kuratif.
2)
Tempat Peristiwa
Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya
disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa; batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh
para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain.
Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan,
aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya, dan
unsur-unsurnya adalah:
1.
Subjek yang
dibimbing (peserta didik).
2.
Orang yang
membimbing (pendidik).
3.
Interaksi antara
peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).
4.
Ke arah mana
bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
5.
Pengaruh yang diberikan
dalam bimbingan (materi pendidikan).
6.
Cara yang digunakan
dalam bimbingan (alat dan metode).
7.
Tempat dimana peristiwa
bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).
B.
Saran
Dari pemaparan kami
dalam makalah ini kami sangat berharap kritik dan saran rekan-rekan guna
kesempurnaan ,makalah ini. Dan untuk menggali masalah pendidikan dibutuhkan
kesungguhan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
Abrasyi, A, 1974. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Cet.II. Jakarta :
Bulan Bintang.
Abdulhak, I, 2001. Komunikasi
Pembelajaran: Pendekatan Konvergensi Dalam Peningkatan Kualitas dan Efektivitas
Pembelajaran. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap. Bandung:
Depdiknas UPI.
An-Nahlawi, A, 1989. Prinsip-Prinsip
dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga di Sekolah dan Masyarakat, Terj.
Herry Noer Ali, Bandung: CV.
Dipenogoro
Azra, A, 2002. Paradigma Pendidikan Nasional : Rekontruksi dan
Demokratisasi. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar