Entri Populer

Minggu, 05 Agustus 2012

LIMIT DAN TURUNAN

LIMIT PENGERTIAN LIMIT Limit suatu fungsi f(x ) untuk x mendekati suatu bilangan a adalah nilai pendekatan fungsi f ( x ) bilamana x mendekati a. Misalkan, lim┬(x→a)⁡〖f(x) =L〗 ini berarti bahwa nilai fungsi f ( x) akan mendekati L, jika x mendekati a. Contoh 1. Tentukan lim┬(x→1)⁡〖(〖4x〗^2+1〗) Jawab. Untuk x mendekati 1 maka (〖4x〗^2+1 ) akan mendekati 4 .1^2+ 1=5.sehinnga lim┬(x→1)⁡〖(〖4x〗^2+1)〗 =5 Contoh 2. Tentukan lim┬(x→1)⁡〖(x^2+2x-3)/(x-1)〗 Jawab. Perhatikan bahwa untuk x = 1 maka (〖�〱〗^2+2x-3)/(x-1) tidak terdefinisi. Tetapi bentuk (x^2+2x-3)/(x-1) dapat disederhanakan sehingga bentuknya terdefinisi untuk x = 1, yaitu lim┬(x→1)⁡〖(x^2+2x-3)/(x-1)〗=lim┬(x→1)⁡〖((x-1) (x+3))/((x-1))〗 = lim┬(x→1)⁡〖(x+3)=4〗. BENTUK BENTUK TAK TERDEFINISI YANG DAPAT DISEDERHANAKAN Penggantian nilai x oleh a dalam lim┬(x→a)⁡〖f(x) 〗 ada kalanya membuat f (x) tida terdefinisi atau f (a menghasilkan bentuk 0/0,∞/∞ atau . jika demikian halnya, maka bentuk dari f(x harus diubah atau disederhanakan agar nilai limit dapat ditenukan. Berikut beberapa bentuk tak terdefinisi yang dapat disederhanakan : Bentuk .0/0 Bentuk ini kemungkinan timbul dalamlim┬(x→a)⁡〖(g(x))/(h(x))〗 Misal g(x)=(x-a) k(x) dan h(x)=(x-a )s(x ) maka:lim┬(x→a)⁡〖(g(x))/(h(x))〗=lim┬(x→a)⁡〖((x-a )k(x))/((x-a) s (x))〗=lim┬(x→a)⁡〖(k(x))/(s(x))〗 Bentuk ini juga bias diselesaikan dengan aturan L’ Hospital: Missal, g^' (x ) adalah turunan dari g (x ) dan f^' (x ) adalah turunan dari f (x ) maka lim┬(x→�0)⁡〖(g(x))/(h(x))〗=lim┬(x→a)⁡〖(f^' (x))/(g^' (x))〗 Contoh. Tentukan nilai dari: lim┬(x→1)⁡〖(x^2-1)/(x-1)〗 lim┬(x→16)⁡〖(√x-4)/(x-16)〗 Jawab. lim┬(x→1)⁡〖(x^2-1)/(x-1)〗=lim┬(x→1)⁡〖((x-1) (x+1))/((x-1))〗=lim┬(x→1)⁡〖(x+1)=1+1=2〗 lim┬(x→16)⁡〖(√x-4)/(x-16)〗=lim┬(x→16)⁡〖(√x-4)/((√x-4)(√x+4))〗=lim┬(x→16)⁡〖1/((√x+4))〗=1/(√16+4)=1/8 Bentuk ∞/∞ Bentuk ini timbul dalam lim┬(x→a)⁡〖f(x 〗) dengan f( x) merupakan pecahan polinom,yaitu: f(x)=(〖ax〗^m+〖bx〗^(m-1)+⋯+c)/(〖px〗^n+〖qx〗^(n-1)+⋯+r) Penyelsaian limit dalam bentuk diatas dapat diperoleh dengan membagi pembilang dan penyebut dalam f ( x) dengan x berpangkat tertinggi. Contoh. Tentukan lim┬(x→∞)⁡〖(〖4x〗^3+2x+1)/(〖5x〗^3-〖8x〗^2+6)〗 Jawab. Dapat dilihat x yang berpangkat tertinggi antara pembilang dan penyebut dalam persamaan adalah x^3. Dengan demikian pembilang dan penyebut dalam limit dibagi dengan x^3, yaitu lim┬(x→∞)⁡〖(〖4x〗^3+2x+1)/(〖5x〗^3-〖8x〗^2+6)〗=lim┬(x→∞)⁡〖(〖4x〗^3/x^3 +2x/x^3 +1/x^3 )/(〖5x〗^3/〖�挲〗^3 -〖8x〗^2/x^3 +6/x^3 )〗 =lim┬(x→∞)⁡〖(4+2/x^2 +1/x^3 )/(5-8/x+6/x^3 )〗=(4+2/∞+1/∞)/(5-8/∞+6/∞) =(4+0+)/(5+ +)=4/5 RUMUSAN: 〖lim〗┬(X→∞)⁡= (〖ax〗^m+〖bx〗^(m-1)+⋯+c)/(〖px〗^n+〖qx〗^(n-1)+⋯+r)=�ᴮ Jika m < n maka L = 0 Jika m = n maka L = a/p Jika m > n maka L = ∞ Bentuk ( ∞ - ∞ ) Bentuk ( ∞ - ∞ ) kemungkinan timbul dalam lim┬(x→∞)⁡〖[f(x) –g(x〗)]. Penyelsaiannya dapat diperoleh dengan mengubah atau menyederhanakan bentuk [f(x)–g(x)]. LIMIT TRIGONOMETRI Limit trigonometri merupakan limit yang mengandung bentuk trigonometri, antara lain sinus, cosines dan tangent. Satu rumusan yag paling dasar dalam limit trigonoetri adalah lim┬(x→)⁡〖sin⁡x/x〗=1. Dari rumusan ini dapat diturunkan sejumlah rumus dalam imit trigonometri,diantaranya : lim┬(x→)⁡〖sin⁡〖a�晦〗/bx〗=lim┬(x→)⁡〖ax/sin⁡〖b�㐳〗 〗=a/b lim┬(x→)⁡〖tan⁡ax/bx〗=lim┬(x→)⁡〖ax/tan⁡bx 〗=a/b lim┬(x→)⁡〖sin⁡ax/sin⁡bx 〗=lim┬(x→)⁡〖tan⁡ax/tan⁡bx 〗=a/b lim┬(x→)⁡〖sin⁡ax/tan⁡bx 〗=lim┬(x→)⁡〖tan⁡ax/sin⁡bx 〗=a/b lim┬(x→)⁡〖sin⁡〖ax+tan⁡bx 〗/(cx-sin⁡dx )〗=(a+b)/(c-d) Contoh. Tenukan nilai dari: lim┬(x→)⁡〖sin⁡3x/4x〗 lim┬(x→)⁡〖sin⁡2x/tan⁡6x 〗 lim┬(x→)⁡〖sin⁡〖3x+sin⁡2x 〗/(5x-tan⁡4x )〗 Jawab. lim┬(x→)⁡〖sin⁡3x/(4�܈)〗=3/4 lim┬(x→)⁡〖sin⁡2x/tan⁡6x 〗=2/6 lim┬(x→)⁡〖sin⁡〖3x+sin⁡2x 〗/(5x-tan⁡4x )〗=(3+2)/(5-4)=5 TURUNAN ( DIFERENSIAL) PENGERTIAN TURUNAN FUNGSI Definisi turunan : Fungsi f : x → y atau y = f (x) mempunyai turunan yang dinotasikan y’ = f’(x) atau dy/dx= (�づf(x))/dxdan di definisikan: y’ = f’(x) = lim f(x + h) – f(x) atau dy = lim f (x +∆x) – f(x) h→0 h dx h→0 h Notasi kedua ini disebut notasi Leibniz. Contoh. Tentukan turunan dari f(x) = 4x – 3 Jawab f(x) = 4x – 3 f( x + h) = 4(x + h) – 3 = 4x + 4h -3 Sehingga: f’(x) = = = = = = 4 Contoh. Tentukan turunan dari f(x) = 3x2 Jawab : f(x) = 3x2 f(x + h) = 3 (x + h)2 = 3 (x2 + 2xh + h2) = 3x2 + 6xh + 3h2 Sehingga : f’(x) = = = = h = 6x+ 3.0 = 6x B. RUMUS-RUMUS TURUNAN 1. Turunan f(x) = axn adalah f’(x) = anxn-1 atau = anxn-1 2. Untuk u dan v suatu fungsi,c bilangan Real dan n bilangan Rasional berlaku y = ± v → y’ = v’ ± u’ y = c.u → y’ = c.u’ y = u.v → y’ = u’ v + u.v’ y = un → y’ = n. un-1.u’ Contoh: Jika f(x) = 3x2 + 4 maka nilai f1(x) yang mungkin adalah …. Pembahasan f(x) = 3x2 + 4 f1(x = 3.2x = 6x Nilai turunan pertama dari: f(x) = 2(x)2 + 12x2 – 8x + 4 adalah … Pembahasan f(x) = 2x3 + 12x2 – 8x + 4 f1(x = 2.3x2 + 12.2x – 8 = 6x2 + 24x -8 Turunan ke- 1 dari f(x) = (3x-2)(4x+1) adalah … Pembahasan f(x) = (3x-2)(4x+1) f(x) = 12x2 + 3x – 8x – 2 f(x) = 12x2 – 5x – 2 f1(x) = 24x – 5 Jika f(x) = (2x – 1)3 maka nilai f1(x) adalah … Pembahasan f(x) = (2x – 1)3 f1(x) = 3(2x – 1)2 (2) f1(x) = 6(2x – 1)2 f1(x) = 6(2x – 1)(2x – 1) f1(x) = 6(4x2 – 4x+1) f1(x) = 24x2 – 24x + 6 Turunan pertama dari f(x) = (5x2 – 1)2 adalah … Pembahasan f(x) = (5x2 – 1)3 f1(x) = 2(5x2 – 1) (10x) f1(x) = 20x (5x2 – 1) f1(x) = 100x3 – 20x Turunan pertama dari f(x) = (3x2 – 6x) (x + 2) adalah … Pembahasan f(x) = (3x2 – 6x) (x + 2) Cara 1: Misal : U = 3x2 – 6x U1 = 6x – 6 V = x + 2 V1 = 1 Sehingga: f’(x) = U’ V + U V’ f1(x) = (6x – 6)(x+2) + (3x2+6x).1 f1(x) = 6x2 + 12x – 6x – 12 + 3x2 – 6x f1(x) = 9x2 – 12 Cara 2: f(x) = (3x2 – 6x) (x + 2) f1(x) = 3x-3+6x2 – 6x3 – 12x f1(x) = 9x2+12x –12x – 12 f1(x) = 9x2 – 12 C. TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI Dengan menggunakan definisi turunan kita bisa menentukan turunan dari : f(x) = sin x Yaitu : f(x) = sin x f(x + h) = sin (x + h) f’(x) = = = = = 2 cos = cos x f(x) = cos x Yaitu : f(x) = cos x f(x + h) = cos ( x + h ) f’(x) = = = = = - 2 sin = - sin x Jadi diperoleh rumus turunan fungsi trigonometri : a. f(x) = sin x → f’ (x) = cos x f(x) = cos x → f’ (x) = - sin x a. f(x) = sin (ax + b) → f’(x) = a cos (ax + b ) b. f(x) = cos (ax + b) → f’(x) = - a sin (ax + b ) dan jika u suatu fungsi maka: a. f(x) = sin u → f’(x) = u’ cos u b. f(x) = cos u → f’(x) = - u’ sin u Contoh : Tentuka turunan dari: f(x) = 3 sin x + 2 cos x f(x) = sin (5x – 2) f(x) = tan x jawab: a. f(x) = 3 sin x + 2 cos x f’(x) = 3 cos x - 2 sin x b. f(x) = sin (5x – 2) f’ (x) = 5 cos (5x – 2 ) c. f(x) = tan x = missal : u = sin x → u’ = cos x v = cos x → v’ = - sin x f’ (x) = = = = = sec2 x PENGGUNAAN TURUNAN GARIS SINGGUNG PADA KURVA Gradien garis singgung Apabila garis ABdiputar pada titik A maka titik B akan bergerak mendekati titik A (h→0) maka tali busur ABmenjadi garis singgung (g) pada kurva y = f(x) di titik A (a,f(a))dengan gradient Sehingga persamaan garis singgung pada kurva y = f(x) di titik A (a,f(a)) atau A (x1,y1) adalah y – y1 = m (x – x1) Contoh : Diketahui kurva y = x2 – 3x + 4 dan titik A (3,4) Tentukan gradient garis singgung di titik A. Tentukan persamaan garis singgung di titik A. Jawab: y = x2 – 3x + 4 y’ = 2x – 3 Gradien di titik A (3,4) m = y’x=3 = 2.3 – 3 = 6 – 3 = 3 b. Persamaan garis singgung di titik A (3,4) y – y1 = m (x – x1) y – 4 = 3 (x – 3 ) y – 4 = 3x – 9 y = 3x – 5 FUNGSI NAIK DAN FUNGSI TURUN 1. Fungsi f(x) disebut fungsi naik pada interval a ≤ x ≤ b, jika untuk setiap x1 dan x2 dalam interval a ≤ x ≤ b berlaku : x2 > x1 f(x2) > f(x1) (gb. 1) Fungsi f(x) disebut fungsi turun pada interval a ≤ x ≤ b, jika untuk setiap x1 dan x2 dalam interval a ≤ x ≤ b berlaku : x2 > x1 f(x2) < f(x1) (gb. 2) Fungsi f disebut fungsi naik pada titik dengan absis a, jika f’ (a) > 0 Fungsi f disebut fungsi turun pada titik dengan absis a, jika f’ (a) < 0 Contoh Tentukan pada interval mana fungsi f(x) = x3 + 9x2 + 15x + 4 merupakan : Fungsi naik Fungsi turun Jawab: f(x) = x3 + 9x2 + 15x + 4 f’(x) = 3x2 + 18x + 15 Syarat fungsi naik f’(x) > 0 3x2 + 18x + 15 > 0 x2 + 6x + 5 > 0 (x+1) (x+5) > 0 Harga batas x = -1 , x = -5 Jadi fungsi naik pada interval x < 5 atau x > -1 NILAI STASIONER Jenis – jenis nilai stasioner 1. Nilai stasioner di titik A. Pada : x < a diperoleh f’(x) > a x = a diperoleh f’(x) = a x > a diperoleh f’(x) < a Fungsi yang mempunyai sifat demikian dikatakan fungsi f(x) mempunyai nilai stasioner maksimum f(a) pada x = a dan titik (a,f(a)) disebut titik balik maksimum. 2. Nilai stasioner di titik B dan D. a. Pada : x < b diperoleh f’(x) < 0 x = b diperoleh f’(x) = 0 x > b diperoleh f’(x) < 0 Fungsi ini mempunyai nilai stasioner belok turun f(b) pada x = b dan titik (b,f(b)) disebut titik belok. b. Pada : x < d diperoleh f’ (x) > 0 x = d diperoleh f’ (x) = d x > d diperoleh f’ (x) > d fungsi ini mempunyai nilai stasioner belok turun f(d) pada x = dan titik (d,f(d)) disebut titik belok Pada titik B atau D sering hanya disingkat nilai stasioner belok. 3. Nilai stasioner di titik E Pada : x < e diperoleh f’(x) < 0 x = e diperoleh f’(x) = 0 x > e diperoleh f’(x) > 0 Fungsi ini mempunyai nilai stasioner minimum f(e) pada x = e dan titik (e,f(e)) disebut titik balik minimum. Contoh : Tentukan titik stasioner dan jenisnya dari fungsi f(x) = x2 + 2x Jawab : f(x) = x2 + 2x f’(x) = 2x + 2 = 2(x + 1) Nilai stasioner didapat dari f’(x) = 0 2(x + 1) = 0 x = -1 f(-1) = (-1)2 + 2(-1) = -1 Jadi diperoleh titik stasioner (-1,-1) x = 1 x 2 ( x + 1 ) f’(x) -1- -1 -1+ - 0 + - 0 + Bentuk grafik Titik balik minimum MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI Untuk menggambar grafik fungsi y = f(x) ada beberapa langkah sebagai berikut : Tentukan titik-titik potong grafik dengan sumbu x ( jika mudah ditentukan ), yaitu diperoleh dari y = 0. Tentukan titik potong dengan sumbu y, yaitu diperoleh dari x = 0. tentukan titik-titik stasioner dan jenisnya. tentukan nilai-nilai y untuk nilai x besar positif dan untuk x yang besar negative. Contoh : Diketahui persamaan y = f(x) = 3x – x3, tentukan : Tentukan titik potong dngan sumbu x dan sumbu y. Nilai stasioner dan titik stasioner. Nilai y untuk x besar positif dan untuk x besar negative. Titik Bantu Jawab: i. Grafik memotong sumbu x, bila y = 0. Y = 0 = 3x – x3 ↔ 0 = x (3 – x2) ↔ 0 = x ( - x ) ( + x) Titik potong sumbu x adalah (0,0), ( ,0), (- ,0) ii. memotong sumbu y, jika x = 0 y = 3x – x3 y = 3.0 - 03 y = 0 titik potong sumbu y adalah (0,0) Syarat stasioner adalah : f’ (x) = 0 f’ (x) = 3 – 3x2 ↔ 3 (1 - x 2) ↔ 3 (1 – x) (1 + x) x = 1, x = -1 untuk x = 1, f(1) = 3(1) – (1)3 = 2 x = -1, f(-1) = 3(-1) – (-1)3 = -2 nilai stasionernya : y = 2 dan y = -2 titik stasioner : (1,2) dan (-1,-2) y = 3x – x2 , untuk nilai x besar maka bilangan 3 dapat diabaikan terhadap x, sehingga y = -x3. Jika x besar positif maka y = besar negative dan jika x besar negative maka y besar positif. Titik Bantu x -2 2 -3 3 … , y 2 -2 18 -18 … DALIL RANTAI UNTUK MENENTUKAN TURUNAN Apabila y = f(g(x)) maka y’ = f’ (g(x)). g’(x) Dari rumus y = f(g(x)) → y’ = f’ (g(x)). g’(x) Jika g(x) = u→ g’ (x) = dan f(g(x)) = f(u) → y = f(u) → = f’(u) = f’(g(x)) Maka f’(x) = f’ (g(x)). g’(x) dapat dinyatakan ke notasi Leibniz menjadi Dan bentuk tersebut dapat dikembangkan jika y = f ( u(v)) maka: Contoh: Dengan notasi Leibniz tentukam yurunan dari : a. y = (x2 – 3x) b. y = cos5 ( ) Jawab: y = (x2 – 3x) missal : u = x2 – 3x → = 2x – 3 y = u → = Sehingga : = .(2x – 3) = y = cos5 ( ) Misal: v = → = -2 u = cos v → = - sin v = - sin ( ) y = u5 → = 5u4 = 5(cos v)4 Sehingga : = 5(cos v)4 . - sin ( ) . -2 = 10 (cos v)4 sin ( ) = 10 (cos( ) )4 sin ( ) BUKU ACUAN ( REFERENSI ) : Wilson simangunsong, 1991, Matematika Dasar, Erlangga, Jakarta. Mursita,Danang, 2006, Matematika Dasar Perguruan Tinggi, Rekayasa Sains, Bandung. Purcell, Edwin J.,1996, Kalkulus dan Geometri Analitis 1, Terbitan IV, (terj . dari bhs.Inggris oleh I Nyoman Susila, dkk), Penerbit Erlangga.

ANALISIS EJAAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dekenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16 Agustus 1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD mencakup penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf besar (kapital), tanda koma, tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya, tanda petik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda elips, dan tanda garis miring.
Setelah menguasai EYD barulah seseorang baru bisa membuat sebuah kalimat. Kalimat-kalimat tersebut dibuat berdasarkan EYD yang diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972. Semua orang tentu bisa membuat sebuah kalimat, tetapi tidak semua orang bisa membuat sebuah kalimat yang efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi dari pembicara atau penulis kepada lawan bicara atau pembaca secara tepat. Ketepatan dalam penyampaian informasi akan membuahkan hasil, yaitu adanya kepahaman lawan bicara atau pembaca terhadap isi kalimat atau tuturan yang disampaikan.
Paragraf merupakan gabungan dari beberapa kalimat yang mempunyai satu gagasan. Dengan adanya paragraf pembaca dapat dengan mudah mengenali topik-topik yang dibahas dalam sebuah tulisan. Oleh karena itu paragraf sangat diperlukan karena memudahkan pembaca dalam memahami suatu tulisan. Tetap tidak semua paragraf membantu pembaca dalam memahami bacaan, karena suatu paragraf yang baik mempunyai standar-standar tertentu agar para pembaca dengan mudah memahami suatu bacaan. Dalam pembuatan karya ilmiah seperti skripsi, makalah, buku diperlukan pemahaman yang baik tentang tata bahasa Indonesia. Syarat yang paling utama yang harus dikuasai oleh seorang penulis adalah pemahaman tentang EYD, kalimat efektif serta cara membuat paragraf yang baik. Oleh karena itulah penulis merasa perlu mengangkat tema tersebut dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta pembaca sekalian.

1.2  Rumusan masalah
Penulis  menetapkan rumusan  masalah yang akan di bahas  yaitu :
1.2.1    Analisis Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Ragam Media dalam Surat Kabar ?
1.2.2    pengertian  ejaan ?

1.3  Tujuan
1.3.1    dapat menganalisis kesalahan ejaan bahasa indonesia  ragam media dalam surat kabar.
1.3.2    menjelaskan pengertian ejaan      
              
                                 




BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Analisis Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Ragam Media dalam Surat Kabar      

2.1.1. Kcsalahan Berbahasa
Menurut Dulay (dalam Tarigan, 1995) kesalahan adalah bagian konversi atau komposisi yang menyimpang dari beberapa norma baku atau n1orma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa.
Menurut Tarigan (1990) kesalahan adalah upaya sang pembelajar mengikuti kaidah-kaidah yang diyakininya, atau yang diharapkannya, benar atau tepat tetapi sebenarnya salah atau tidak tepat dalam beberapa hal. Menurut
KBBI (2005) kesalahan adalah suatu perihal yang tidak betul atau tidak benar; kekeliruan; kealpaan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa adalah suatu hal yang menyimpang dari kaidah-kaidah berbahasa yang benar.
Menurut Tarigan (199) unsur-unsur yang termasuk ke dalam kategori kesalahan berbahasa Indonesia sebagai berikut

2.1.2. Kesalahan Fonologi
a.Kesalahan Ucapan
Kesalahan ucapan adalah kesalahan mengucapkan kata sehingga menyimpang dari ucapan baku atau bahkan menimbulkan perbedaan makna.
b.Kesalahan Ejaan
Kesalahan ejaan adalah kesalahan menuliskan kata atau kesalahan menggunakan tanda baca.

2.1.3. Kesalahan Morfologi
Kesalahan morfologi adalah kesalahan inemakai bahasa disebabkan oleh salah memilih afiks, salah menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk, dan salah memilih bcntuk kata.

2.1.4. Kesalahan Sintaksis
Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel.

2.1.5. Kesalahan Leksikon
Kesalahan leksikon adalah kesalahan memakai kata yang tidak atau kurang tepat.

2.2. Pengertian Ejaan
Menurut Chaer (2006) ejaan adalah konvensi grafts, perjanjian di antara anggota masyarakat pemakai suatu bahasa untuk menuliskan bahasanya, yang berupa  fonem dengan huruf, mengatur cara penulisan kata dan penulisan kalimat, beserta dengan tanda-tanda bacanya.
Wirjosoedarmo (1984) berpendapat bahwa ejaan adalah aturan menuliskan bunyi ucapan dalam bahasa dengan tanda-tanda atau lambang-lambang.
Menurut Arifin (2004) ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Selanjutnya secara teknis, ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
Keraf (1984) berpendapat bahwa ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang-larnbang bunyi-ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambang-lambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa.
Kridalaksana (2008) mengemukakan bahwa ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis menulis yang distandarisasikan. yang la/irn mempunyai 3 aspek, yakni aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfcmis, dan aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.
Menurut KBBI (2005) ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi bahasa dengan kaidah dalam bentuk tulisan yang mempunyai 3 aspek, yakni aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonern dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfeinis, aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.     

2.2.1 Beberapa Hal yang Terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia
Menurut EYD (1996), hal-hal yang terdapat dalam ejaan  bahasa Indonesia adalah sebagai berikut    

2.2.1.1. Pemakaian Huruf    
a).Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf a sampai dengan z.
b).Huruf vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan n.
c), Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d,J\ g, h, j, k, I, r/i, n, p, q, r, ,v, /, v, w, x, y, dan z.
d). HurufDiftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, an, dan oi.
e). Gabungan-HurufKonsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.






BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dari makalah kami ,dapat kami simpulkan  bahwa ejaan adalah pe nggambaran bunyi ,bahasa,,kalimat dengan kaidah tulisan  yang di standarisasikan .ada 3 asfek dalam ejaan yaitu asfek fonologi,asfek morfologis,dan asfek sintaksis.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan penyempurnaan dari ejaan-ejaan sebelumnya. EYD diresmikan pada saat pidato kenegaraan memperingati HUT Kemerdekaan RI XXVII, 17 Agustus 1972. kemudian dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. EYD ini hasil kerja panitia ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk pada tahun 1966

           
3.2. SARAN
Sebaiknya pada materi ini untuk lebih kita memahaminya kita harus lebih paham,menganalisis dengan teliti dengan begitu  kita mendapatkan wawasan yang lebih luas
Kemudian untuk kemajuan dari pembuat makalah dan pembaca di harapkan kritik dan sarannya untuk kesempurnaan makalah kini






                                      DAFTAR PUSTAKA
Dulay.1995. kesalahan berbahasa. (online).(http://blog-indonesia.com/blog-archive-63html ,di akses pada tanggal 13 juli 2012 ).
Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan. 1990. Analasis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Arifin, E. Zaenal. 2004. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.

Depdikbud. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan & Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: CV Pustaka Setia.

KBBI.2005.analisiskesalahan ejaan(online).(http://lutfiluphy.blogspot.com/2012/04/pengertian-analisis-kesalahan-berbahasa.html ,di akses pada tanggal 13 juli 2012)
Chaer.2006.ejaan.(online).(http://rangrangbuana.blogspot.com/2011/02/makalah-analisis-ejaan.html , di akses pada tanggal 13 juli 2012 )
Wirjosoedarmo.1984.pengertian ejaan. (online).(http://tataaramadhani.blogspot.com/2011/04/ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html , di akses pada tanggal 13 juli 2012.
Arifin. 2004. Ejaan .(online).(http://tataaramadhani.blogspot.com/2011/04/ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html , di akses pada tanggal 13 juli 2012).
Keraf.1984.pengertian ejaan. (online).(http://tataaramadhani.blogspot.com/2011/04/ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html , di akses pada tanggal 13 juli 2012 ).
Kridalaksana.2008.pengertian ejaan. (online).(http://tataaramadhani.blogspot.com/2011/04/ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html , di akses pada tanggal 13 juli 2012 ).
KBBI.2005.ejaan. (online).(http://tataaramadhani.blogspot.com/2011/04/ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html , di akses pada tanggal 13 juli 2012 ) .